Digrebek, Terapis Spa Plus-plus di Denpasar Ini Ada yang Bawa Mobil Pribadi
Tiga terapis plus-plus ‘Pradiv Spa’ di Jalan Tukad Unda VIII, Denpasar kelimpungan begitu diminta masuk ke dalam mobil dinas Satpol PP
Editor:
Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Tiga terapis plus-plus ‘Pradiv Spa’ di Jalan Tukad Unda VIII, Denpasar kelimpungan begitu diminta masuk ke dalam mobil dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar, Rabu (31/5/2017).
Ada yang pasrah, ada yang sontak menangis, dan ada yang bergegas menuju mobil Honda Brio yang parkir di samping lokasi Spa tersebut.
Terapis ini ngotot berangkat ke kantor Satpol PP Denpasar menggunakan mobil pribadinya.
"Saya bawa mobil ke sana ya Pak? Boleh kan ya... kasian mobil saya sendiri disini," kata terapis berinisial AP.
Sebelumnya, spa tersebut sempat disegel Satpol PP Denpasar lantaran bodong alias tidak berizin itu.
Sejumlah petugas Satpol PP pun tampak celingak celinguk, dan membiarkan wanita itu memindahkan mobilnya, kemudian, memintanya masuk ke mobil Satpol PP untuk diperiksa di kantor Satpol PP Denpasar Jalan Kecubung, Denpasar.
Pada Maret 2017 kemarin, spa tersebut sempat pula digerebek oleh Tim Unit Cyber Crime Polda Bali akibat mensosialisasikan terapis secara terang-terangan lewat media sosial.
Waktu itu, tiga pemilik spa diamankan, dan sejumlah barang disita.
Saat digerebek oleh tim Unit Cyber Crime Polda Bali Maret lalu, lokasi spa itu masih bernama Praja Spa.
Sedangkan, kini namanya Pradiv Spa dengan terapis yang diduga sama.
Kepala Satpol PP Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana mengatakan, penggerebekan itu dilakukan berawal dari adanya laporan dari masyarakat.
Setelah dicek, ternyata benar, Satpol PP menemukan ternyata masih ada aktivitas bahkan ada Spa baru yang diduga modus operasinya sama, yaitu bisnis prostitusi berkedok spa.
"Dan sekarang kita juga lakukan tegas dengan menyegel, menutup tempat ini. Artinya tidak boleh ada aktivitas lagi," kata Alit Wiradana kepada Tribun Bali
Sayangnya, waktu digerebek kemarin, tak satupun pihak yang mau mengungkap siapa pemilik spa esek-esek tersebut.
Bahkan, sejumlah pegawai termasuk para terapis yang bekerja disana tidak mengetahui siapa sebenarnya "tuan" mereka.
"Saya tidak tahu, kami semua tidak tahu siapa pemiliknya. Yang jelas, setiap bulan orang ada yang bawakan gaji. Bukan bosnya langsung," kata Putu Mei, house keeping Pradiv Spa kepada Tribun Bali.
Di lokasi yang terkenal sebagai sarang mesum berkedok spa ini sebenarnya terdapat 11 terapis yang setiap hari siap melayani para lelaki hidung belang.
Namun, mereka bertugas sesuai shif.
"Kebetulan pagi ini yang tugas 3 orang saja. Bukanya dari jam 2 siang sampai jam 10 malam," kata Mei.
Disana juga terdapat 11 kamar massage yang lengkap berisi tempat mandi berlapiskan kaca.
Di luarnya, terlihat pula satu kolam berenang berukuran sekitar 10 x 7 meter.
Saat diwawancara, sejumlah terapis mengaku dirinya baru belajar massage pengunjung, bahkan ada yang mengaku baru datang tiga hari lalu dari Jakarta.
"Saya baru disini. Baru aja belajar uda kena gini. Baru tiga hari saya Pak," kata NF sembari mengeluarkan air mata.
Untuk mencegah Spa Esek-Esek Bodong ini kembali beroperasi, Satpol PP Denpasar kemarin langsung menyegel tempat tersebut. (*)