Minggu, 5 Oktober 2025

Rusuh di Papua

TERKINI Kerusuhan di Wamena Papua, 28 Korban Jiwa Melayang, Polisi Amankan 6 Orang

Jumlah korban akibat kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua hingga Selasa (24/9/2019) malam mencapai 28 orang.

Kontributor Tribunnews.com/B Ambarita
Kerusuhan di Wamena Papua, 28 Korban Jiwa Melayang, Polisi Amankan 6 Orang 

Kerusuhan di Wamena Papua, 28 Korban Jiwa Melayang, Polisi Amankan 6 Orang

TRIBUNNEWS.COM - Jumlah korban akibat kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua hingga Selasa (24/9/2019) malam mencapai 28 orang.

Sebelumnya pada Senin (23/9/2019) polisi mengungkapkan ada 17 orang yang meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi pada siang harinya.

Namun setelah dilakukan penyusuran diberbagai lokasi, ditemukan beberapa mayat yang tewas hingga total mencapai 28 korban jiwa.

Hal tersebut diungkapkan Kabid Humas Polda Papua, Kombers AM Kamal seperti dilaporkan Kompas.com.

"Sampai tadi malam ditemukan 17 meninggal dunia, namun setelah satu hari melakukan pencarian di beberapa tempat yang dibakar, ditemukan beberapa jenazah, total sudah 28 orang tewas," ungkap Komber AM Kamal.

Dari korban yang meninggal, diketahui rata-rata korban mengalami luka bacok, tusukan, luka akibat benda tumpul, dan luka bakar.

Bahkan petugas ketika menyisir sisa-sisa kerusuhan menemukan satu keluarga yang tewas terbakar.

"Bahkan, ada yang satu keluarga, 5 orang. Kami tahu karena tetangganya yang menunjukan," kata dia.

Sementara untuk korban luka-luka, tercatat hingga kini mencapai 70 orang.

Baca: Wiranto Bilang Rusuh di Wamena Bukti Benny Wenda Cari Perhatian di Sidang PBB

Baca: Kapolri Sebut Rusuh Wamena Akibat Salah Paham Kata Keras Jadi Kera

Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto mengatakan kemungkinan korban meninggal masih akan bertambah.

Sebab lokasi kerusuhan cukup luas hingga ke pedalaman.

Sementara lokasi yang baru dibersihkan belum cukup luas.

"Masih akan bertambah karena ini merata sampai daerah-daerah pedalaman mereka beraksi juga," katanya.

Hingga kini, pihak kepolisian belum menetapkan tersangka dari kasus tersebut.

Namun polisi sudah mengamankan 6 orang dan memeriksanya terkait kerusuhan yang mengakibatkan lumpuhnya Kota Wamena.

Kerusuhan yang terjadi di Wamena juga menyebabkan warga setempat ketakutan dan memilih mengungsi di tempat aman.

Laporan Kompas.com, sebanyak 1500 orang mengungsi di Markas Kodim 1702 Jayawijaya pada Senin (23/9/2019).

"Saat ini ada 1.500 orang. Kondisi pengungsi sehat, mereka mengamankan diri," ujar Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto.

Tak hanya di Kodim, pusat pengungsian juga ada di Mapolres Jayawijaya.

Sekitar tiga ribu warga mengungsi di tempat tersebut.

Bahkan warga juga mengungsi di salah satu rumah anggota polisi.

Mereka mengungasi lantaran masih takut jika suatu saat keadaan kembali rusuh.

Selain itu, dari sebagian warga yang mengungsi, meraka juga kehilangan rumah akibat dibakar massa.

Baca: Polri: KNPB Susupi Aksi di Wamena Pakai Seragam SMA

Baca: Ada Kelompok Bawa Senjata Api di Antara Massa Rusuh Wamena Papua, Kabur Lalu Adu Tembak

Tak hanya itu, pasca kerusuhan di Wamena, pemerintah kembali membatasi akses Internet.

Kemkominfo meminta kepada operator seluler yang ada di Wamena agar membatasi akses Internet atau throttling.

"Pak Menteri sudah meminta operator untuk membatasi layanan data di Wamena dan sudah dilakukan oleh operator," kata Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu.

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja mengungkapkan penyebab kerusuhan dari aksi demonstrasi ini awalnya dipicu oleh kabar hoaks soal ujaran rasial dari seorang guru kepada muridnya di sebuah SMA.

Pihak kepolisian telah melakukan penelusuran terkait ujaran rasial yang dilakukan oleh guru tersebut.

Kemudian didapatkan kenyataan kabar ujaran rasial tersebut dipastikan hoaks.

"Guru tersebut sudah kami tanya dan tidak ada kalimat rasis, itu sudah kami pastikan," ujar Kapolda Papua.

Ia berharap, masyarakat Papua tidak mudah terprofokasi ohe berita yang belum tentu kebenarannya.

"Jadi kami berharap masyarakat di Wamena dan di seluruh Papua tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum tentu kebenarannya," tuturnya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karropenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, ada isu sensitif yang coba dikembangakan di papua.

Seperti dikutip dari Kompas.com, pihaknya akan menelusuri akun-akun yang menyebar hoaks terkait kasus tersebut.

"Yang mereka kembangkan isu yang sensitif di sana adalah tentang rasis. Dengan penyebar hoaksnya juga sedang didalami juga akun-akunnya oleh Direktorat Siber Bareskrim," ujar Dedi di Gedung Humas Divisi Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/9/2019).

(Tribunnews.com/Tio/Kompas.com/John Roy Purba/Dhias Suwandi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved