Rabu, 10 September 2025

Peringatan Tsunami Aceh

Kisah Muhammad Rijal, Anak yang Lahir di Gunung saat Bencana Tsunami Aceh 15 Tahun Silam

Kisah seorang anak bernama Muhammad Rijal, yang lahir di tengah bencana tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 silam.

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
Youtube Kompas TV
Muhammad Rijal yang lahir ketika tsunami Aceh 15 tahun lalu (Tangkapan Layar YouTube Kompas TV) 

TRIBUNNEWS.COM - Tragedi tsunami Aceh terjadi 15 tahun yang lalu, tepatnya pada 26 Desember 2004 silam.

Ada seorang anak bernama Muhammad Rijal, yang lahir di tengah bencana tsunami Aceh.

Razali ayah sang anak yang lahir saat tsunami Aceh itu, mengaku kebingungan saat akan memotong tali pusar putranya.

"Waktu mau potong tali pusar, pakai apa untuk potong," ujar Razali, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (26/12/2019).

Sementara itu, Muhammad Rijal yang saat ini telah tumbuh dewasa itu bersyukur, karena bisa terlahir dengan selamat di atas gunung.

"Alhamdulillah pas lahir di gunung bisa selamat," ungkapnya.

Ia pun mengaku takdirnya bisa selamat 15 tahun lalu itu karena kuasa Allah.

"Mana tahu kalau kita selamat, itu urusan Allah," ujarnya.

Muhammad Rijal yang lahir saat tsunami Aceh
Muhammad Rijal yang lahir saat tsunami Aceh (Tangkapan Layar YouTube Kompas TV)

Kisah Kelahiran Muhammad Rijal di tengah Bencana Tsunami

Saat itu, ketika ombak tsunami datang, Rizali bergegas mengajak istrinya yang sedang hamil 9 bulan berlari ke atas gunung.

Terus menghindari gelombang, hingga tak terasa berjalan kaki selama 9 jam demi menyelamatkan diri.

Rizali bersama istrinya yang tengah hamil calon buah hatinya itu naik ke atas puncak Gunung Alue Kleng.

Di tengah lelah dengan dada yang berdebar, menjelang maghrib istrinya mulai kesakitan.

Saat sang istri mengeluh kesakitan itu, tiba waktunya sang buah hati lahir.

Tanpa persiapan dan bantuan medis, sang putra lahir dengan selamat di atas puncak gunung.

Hanya berbalut kain jendela, keluarga ini tinggal selama 3 hari 3 malam diatas gunung tanpa makanan yang cukup dan tempat berteduh seadanya bersama bayi mungil mereka.

Kini bayi mungil yang lahir saat tsunami di puncak Gunung Alue Kleng tersebut sudah beranjak remaja.

Fakta Tsunami Aceh 26 Desember 2004

Mengutip laman Kompas.com, jumlah korban dalam tragedi tsunami Aceh mencapai 167.000 orang, baik itu yang meninggal dunia maupun hilang.

Sementara, tak kurang dari 500.000 orang kehilangan tempat tinggal dalam bencana besar tersebut.

Tsunami di Aceh diakibatkan karena gempa dangkal di laut bermagnitudo 9,3, yang jaraknya sekitar 149 kilometer dari Meulaboh.

Secara keseluruhan ada 14 negara yang terkena dampak tsunami dengan jumlah korban mencapai 230.000 jiwa.

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono pun menetapkan tiga hari masa berkabung pasca kejadian pada 26 Desember 2004 silam.

Tsunami Aceh terjadi akibat interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Interaksi ini menimbulkan gempa bermagnitudo 9,3 di dasar laut pada kedalaman 10 kilometer.

Besarnya magnitudo tersebut menjadikan gempa ini sekaligus sebagai bencana paling mematikan di abad modern.

Tak sampai di sana. Sebelum gempa terjadi, juga diikuti gempa sebelumnya dengan durasi antara 8-10 menit, yang sekaligus menorehkan sejarah tersendiri.

Setelah rentetan gempa panjang, permukaan air laut sempat surut.

Hal itu menjadi tanda permulaan sebelum tsunami menerjang wilayah pesisir pantai.

Dengan kecepatan gelombang hampir 360 kilometer per jam, tinggi tsunami Aceh diperkirakan mencapai 30 meter.

Hal itu sama saja seperti tinggi 17 kali dari tinggi rata-rata orang dewasa dengan ketinggian rata-rata 170 sentimeter bila berdiri sejajar ke atas.

Namun, ketinggian gelombang ini tidaklah sama untuk semua wilayah.

Gempa dan Tsunami Di NAD dan Sumut (Susanto, Agus)
Gempa dan Tsunami Di NAD dan Sumut (Susanto, Agus) (Kompas.com)

Pemerintah saat itu menaksir kerugian akibat tsunami mencapai puluhan triliun.

Hal itu lantaran porak-porandanya ratusan ribu rumah serta fasilitas umum dan sosial masyarakat.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah akhirnya melakukan pinjaman ke Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB).

Menteri Pekerjaan Umum saat itu, Djoko Kirmanto menyatakan, pemerintah telah menetapkan tiga tahap program pembenahan Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) pascagempa.

Pertama, program tanggap darurat yang dilakukan sampai akhir tahun 2005.

Kedua, program rehabilitasi yang dimulai sejak pertengahan tahun 2005 sampai pertengahan tahun 2006.

Ketiga, program rekonstruksi yang dikerjakan sampai akhir tahun 2009.

(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Dani Prabowo)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan