Sabtu, 27 September 2025

Gerhana Bulan

Para Pemburu Bulan Kecewa Gerhana Bulan Fenomenal Sama Sekali Tak Terlihat di Bali

Di antara khusuk malam itu, terlihat juga sejumlah warga yang khusus datang ke pantai ini untuk melihat penampakan gerhana.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/I Putu Supartika
Sejumlah umat Hindu melakukan persembahyangan di Pura Campuhan Windhu Segara, Padang Galak, Kesiman, Denpasar. Pada Rabu (31/1/2018) bertepatan dengan Purnama ke Ulu dan juga fenomena gerhana bulan merah, namun karena mendung penampakan bulan tidak terlihat. TRIBUN BALI/I PUTU SUPARTIKA 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Debur ombak memecah keheningan malam Pantai Padang Galak, Denpasar, Bali.

Puluhan pemedek terlihat mencakupkan tangan dengan khusuk di depan pelinggih Pura Campuhan Windhu Segara.

Di antara khusuk malam itu, terlihat juga sejumlah warga yang khusus datang ke pantai ini untuk melihat penampakan gerhana.

Namun para pemburu gerhana ini kecewa karena sang bulan tak juga nampak.

Rabu (31/1/2018) malam, bertepatan dengan Rahina Purnama Kewulu, puluhan pemedek terlihat memadati areal Pura Campuhan Windhu Segara, Padang Galak, Denpasar.

Dengan menggunakan pakaian adat dan membawa sesaji mereka datang.

Selain persembahyangan, terlihat pula di antara mereka yang melukat.

Tak ketinggalan juga, beberapa dari mereka ada yang duduk di tepi pantai melakukan semadhi sambil menghidupkan api unggun.

Baca: Fifi Sebut Julianto Tak Juga Tinggalkan Veronica Meski Sudah Diperingatkan Ahok

Sesekali bau dupa diterbangkan angin yang cukup kencang tercium hingga ke jaba pura.

Di sisi lain dari mereka terlihat banyak warga yang menanti terlihatnya bulan.

Padahal mereka sudah menyiapkan segala keperluan untuk menyaksikan pemandangan langka itu.

Ketut Fajar, dengan dua temannya telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang.

Penampakan Gerhana Bulan Total (Super Blood Moon) diambil dari Kawasan Planetarium, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (31/1/2018). Fenomena langka gerhana bulan total yang terakihir kali terjadi 152 tahun lalu terlihat tidak sempurna dari wilayah Jakarta dikarenakan awan mendung. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Penampakan Gerhana Bulan Total (Super Blood Moon) diambil dari Kawasan Planetarium, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (31/1/2018). Fenomena langka gerhana bulan total yang terakihir kali terjadi 152 tahun lalu terlihat tidak sempurna dari wilayah Jakarta dikarenakan awan mendung. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Datang ke Pantai Padang Galak pukul 19.30 Wita, ia membawa kamera lengkap dengan tripod dan juga tikar.

Namun sayang, mendung begitu tebal menggelayut di arah timur. Bulan pun tak tampak walau hanya seujung kuku.

"Tadi saya lihat berita, di Makassar sudah mulai gerhananya, jadi saya langsung ke sini. Ekspektasi saya di sini juga sudah mulai," kata Fajar sambil membereskan perlengkapan yang dibawanya.

Ketut Fajar yang asli Klungkung dan tinggal di Tohpati kecewa sesampainya di Pantai Padang Galak.

Bukan gerhana yang ia temui, mendung yang tebal di langit yang dilihatnya.

Baca: Suara Presiden Meninggi: Kalau Dapat Stan Dekat Kamar Kecil Nggak Usah Ikut Pameran

Bukan hanya Fajar saja yang kecewa, puluhan fotographer lainnya juga kecewa.

Menurut Fajar, sebelumnya 15-an mobil terparkir di sana, dan lebih dari tiga puluhan orang duduk di bibir menanti gerhana.

Lama tidak tampak, satu per satu dari mereka pergi meninggalkan tempat itu.

Warga asal Sanur, Agustama juga kecewa.

Agustama yang habis melakukan persembahyangan di Pura Jagatnatha Denpasar menyempatkan diri ke Pantai Padang Galak dengan harapan bisa melihat gerhana.

Warga menyaksikan Gerhana Bulan Total (Super Blood Moon) melalui teleskop dari Kawasan Planetarium, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (31/1/2018). Planetarium Jakarta menyiapkan 16 teleskop bagi warga yang ingin melihat fenomena langka gerhana bulan total yang terakihir kali terjadi 152 tahun lalu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga menyaksikan Gerhana Bulan Total (Super Blood Moon) melalui teleskop dari Kawasan Planetarium, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (31/1/2018). Planetarium Jakarta menyiapkan 16 teleskop bagi warga yang ingin melihat fenomena langka gerhana bulan total yang terakihir kali terjadi 152 tahun lalu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Akan tetapi kenyataan berkata lain. Mendung, angin dan gelombang laut yang cukup kencang yang ia dapati.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar memangamati pergerakan gerhana bulan total atau Super Blue Bloodmoon melalui teropong pemantau gerhana.

Namun untuk di Bali secara keseluruhan masih gelap tertutup awan karena kondisi mendung.

Baca: Tidak Ada Politik Tingkat Dewa Pak Ahok

Kepala BMKG Wilayah III Denpasar, Muhammad Taufiq mengatakan, secara keseluruhan di Indonesia hanya ada empat tempat yang bisa melihat dan untuk Bali masyarakat tidak bisa melihatnya.

"Total hanya ada empat lokasi Banda Aceh, Jakarta, Bengkulu, dan Jayapura, untuk di Bali keseluruhan tidak bisa melihat karena cuaca berawan. Dengan pengamatan Citra di Bali ini ketebalan awan cukup tinggi, sehingga menghalangi terlihatnya gerhana bulan," kata Muhammad Taufiq, Rabu (31/1/2018).

BMKG Wilayah III Denpasar mengamati pergerakan gerhana bulan total dengan menggunakan alat pemantauan yakni kamera DSRL dan teropong hilal.

Hingga pukul 22.00 Wita, gerhana bulan total tetap tidak bisa terlihat karena tertutup awan tebal.

Gerhana bulan total 31 Januari 2018 ini merupakan anggota ke 49 dari 73 anggota pada sero Saros 124.

Supermoon adalah gerhana bulan total yang terlihat lebih besar karena posisi bulan lebih dekat dengan jarak rata-ratanya.

Sedangkan blood moon adalah bulan purnama muncul secara penuh dan warna bulan juga akan terlihat lebih besar sehingga disebut blood moon.

Sayangnya masyarakat Bali tidak bisa melihat peristiwa tersebut, padahal fenomena ini tergolong langka karena baru terjadi sejak 152 tahun lalu.

Gerhana bulan ini terjadi selama 1 jam 16 menit yang didahului dengan gerhana bulan sebagian yang terjadi pada pukul 19.48 Wita.

Gerhana bulan total akan berlangsung pada pukul 20.51 Wita dan berakhir pada pukul 22.07 Wita.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan