Diduga Korban Berita Hoaks, Tujuh Remaja Bunuh Seorang Pria di Malang
Dari hasil penyelidikan, pelaku yang berjumlah tujuh orang membunuh Suyono akibat informasi yang salah atau hoaks.
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Kasus pembunuhan terhadap Sutoyo (34) akhirnya terungkap.
Dari hasil penyelidikan, pelaku yang berjumlah tujuh orang membunuh Suyono akibat informasi yang salah atau hoaks.
Kasatreskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi Arya Wiguna mengatakan, otak pembunuhan, SW, mendapat informasi di media sosial bahwa keluarganya ditangkap karena kasus narkoba akibat informasi dari korban.
"Jadi ini memang murni salah sasaran dan tidak berdasar bahwa korban ini informan," katanya saat konferensi pers di Mapolres Malang Kota, Kamis (4/4/2019).
Otak pembunuhan yang merupakan seorang perempuan berusia 20 tahun, lalu menyampaikan informasi hoaks kepada enam temannya. Yakni AW (21), ADY (23), I (17), D (17) B (15), K (15) dan Q (18) yang masih buron.
Baca: Sidang Dakwaan Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos
Wakapolres Malang Kota, Kompol Bambang Christanto Utomo mengatakan, dari tujuh pelaku yang ditangkap, dua orang terdiri dari perempuan dan disebut sebagai otak pembunuhan, yakni SW dan B.
Pelaku juga terdiri dari anak di bawah umur, yakni I, D, B dan K.
"Kronologinya, pelaku perempuan menjemput korban di Kafe Union pukul 2.30 WIB, setelah itu (para pelaku) membawa korban ke Jembatan Gadang," katanya.
"Di Jembatan Gadang, sudah ditunggu oleh lima orang temannya. Setelah turun, para pelaku melihat korban dan timbul rasa emosi, langsung memukuli korban," katanya.
Setelah tersungkur akibat dipukul, salah satu pelaku langsung menusukkan pisau ke tubuh Suyono yang menyebabkan korban tewas.
"Jadi rencana awalnya untuk dipukuli, tapi ada salah satu tersangka yang membawa sajam. Mungkin karena emosi, langsung ditusukkan pada korban," katanya.
Ada empat luka tusukan di dada dan di perut korban. Peristiwa pembunuhan itu terjadi pada Selasa (2/4/2019) dini hari di Jembatan Gadang, Kota Malang.
Polisi berhasil mengungkap kasus itu berdasarkan pada kamera tersembunyi (CCTV) yang ada di sekitar lokasi.
Kronologi pembunuhan Sutoyo, seorang duda di jembatan Gadang kota Malang,.
1. Korban Dijemput Dua Tersangka
Kasat Reskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi Arya Wiguna, menyebut korban sempat mengantarkan dua perempuan sebelum kejadian.
"Pada saat itu, korban sempat mengantarkan dua orang perempuan ke Pasar Gadang setelah pulang dari tempat hiburan malam.
Satu di antara perempuan itu merupakan sepupu korban yang bernama Bella.
Wakaporles Malang Kota, Kompol Bambang Christanto Utomo mengatakan bahwa pembunuhan itu berawal saat tersangka SW dan B (15) menjemput korban dari Cafe Union pada Selasa sekitar pukul 02.30 WIB.
Setelah itu korban dibawa ke Jembatan Gadang, dan dihajar secara membabi buta oleh tersangka.
Bahkan korban pun sempat ditusuk di bagian perut oleh salah satu pelaku.
Kemudian korban lari, lalu terjatuh di Jembatan Gadang.
Sutoyo, sang korban kemudian ditemukan meninggal pada dini hari.
“Setelah turun, para pelaku melihat korban. Lalu timbul rasa emosi, kemudian tersangka memukuli korban,” kata Bambang kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (4/4/2019).
Sutoyo kemudian ditemukan meninggal pada dini hari.
2. Korban Ditusuk di Bagian Dada
Dari hasil identifikasi, Tim Inafis Polres Malang Kota menemukan beberapa luka tusuk di bagian dada korban.
Lalu di bagian kepala Sutoyo ada luka memar. Di bibir Sutoyo juga ada luka lecet.
Barang bukti yang diamankan oleh polisi berupa Honda Beat N 4039 AAB, sandal yang dipakai pelaku dan handphone.
"Jadi korban dipukuli, ditusuk dan diseret sebelum meninggal dunia," tambah Komang.
3. Dendam Jadi Motif Para Pelaku
Bambang Christanto Utomo menjelaskan tersangka menduga korban adalah informan polisi terkait kasus narkoba.
Sebab, anggota keluarga seorang tersangka pernah dijebak oleh korban sehingga masuk ke penjara.
“Jadi satu anggota keluarga tersangka ini diduga pernah dilaporkan oleh korban ke polisi terkait kasus narkoba,” ucap Bambang.
4. Tujuh Orang Tersangka Diamankan
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi Arya Wiguna menyebut, pembunuhan di Jembatan Gadang mengarah ke motif dendam.
Hal itu ia dapati saat melakukan penyelidikan kepada 10 orang saksi, termasuk dua perempuan yang korban bonceng
Saat ini polisi sudah mengamankan tujuh orang terkait peristiwa tersebut.
Kasat Reskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi Arya Wiguna, saat dihubungi membenarkan anggotanya menangkap para pelaku yang berjumlah tujuh orang.
"Ya, anggota kami telah menangkap tujuh orang pelaku yang menyebabkan satu orang meninggal dunia di Gadang," ucapnya.
Informasi yang SURYAMALANG.com himpun ke 7 orang terduga pelaku itu bernama IBS (17) dan AW alias Tyas (21). Mereka warga Jalan Tutut, Kelurahan Arjowinangun, Kota Malang.
Lalu DR (18), warga Dusun Bunder, Kelurahan Ampeldento, Karangploso, Kabupaten Malang.
Tersangka lain, ADY (24) warga Jalan Mayjen Sungkono Gang VI Malang
SW (21) warga Jalan Kyai Parseh Jaya Kota Malang.
KA (16), warga Jalan Teluk Grajakan Barat Kota Malang
BWP (15) warga Jalan S Supriadi Kota Malang.
Barang bukti yang diamankan oleh Polisi berupa motor Honda Beat Nopol N 4039 AAB, sandal yang dipakai pelaku dan handphone.
Dari tujuh tersangka yang sudah ditangkap, dua orang merupakan otak pembunuhan terhadap korban.
“Otak pembunuhan adalah tersangka SW (20), dan I (17),” tambah Bambang Christanto Utomo.
Tujuh tersangka pembunuhan tersebut adalah pengangguran dan anak putus sekolah.
Dari tujuh tersangka yang sudah ditangkap, empat tersangka masih di bawah umur.
“Semua tersangka tidak bekerja."
"Tersangka yang di bawah umur juga sudah putus sekolah,” kata Bambang.
5. Keterangan Kakak Korban
Sementara itu, menurut kesaksian Sriyana, kakak kandung korban, adiknya memang sering pergi ke Kota Malang.
Sriyana hanya mengetahui adiknya itu telah bekerja di Kota Malang karena diajak oleh temannya.
"Adik saya saat di rumah (Gondanglegi) bekerja membuat batu bata.
Tapi sudah sebulan lebih ini tidak bekerja. Saya tahunya sudah kerja di Kota Malang," ucap Sriyana di kamar mayat RSSA Malang.
Kini Sriyana hanya bisa menangisi kepergian adiknya.
Korban merupakan duda dan meninggalkan seorang anak berusia lima tahun.
"Dulu adik saya sudah menikah, tapi cerai."
"Kadang anaknya juga diasuh oleh ibu saya," tandasnya.
Sumber: Kompas.com