Pilpres 2019
Edy Rahmayadi Sebut 'Kampungan' Jika Ada Kepala Daerah yang Berpihak Kepada Calon Presiden
Edy Rahmayadi menyatakan kepala daerah 'kampungan' jika ada bupati atau wali kota yang meminta rakyat mendukung calon tertentu.
Editor:
Whiesa Daniswara
Edy Rahmayadi menyatakan kepala daerah 'kampungan' jika ada bupati atau wali kota yang meminta rakyat mendukung calon tertentu.
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengaku tidak akan memberikan dukungan apapun kepada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden.
Dirinya mengaku sempat kecewa kepada seorang Kepala Desa yang tidak dirinya sebutkan namanya dan daerah mana, saat kunjungan kerja.
Edy Rahmayadi menyampaikan, ada kepala desa yang menolak untuk menemuinya karena takut diarahkan memihak kepada satu di antara pasangan calon tersebut.
Baca: Edy Rahmayadi Sebut Ada Oknum ASN Jadi Intel yang Memantau Gerak-Geriknya
Baca: Diduga Ini Penyebab Edy Rahmayadi Mundur dari Ketum PSSI
Lantas Edy mengatakan, Ia menyatakan kepala daerah 'kampungan' jika ada bupati atau wali kota yang meminta rakyat mendukung calon tertentu.
"Saya masuk ke desa-desa sampai kemarin.
Ada kepala desa yang tidak boleh jumpa kepada gubernur, ya ampun.
Nanti takut kepala desanya diarahkan tidak memilih itu.
Kepala Daerah yang kampungan yang ikut-ikutan urusan (pilpres) itu," katanya pada saat Musrenbang tahun 2020, di Hotel Santika Dyandra, Jalan Kapten Maulana Lubis, Kota Medan, Jumat (12/4/2019).
Baca: Bukan Mengundurkan Diri, Organisasi Ini Disebut Melengserkan Edy Rahmayadi dari Ketum PSSI
Baca: Terungkap! Misteri di Balik Mundurnya Edy Rahmayadi
Lantas mendengar itu, Edy Rahmayadi menyampaikan, tidak ada kepala daerah itu dapat memerintahkan bawahannya untuk dapat berpihak kepada satu pasangan calon pun, karena harus menjaga netralitas.
"Gubernur urusannya bukan menyuruh rakyat dan aparatnya untuk memilih si A,B,C dan D.
Gubernur posisinya ada di tengah-tengah," ujarnya.
Menurutnya, Pemilihan Umum (Pemilu) itu adalah pesta demokrasi yang dirayakan dengan meriah oleh seluruh rakyat di Indonesia.
Baca: Nikmati Malam di Balige, Jokowi, Edy Rahmayadi, dan Moeldoko Kongkow di Kedai Kopi Partungkoan
Baca: IB Pernah Ditegur Edy Rahmayadi soal Sogok Wasit, Terulang Lagi?
Jadi, dirinya minta jangan pernah menganggu pesat rakyat dengan kepentingan pribadi dari atasan, karena dilandasi ketakutan.
Dirinya meminta untuk bersama-sama membangun Sumut walaupun pilihan berbeda-beda.
"Biarkan Rakyat melakukan pesta dalam demokrasi ini, jangan diganggu lagi, tujuan kita membangun ini.
Kita bergandengan bersama-sama, saya mau menyampaikan ini," ujarnya.
Baca: Edy Rahmayadi: Saya Harap PSSI Bersih
Baca: Edy Rahmayadi Larang Warga Saat Berfoto dengannya Acungkan Dua Jari
Seperti diketahui, cukup banyak bupati atau wali kota di Sumut mempunyai kedekatan atau hubungan kekerabatan dengan calon presiden dan calon anggota legislatif.
Misalnya, Bupati Tapanuli Selatan Syahrul Pasaribu dengan Gus Irawan Pasaribu dari Partai Gerindra yang merupakan kakak adik.
Gus kembali mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumut II yang diantaranya adalah Tapsel.
Bupati Serdang Bedagai, Soekirman; Bupati Mandailing Natal, Dahlan Nasution dan Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, masing-masing anaknya maju sebagai caleg DPRD di wilayah yang mereka pimpin.
(cr19/Tribun-Medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Edy Rahmayadi Sebut Kepala Daerah 'Kampungan' Bila Berpihak kepada Calon Presiden