Kasus Mutilasi
Penginapan Tempat Prada DP Bunuh dan Mutilasi Vera Oktaria Hingga Kini Masih Tutup
Akibat ulah Prada DP membunuh dan memutilasi Vera Oktaria di Penginapan Sahabat Mulia membuat keluarga hingga pengelola hotel sengsara.
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Akibat ulah Prada DP membunuh dan memutilasi Vera Oktaria di Penginapan Sahabat Mulia membuat keluarga hingga pengelola hotel sengsara.
Diketahui mayat Vera Oktaria ditemukan dalam kondisi mengenaskan termutilasi, Jumat (10/5/2019).
Akibat peristiwa tersebut Penginapan Sahabat Mulia menghentikan kegiatan operasionalnya alias tutup.
Hal ini diketahui saat Wiwin Safitri (23) menantu pemilik penginapan memberikan kesaksian pada sidang ketiga Prada Deri Pramana (Prada DP) di pengadilan Militer I-04 Jakabaring Palembang, Kamis (8/8/2019).
Sidang diketuai Letkol Chk Khazim SH dengan hakim anggota Letkol Sus Much Arif Zaki Ibrahim SH (baju biru)dan Mayor Chk Syawaluddin SH, serta Panitera Peltu Sapriyanto.
Baca: Bocah 7 Tahun Dipukul Ibu Tiri Pakai Besi gara-gara Makan Terlalu Lama
Baca: Ucapan Imam Ketika Prada DP Urungkan Niat Bakar Mayat Vera Oktaria: Masa Sudah Diajari Nggak Bisa
Baca: Dodi Karnadi Pria yang Mendengar Pengakuan Prada DP Telah Membunuh Vera Oktaria Menghilang
Adapula Mayor Chk Andi Putu SH yang bertindak sebagai Oditur.
"Penginapan masih tutup (sampai saat ini). Bisa dikatakan salah satu penyebabnya karena ada kejadian itu (penemuan mayat Vera)," ujar Wiwit dihadapan majelis hakim.
"Selain itu karena bapak dan ibu mau pulang dulu ke Sulawesi," sambungnya.
Dikatakan Wiwit, Prada DP datang ke penginapan, Rabu (8/5/2019) sekitar pukul 02.00 pagi.
Saat itu dia dibangunkan Arafik alias Nofik (32) yang merupakan petugas jaga malam sekaligus juru parkir di penginapan.
Nofik juga hadir dalam sidang sebagai saksi.
Baca: Kronologi KPK Tangkap Anggota DPR I Nyoman Dhamantra, Bermula Dari Pusat Perbelanjaan Hingga Bandara
Baca: Kejadian Aneh Kerap Dialami Keluarga Ruben Onsu, Sarwendah Cerita Mobilnya Ditabrak di Tempat Parkir
"Malam itu lagi gantikan tugas kasir. Karena sehari setelah puasa, karyawan kami izin pulang kampung," jelasnya.
Saat itu, Prada DP datang menggunakan baju abu-abu serta topi dan tas punggung.
Dia mengaku bernama Doni dengan identitas berasal dari desa Karang Agung.
"Saat itu memang tidak menunjukkan KTP. Biasanya pakai, tapi karena sudah malam jadi tidak saya minta KTP orang itu,"ungkapnya.
Kesaksian Wiwit hampir sama seluruhnya dengan apa yang telah di sampaikan Nofik pada kesaksian sebelumnya.
Mulai dari kedatangan Prada DP bersama perempuan yang diduga kuat merupakan Vera Oktaria.
Hingga soal uang sewa yang sempat disanggah Prada DP saat Nofik memberikan kesaksian.
"Soal identitas perempuan, saya tidak terlalu tahu identitasnya pak. Karena saya cuma catat identitas si pria saja (Prada DP)," ujarnya.
Baca: KPK Ungkap Kode Lock Kuota Dalam Kasus Suap Izin Kuota Impor Bawang Putih, Ini Artinya
"Sedangkan soal uang sewa kamar penginapan, Saya sebagai kasir pada malam itu yang terima uangnya sebesar Rp 200 ribu. Harga kamar sebenarnya Rp 150 ribu. Masih ada kelebihan 50 ribu. Besoknya dia nyambung kamar, jadi ditambahnya 100 ribu. Tapi kasih uangnya bukan sama saya. Tapi ke ibu mertua saya," ungkapnya.
Kemudian Wiwit kembali memberikan kesaksiannya. Dia menuturkan, pada Rabu (8/5/2019) sore, saat Wiwit dan ibu mertuanya berada di meja kasir yang merangkap resepsionis, mereka melihat Prada DP masuk ke penginapan dengan membawa koper besar.
Saat itu ibu mertua Wiwit sempat bertanya pada prada DP mengenai koper besar tersebut.
"Nak, kok kopernya besar sekali. Dijawabnya untuk pindahan ibunya dari Lampung. Berapa beli koper itu. Dia jawab lagi Rp 250 ribu. Ditanya juga naik apa belinya, dijawabnya naik becak," cerita wiwit.
Tidak muncul kecurigaan dari Wiwit maupun ibu mertuanya terhadap penjelasan Prada DP.
Setelah itu Prada di naik ke atas. Tepatnya ke kamar 06 tempatnya menginap di penginapan sahabat mulia.
"Dan saya masih di resepsionis sampai maghrib. Tidak lagi saya lihat dia setelah kejadian itu,"ujarnya.
Mendengar kesaksian Wiwit, Prada DP kembali memberikan bantahannya.
Dia berujar sama sekali tidak bertemu dengan Wiwit saat check-in di penginapan sahabat mulia.
Besok paginya baru mereka bertemu.
Bantahan kedua, Prada DP mengaku orang yang menerima tambahan uang menginap sebesar Rp.100 ribu, dia berikan pada pegawai penginapan.
Dimana, saat itu dia juga memberikan satu kilogram salak, sebagaimana dengan kronologi dalam dakwaan sebelumnya.
Namun bantahan Prada DP langsung mendapat tanggapan dari Wiwik.
Dengan tegas dia menjawab, keterangan Prada DP justru berbeda dengan apa yang telah disampaikannya saat memberikan kesaksian pada saat rekonstruksi beberapa waktu lalu.
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Ulah Prada DP Mutilasi Kasir Indomaret Vera Oktaria, Bikin Keluarga Hingga Pengelola Hotel Sengsara