Rabu, 27 Agustus 2025

Rusuh di Papua

Kerusuhan di Deiyai Papua: Massa Rampas Senjata Aparat hingga Dugaan Provokator

Fakta Kerusuhan di Deiyai Papua: Masa Rampas Senjata Aparat hingga Provokator Dibaliknya

Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Miftah
Istimewa
Kontak Senjata di Papua 

Fakta Kerusuhan di Deiyai Papua: Masa Rampas 10 Senjata hingga Siapa Provokator Dibaliknya

TRIBUNNEWS.COM - Aksi unjuk rasa pecah di Deiyai Papua terjadi pada Rabu (28/8/2019) berakhir ricuh.

Aksi tersebut menewaskan satu anggota TNI.

Kericuhan terjadi di sela aksi unjuk rasa di halaman Kantor Bupati di Waghete, Kabupaten Deiyai, Papua,

Baca: FAKTA TERBARU Jenazah Terbakar di Mobil, Sempat Sewa Paranormal

Baca: Anggota TNI Gugur di Papua, Moeldoko Sebut Ada Upaya Provokasi Aparat hingga Peran 2 Poros Kelompok

Berikut ini kumpulan fakta kerusuhan di Deiyai Papua yang telah berhasil dirangkum oleh Tribunnews.com

1. Kronologi kerusuhan

Awalnya, ada 500 orang yang tengah melakukan unjuk rasa, tepatnya pada pukul 09.00 WIB.

Saat dihubungi Kompas.com, Koordinator aksi, Yul Toa Motte menyebut jika aksi ini masih terkait tindakan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Sementara menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, pendemo meminta bupati menandatangani persetujuan referendum.

Aparat sempat berhasil melakukan negosiasi.

Namun, tiba-tiba massa dalam jumlah yang lebih banyak datang dari segala penjuru sambil membawa senjata tajam.

Kerusuhan mulai pecah Rabu siang.

Pada pukul 13.00 WIB, aparat menembakan gas air mata.

”Kemudian dilanjutkan dengan timah peluru. Saya lihat sendiri dengan mata sendiri,” kata Yul, saat dihubungi Kompas.com, Rabu.

Baca: Video Detik-detik Penangkapan Pembunuh Bayaran yang Disewa Aulia Kesuma Habisi Suami dan Anak Tiri

Baca: Sosok Tri Susanti, Tersangka Insiden di Asrama Mahasiswa Papua, Relawan Prabowo yang Bersaksi di MK

Dia menyebut, ada korban dalam kejadian ini.

”Situasi sampai saat ini peluru masih bunyi, masih memanas,” tambah dia.

Sebelumnya, kontak senjata terjadi di wilayah Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).

Satu prajurit TNI AD dikabarkan tewas, sementara dua anggota Polri terluka.

Setelah dikonfirmasi, seorang sumber di Kodam XVII Cendrawasih membenarkan kabar gugurnya satu Anggota TNI AD ini.

2. 10 senjata aparat dirampas

Selain menewaskan anggota TNI dengan panah, ternyata 10 pucuk senjata api jenis SS1 V2 lenyap dirampas massa.

"Ada yang rampas senjata api milik anggota di lapangan, 10 pucuk hilang," ujar Kapendam XVII Cenderawasih Letkol Eko Daryanto.

Perampasan senjata terjadi saat massa menyerang aparat keamanan.

"Aparat terdesak dan massa merampas senjatanya," tambah Eko.

Sementara aparat yang tewas dan terluka serta demonstran yang terluka sudah dievakuasi dari lokasi kejadian menuju Paniai.

"Telah tiba di RSUD Paniai, korban dari demonstrasi bertema rasisme di wilayah Distrik Waghete Kab. Deiyai," ujarnya.

Baca: KABAR TERBARU Kontak Senjata di Deiyai Papua, 6 Anggota TNI-Polri jadi Korban

Baca: Unjuk Rasa Deiyai Papua Berakhir Ricuh, 2 Warga Sipil Tewas Ditembak & Kena Anak Panah di Perut

3. Korban Kerusuhan

Anggota TNI AD meninggal akibat terkena panah, demikian pula dua anggota Polri yang berasal dari brimob dan dalmas.

Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto mengatakan, jenazah tengah dievakuasi ke Nabire untuk dibawa ke Jakarta, Kamis (29/8/2019).

Selain itu, ia juga mengatakan terdapat tiga anggota TNI lainnya serta anggota Polri yang terluka akibat sabetan senjata tajam dan parang.

Identitas Anggota TNI

a. TNI Serda Ricson (meninggal dunia dengan luka bagian kepala terkena senjata tajam/sejenis parang dan luka panah pada bagian kepala)

b. Sertu Sunendra (luka akibat terkena panah pada bagian pantat dan punggung sebelah kanan)

c. Serka Arif Y (luka akibat senjata tajam/sejenis parang di bagian kepala dan pelipis)

Identitas Anggota Polri

a. Bripda Dedi (luka akibat terkena panah pada bagian leher)

b. Bripka Rifki (luka akibat terkena panah pada bagian tangan kiri)

c. Barada Akmal (luka akibat terkena panah di bagian punggung belakang).

Baca: BERITA TERBARU Kontak Senjata di Papua, 2 Warga Sipil Tewas karena Luka Tembak dan Anak Panah

Baca: Kabar Rusuh di Papua Terkini, Keterlibatan KKB hingga Jumlah Korban

4. Dugaan provokator

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai ada provokator yang masuk saat massa menggelar demontrasi di Kabupaten Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).

"Ya memang ada (provokator). Jadi sering saya katakan memang poros gerakan politiknya sedang masif, sekarang betul-betul sedang masif," ujar Moeldoko di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.

Moeldoko menjelaskan, terjadinya gejolak di Papua yang berlangsung hingga saat ini tidak terlepas dari peran dua kelompok di Papua yaitu poros politik dan poros bersenjata yang melakukan pergerakan.

Kedua kelompok tersebut sekarang sudah sulit menghasut masyarakat Papua setelah pemerintah membangun berbagai infrastrutur.

"Pembangunan yang masif di Papua itu maka kecemasan yang dihadapi oleh mereka (dua poros) adalah dia tidak bisa lagi membohongi rakyat. Dia tidak bisa lagi membohongi dunia luar bahwa Papua itu begini, begini," papar Moeldoko.

Menurut Moeldoko, penanganan aparat kepolisian dan TNI akan dilakukan secara terukur dan tidak secara emosional yang akhirnya bertindak tidak terkontrol.

"Karena kalau kita ikut larut dalam emosi, maka langkah tindakan menjadi tidak terkontrol. Memang sengaja diprovokasi untuk itu, tujuannya apa, agar kami melakukan tindakan. Apalagi angkatan bersenjata seperti TNI atau Polri itu sangat diharapkan. Ada korban baru digulirkan," papar Moeldoko.

(Tribunnews.com/Anugerah Tesa Aulia/Gita Irawan/Kompas.com)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan