Selasa, 2 September 2025

Imam Meneteskan Air Mata Ditunjukkan Balok Kayu yang Menghantam Kepala Putrinya saat Sedang Salat

Imam sempat diperlihatkan balok yang digunakan untuk memukul anaknya. Saat melihat balok itu, dirinya tak sadar meneteskan air mata.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Kaltim/Nevrianto Hardi Prasetyo
Merissa Ayu Ningrum (20) mahasiswi korban pemukulan di Masjid Al Istiqomah terpaksa menggunakan penutup mata layaknya bajak laut, akibat pukulan yang didapatkannya saat sedang salat dzuhur, Kamis (3/1/2019). TRIBUN KALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Imam Mustofa (59), ayah dari Merissa Ayu Ningrum (20), korban pemukulan saat tengah menjalankan ibadah salat dzuhur di Masjid Al Istiqomah, Jalan P Antasari, Jumat (28/12/2018) tampak sedih.

Saat anak keempatnya itu menjadi korban pemukulan, Imam Mustofa bersama istri, serta anak bungsunya sedang berada di Malang, Jawa Timur, terkait urusan pekerjaan, sekaligus mendatangi keluarga.

Pada Jumat (28/12/2018) sore lalu, Imam Mustofa yang juga pengurus masjid di wilayah Karpotek mengaku sempat melihat pesan masuk ke grup WhatsApp pengurus masjid yang berisi tentang video pemukulan anaknya di masjid.

Namun, saat itu dirinya tidak menyadari kalau wanita di video itu merupakan anaknya.

Saat itu dia sempat mengumpat ketika melihat video itu, karena si pemukul tidak berprikemanusiaan, terlebih menyerang korbannya saat sedang salat.

"Ketika saya lihat dengan istri saya, saya sempat mengumpat, karena kok tega betul yang mukul itu. Saat itu belum tahu kalau itu anak saya sendiri, karena tulisannya di video itu ibu-ibu," jelasnya kepada Tribun Kaltim, Kamis (3/1/2019) malam.

Baca: Polisi Ringkus Pemukul Mahasiswa yang Sedang Salat di Masjid Samarinda

"Besoknya (29/12/2018) saya baru tahu kalau yang di video itu anak saya sendiri, adiknya yang beri tahu, dia lagi buka ponsel, dapati berita soal pemukulan itu," tambahnya.

Mengetahui anaknya yang jadi korban, Imam sempat tidak nafsu makan, bahkan hampir pingsan.

Dia pun sempat memarahi anak-anaknya yang di Samarinda karena tidak memberitahukan peristiwa itu kepadanya.

Rencana kembali ke Samarinda pada 2 Januari 2019 pun hendak dipercepatnya.

Namun karena telah membeli tiket pesawat PP dan tidak bisa dimajukan tanggalnya, akhirnya Imam tetap kembali ke Samarinda sesuai dengan tanggal yang direncanakan.

Alasan anak-anaknya tidak mau memberitahukan kejadian itu karena khawatir dengan kesehatan dirinya, pasalnya Imam mengidap sakit jantung yang cukup akut.

"Saya sudah 13 tahun sakit jantung, sudah bolak balik rumah sakit, makanya mereka tidak mau beri kabar. Saya hubungin semua, pengurus masjid di Karpotek, keluarga, dan pengurus masjid Al Istiqomah, bahkan anak saya yang laki-laki ke Sangasanga juga nyari pelaku," jelasnya.

"Kalau anak saya duluan yang dapati pelaku, balok bayar balok. Tapi alhamdulillah polisi sudah berhasil nangkap pelaku," ungkapnya.

Rabu (3/1/2019) siang kemarin, Imam ke Polresta Samarinda guna mengucapkan terima kasih kepada kepolisian yang telah bekerja keras menangkap pelaku pemukulan terhadap anaknya.

Bahkan, Imam sempat diperlihatkan balok yang digunakan untuk memukul anaknya.

Saat melihat balok itu, dirinya tak sadar meneteskan air mata.

Pelaku pemukulan terhadap mahasiswi yang sedang shalat di masjid Al Istiqomah Samarinda akhirnya diamankan personel kepolisian gabungan, dari Polda Kaltim, Polresta Samarinda serta Polsek jajaran, Rabu (2/1/2019).
Pelaku pemukulan terhadap mahasiswi yang sedang shalat di masjid Al Istiqomah Samarinda akhirnya diamankan personel kepolisian gabungan, dari Polda Kaltim, Polresta Samarinda serta Polsek jajaran, Rabu (2/1/2019). (TRIBUN KALTIM/NEVRIANTO HARDI P)

"Sempat nangis saat ditunjukkan kayunya. Saya ke Polres mau ucapkan terima kasih, malam tahun baru mereka tetap cari pelaku," ucap pria lima anak tersebut.

Dia meyakini keterangan pelaku yang hanya butuh uang Rp 15 ribu untuk beli makan hanyalah alasan yang dibuat-buat saja.

Dia menduga pelaku memang ingin mengambil motor yang digunakan oleh anaknya.

"Sama orang masjid dikasih uang, dikasih makan, dia itu mau curi motor. Mudah-mudahan hukuman lebih tinggi, kalau dibawah lima tahun terlalu ringan," tegasnya.

Pembengkakan Saraf Mata
Imam mengaku saat ini dirinya fokus untuk kesembuhan anaknya. Pasalnya tiga bagian tubuh anaknya masih terus harus dilakukan pemeriksaan, di kepala bagian belakang, mata kiri dan telingan kiri.

Bagian mata yang paling membuatnya khawatir.

Walaupun telah diperiksakan dan diberi obat oleh dokter, namun hingga saat ini mata anaknya belum menunjukkan tanda-tanda kemajuan.

Mata kiri Ayu masih belum dapat melirik ke kiri, lalu Ayu merasa pusing ketika mata kirinya digunakan untuk melihat, dan kabur jika digunakan untuk melihat.

Baca: Siswa SMA Tewas Ditikam, Pelaku: Dari Pada Aku yang Kau Matikan, Lebih Baik Kau yang Ku Matikan

"Kata dokter ada pembengkakan saraf mata, selama ini masih dikasih obat, tapi kalau tidak ada perubahan ya mau tidak mau dioperasi. Untuk telinganya dia merasa masih seperti ada airnya, sedangkan kepalanya masih dirasakannya pusing," urainya.

Tidak henti-hentinya Imam mengucapkan syukur karena anaknya masih diberikan keselamatan, karena kepala bagian belakang merupakan area vital yang dapat menyebabkan kematian jika terkena benturan keras.

"Alhamdulillah masih dilindungi. Saya punya teman dokter, dia bilang anak saya ini kuat, pukulan pertama masih bisa gerak, jadi sarafnya tidak berhenti," jelasnya.

Sementara itu, Ayu menjelaskan pada tanggal 7 Januari 2019 mendatang, dirinya tetap akan ke kampus untuk mengikuti ujian semester.

Baca: Hingga Jumat Pagi Sudah 13 Kali Gempa Letusan Gunung Anak Krakatau

Guna menghindari pusing, dan pandangan tidak fokus, dia akan menutup mata kirinya dengan penutup mata menyerupai bajak laut.

"Ia, nanti pakai penutup mata saat ujian. Karena kalau melihat buka mata kiri, pandangan kabur karena tidak fokus, makanya pusing. Membaca pun harus lebih dekat sekarang," ucap mahasiswi jurusan Psikologi, Universitas 17 Agustus 1945 itu.

Di Kamis (3/1/2019) malam itu juga, pengurus Masjid Al Istiqomah datang ke rumahnya untuk bersilaturahmi, serta memberikan dukungan kepada Ayu dan keluarga.

Artikel ini telah tayang di Tribunkaltim.co dengan judul Masih Memar Akibat Dipukul saat Shalat di Masjid, Mahasiswi Samarinda Gunakan Penutup Mata

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan