Makan Normal Sehari 2 Kali, Tapi Siswi SMP di Lamongan Hampir 200 Kg, Sampai Tidak Bisa Sekolah
Jika umumnya siswa putus sekolah karena alasan biaya, tidak dengan Silvia Dwi Susanti (15), seorang gadis warga Desa Cangkring, Lamongan ini
Padahal sebelumnya, tidak ada tanda-tanda kelainan ketika Silvia dilahirkan.
Ia lahir dalam kondisi normal layaknya bayi pada umumnya, dengan berat badan kurang lebih 4 kg.
Diah Setyorini, kakak Silvia mengungkapkan, orangtuanya sudah berupaya melakukan pengobatan terhadap kondisi berat badan Silvia yang kian meningkat itu di antaranya, dengan pengobatan tradisional.
Sejauh ini upaya itu belum membuahkan hasil dan tubuh Silvia terus bertambah membesar.
"Yang bisa kami lakukan hanya sebatas pengobatan cara tradisional," katanya.
Diah menyadari adiknya sampai tidak mau melanjutkan pendidikan, karena saat kelas 4 kerap jadi ledekan teman-temannya.
Sementara menurut Misri, ibu Silvia, obesitas yang diderita anaknya itu sudah ada tanda-tanda sejak kecil.
Hanya saja, kegemukan yang dialami Silvia semakin berkembang sejak MI. Untuk sementara, belum ada rencana untuk memeriksakan Silvia ke pengobatan modern karena Silvia masih tertutup dan malu keluar rumah.
Silvia juga masih takut jika ketemu orang asing dan orang-orang yang memakai seragam.
"Untuk sementara ini dari keluarga sudah pernah berupaya mencari obat ke Jakarta, tetapi ternyata bukan malah kurus tetapi tambah gemuk," papar Mulyono, paman Silvia.
Akibat obesitas yang dideritanya ini, kini Silvia tidak bisa menikmati masa remaja layaknya teman-teman seusianya.