Tukang Becak Bunuh Pria Muda, Korban Dianggap Perusak Hubungan dan Jadi Orang Ketiga
Seorang tukang becak membunuh pria muda berusia 21 tahun. Korban dianggap sebagai perusak hubungan pelaku dan pacarnya, serta menjadi orang ketiga.
Penulis:
Citra Agusta Putri Anastasia
Editor:
Miftah
Seorang tukang becak membunuh pria muda berusia 21 tahun. Korban dianggap sebagai perusak hubungan pelaku dan pacarnya, serta menjadi orang ketiga.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang tukang becak membunuh pria muda berusia 21 tahun.
Korban dianggap sebagai perusak hubungan pelaku dan pacarnya, serta menjadi orang ketiga.
Sebelumnya diberitakan, mayat seorang pria ditemukan di pinggir jalan arteri Surabaya-Madiun, tepatnya di Basuki Rahmad, Rabu (2/10/2019) pagi.
Dilansir Kompas.com, mayat tanpa identitas itu diduga merupakan korban pembunuhan.
Baca: Dipicu Cinta Segitiga, Tukang Becak di Jombang Bunuh Pria Muda Tak Jauh Dari Rumah Sang Pacar
Baca: Beri Uang Rp 15 Ribu, Tukang Becak di Kota Tegal Cabuli Dua Bocah Perempuan
Saat ditemukan, kondisi tubuhnya berlumuran darah.
Keberadaan sosok mayat tersebut pertama kali diketahui oleh Zainal Abidin (49), warga Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Zainal mengatakan, dia melihat sosok mayat tersebut saat berkendara ke arah barat dari Stasiun Kereta Api Jombang.
Saat melintas di Jalan Basuki Rahmad tersebut, dia melihat ada sosok mencurigakan di atas jembatan jalan.
"Kronologi persisnya saya tidak tahu. Tadi waktu saya berkendara dari Stasiun ke arah Perak (barat), saya melihat ada sesuatu di atas jembatan. Semula saya tidak mengira kalau itu (mayat) orang," ungkap Zainal, saat ditemui di lokasi kejadian.
Saat ditemukan, mayat tersebut dalam kondisi terduduk tengkurap mirip orang sujud.
Tubuh korban juga bersimbah darah yang keluar dari mulut, hidung dan pergelangan tangan.
Zainal mengatakan, sosok mayat laki-laki tersebut mengenakan kaos berwarna hijau dan bercelana pendek berbahan jins warna abu-abu.
"Waktu saya dekati, ternyata itu orang. Posisinya duduk tengkurap seperti orang sujud. Banyak darah keluar dari hidung, mulut sama dari pergelangan tangan," kata Zainal.
Setelah memastikan bahwa yang dia jumpai adalah sosok mayat bersimbah darah, Zainal segera berbalik arah menuju Pos Polisi yang berada di sebelah timur Stasiun Kereta Api Jombang dan melaporkan penemuan mayat tersebut.
Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Azi Pratas Guspitu mengungkapkan, setelah mendapatkan laporan temuan mayat itu, pihaknya langsung mendatangi dan melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara).
Dibunuh Tukang Becak

Setelah ditelusuri, korban dibunuh oleh Budiono (48), warga Dusun Jatisari, Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Sehari-hari, pelaku berprofesi sebagai tukang becak yang mangkal di simpang empat RSUD Jombang.
Kapolres Jombang, AKBP Bobby Pa'ludin Tambunan mengatakan, pelaku ditangkap polisi pada Kamis (3/10/2019) pagi.
Pelaku ditangkap di wilayah Ploso Kabupaten Jombang dalam pelariannya seusai menghabisi nyawa korban.
Budiono, ungkap Bobby, usai membunuh korban sempat kabur ke Kertosono, Kabupaten Nganjuk, kemudian ke wilayah Ngoro, Kabupaten Jombang.
Pelaku kemudian melanjutkan pelariannya ke wilayah Ploso dengan mengendarai becaknya.
"Tadi pagi sekitar pukul 10.00, tersangka berhasil kami ringkus di wilayah Ploso," kata Bobby saat menggelar konferensi pers di Mapolres Jombang, Kamis (3/10/2019), dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Dari hasil penyelidikan, jenazah tersebut bernama Achmad Dwi Antoko.
Pria kelahiran Mojokerto tahun 1998 itu tinggal di Kelurahan Jombatan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Sehari-harinya, ia berkerja membantu bibinya berjualan di Alun-alun Kabupaten Jombang.
Achmad merupakan anak dari pasangan Subagio dan Siti Latifah.
Korban Dianggap Ganggu Hubungan Pelaku dan Kekasihnya
Bobby mengatakan, Budiono membunuh Achmad karena cemburu.
Budiono menganggap korban mengganggu hubungan antara dia dengan pacarnya.
"Dari keterangan saksi-saksi dan hasil pemeriksaan tersangka, motif ini berawal dari adanya cinta segitiga.
Kebetulan, dia dan korban sama-sama menyukai seorang wanita," ujar Bobby.
Dilansir Kompas.com, awalnya, pelaku dan korban bertemu di rumah PR, pacar Budiono, Rabu (2/10/2019).
Sebelumnya, korban terlebih dulu mendatangi rumah PR.
Budiono dan korban terlibat pertengkaran hingga keduanya berkelahi.
Perkelahian berlanjut ke jalan karena korban berusaha menyelamatkan diri.
Jarak rumah PR dengan lokasi perkelahian sekitar 200 meter.
Berbekal pisau dapur yang dibawanya, Budiono menghabisi nyawa Achmad.
Melihat Achmad tersungkur, Budiono kemudian kabur menggunakan becaknya.
Pisau tersebut kemudian dibuang Budiono ke Sungai Brantas.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), pemeriksaan saksi-saksi dan pelaku, penyidik mengategorikan tindakan Budiono sebagai pembunuhan berencana.
Atas perbuatannya, tukang becak yang biasa mangkal di simpang empat RSUD Jombang tersebut dijerat dengan pasal 340 atau 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
"Perbuatan pelaku sudah masuk kategori pembunuhan berencana. Ancaman hukumannya 20 tahun penjara, maksimal hukuman mati," ujar Bobby.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mayat dalam Kondisi Sujud Ditemukan di Pinggir Jalan, Diduga Korban Pembunuhan", "Jenazah dalam Kondisi Sujud di Pinggir Jalan Ternyata Korban Pembunuhan Tukang Becak", dan "Ini Alasan Tukang Becak Bunuh Pria yang Jenazahnya Ditemukan dalam Kondisi Bersujud"