SD Negeri Gentong Ambruk, Nadiem Sambangi Keluarga Korban Meninggal, Ayah Korban: Saya Mengikhlaskan
Nadiem sambangi rumah keluarga korban meninggal. Ayah Almira mengaku telah ikhlas dan berharap tidak ada korupsi dalam pembangunan gedung sekolah.
Penulis:
Widyadewi Metta Adya Irani
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pasca-ambruknya SD Negeri Gentong, Pasuruan, Jawa Timur yang menewaskan seorang guru dan satu orang murid, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menemui keluarga korban meninggal, Jumat (7/11/2019).
Mengutip dari tayangan YouTube Kompas TV, kunjungan Nadiem ke rumah dua korban meninggal dilakukan setelah melaksanakan pertemuan dengan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Kota Pasuruan.
Sebelumnya, Nadiem juga meninjau kerusakan di empat kelas sekolah tersebut.
Ia mengaku sangat menyesalkan peristiwa ambruknya gedung sekolah.
Ia menyebutkan, seluruh pihak, dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, harus dapat bekerja sama dan bergotong royong memastikan kejadian nahas ini tidak terulang lagi.
"Keamanan guru, murid, dan orang tua harus menjadi nomor satu, agar kita dapat belajar dengan aman dan senang," kata Nadiem.
Mengutip dari Kompas.com, akibat peristiwa ambruknya atap kelas di SD Negeri Gentong, Pasuruan, seorang guru bernama Sevina Arsy Putri Wijaya (19) meninggal di tempat.
Korban meninggal saat berada di kelas V A.
Peristiwa ini juga menewaskan siswa, yang masih duduk di bangku kelas dua.
Siswa tersebut bernama Irza Almira.
Sementara itu, terdapat 11 murid yang dirawat di rumah sakit karena mengalami luka tertimpa reruntuhan gedung kelas.
Menurut tayangan Kompas TV, keluarga korban meninggal meminta Nadiem untuk segera membenahi konstruksi bangunan.
Selain itu, Nadiem juga diharapkan dapat memastikan potensi adanya pemotongan anggaran dalam pembangunan sekolah tidak terjadi.

"Semoga tidak ada korban lagi seperti anak saya. Yang kedua, tentunya kalau ada pembangunan sekolah jangan sampai ada dana yang dikorupsi," kaya Ahmad Jubair, ayah kandung Almira.
Namun, dirinya memastikan tidak akan menuntut pihak kontraktor.
Ahmad Jubair menyebutkan, pihak keluarga menyerahkan penanganan kasus ini seluruhnya kepada aparat kepolisian.
"Kalau dari pihak kami, insya Allah, tidak akan melaporkan. Karena mungkin sudah kehendak takdir. Saya mengikhlaskan," ujar Ahmad Jubair dalam wawancaranya yang ditayangkan Kompas.TV.
Nadiem menegaskan, dirinya sudah mengirim inspektorat jenderal untuk segera melakukan investigasi mengenai apa yang terjadi.
Investigasi tersebut, Nadiem mengatakan, diupayakan agar seluruh pihak dapat merencanakan bagaimana cara untuk menghindari peristiwa ambruknya atap sekolah tidak terulang.
Polres Pasuruan Kota telah Memeriksa Empat Orang Saksi
Kasubbag Humas Polres Pasuruan Kota, AKP Endy Purwanto, mengaku pihaknya telah memeriksa empat orang untuk menyelidiki ambruknya atap sekolah.
Selain memeriksa kontraktor, AKP Endy mengatakan, Polres Pasuruan Kota, Jawa Timur, juga memeriksa panitia pelaksana pembangunan sekolah.
Polisi juga akan menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas ambruknya SD Negeri Gentong, Pasuruan, setelah dilakukan gelar perkara.
"Terkait saksi, kami sudah memeriksa empat orang yang terdiri dari kontraktor, pihak panitia pembangunan, kemudian pihak rumah sakit untuk memastikan siapa-siapa saja yang menjadi korban, dan aparatur rumah sakit," jelas AKP Endy.
AKP Endy belum mau memberi pendapat tentang siapa yang paling bertanggung jawab atas kejadian ini.
Dirinya menyebutkan, tersangka baru akan diketahui setelah mengetahui penyebab ambruknya atap gedung sekolah.
"Kami tidak berandai-andai. Kalau sudah diketahui penyebabnya, kami akan gelarkan, baru diketahui siapa yang paling bertanggung jawab dalam kasus ini," pungkas AKP Endy.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Kompas.com/Kontributor Surabaya/Achmad Faizal)