Janin yang Diaborsi Klinik Paseban Kebanyakan di Atas Dua Bulan, Polisi Temukan Janin Sudah Berambut
"Pada saat kita lakukan penggeledahan di sana, kita temukan satu janin bayi 6 bulan yang sudah ada rambut."
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Sampai saat ini, polisi sudah mengamankan tiga orang tersangkan klinik aborsi ilegal di Paseban, Jakarta Pusat.
Ketiganya berprofesi sebagai dokter (A), bidan (RM) dan staf administrasi (SI).
Belakangan terungkap, bahwa A merupakan DPO tahun 2016, sebelumnya terlibat praktik human trafficking.
Sedangkan SI juga merupakan residivis.
Praktik aborsi ilegal ini sudah beroperasi sejak 2018.
Dua tahun perjalanan, sudah ada 1.632 pasien yang mendatangi klinik abal-abal ini.
Sebanyak 903 di antaranya, sudah melakukan aborsi.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus klinik ini menggunakan media sosial dan internet untuk melakukan pemasaran.
Sehingga, pasiennya datang dari bebagai daerah di Indonesia.
"Pasiennya banyak, hampir seluruh Indonesia pasiennya," ujar Yusri pada tayangan tvOneNews Senin, (17/2/2020).
Berdasarkan pemeriksaan, pelaku mengaku bisa mengaborsi sampai 10 orang sehari.
Mayoritas pasien ini, menggugurkan di atas usia awal kehamilan.
"Memang rata-rata di atas dua bulan ya," ungkap Yusri.
Bahkan, saat penggeledahan, polisi menemukan janin yang sudah berbentuk sempurna.
Diperkirakan, janin itu berusia enam bulan.
"Pada saat kita lakukan penggeledahan di sana, kita temukan satu janin bayi 6 bulan yang sudah ada rambut," terang Yusri.
"Lalu di kotak itu sekitar usia 4 bulan, jadi dua janin bayi yang berhasil kita temukan saat itu."

Terungkap bahwa, pasien kebanyakan pasangan yang gagal melakukan KB.
Sehingga, mereka tidak mengharapkan bayi itu.
"Yang datang ke sana itu rata-rata karena hamil di luar nikah, ada juga yang untuk persyaratan kerja itu peserta tidak boleh hamil."
"Ada yang karena gagal KB, yang paling banyak itu gagal KB," beber Yusri.
Polisi juga menemukan fakta, bahwa memang banyak pasien yang datang ke klinik aborsi ilegal di Paseban karena mereka merahasiakan identitas.
"Kenapa mereka memilih klinik aborsi Paseban? Karena di situ bisa menyimpan rahasia pribadi," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (18/2/2020) dikutip dari Kompas.com.
Para pasien hanya disuruh mencantumkan nama dan usia, saat mendatangi klinik.
"Mereka enggak perlu mencantumkan alamat mereka, yang ada hanya nama dan umur," ungkap Yusri.
Kantongi Keuntungan Mencapai 5,5 Miliar
Klinik aborsi ilegal di Paseban, Jakarta Pusat ini telah mengantongi keuntungan mencapai Rp 5,5 miliar.
Tercatat, sudah ada 1632 pasien yang mendatangi klinik aborsi.
Sebanyak 903 di antaranya, sudah menggugurkan janinnya.
Baca: FAKTA Klinik Aborsi Paseban: Beda Janin Beda Harga, Pakai Vakum hingga Induksi untuk Keluarkan Janin
Baca: FAKTA Klinik Aborsi di Paseban, Tawarkan Dokter Spesialis dan Hancurkan Janin Pakai Bahan Kimia
Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengungkap klinik aborsi ilegal di daerah Paseban, Jakarta Pusat pada Selasa (11/2/2020).
Salah satu tersangka yakni dokter A atau MM, memiliki anak buah sebanyak 50 bidan dan 100 calo.
"Ternyata kurang lebih 50 bidan lagi," ujar Yunus.
Polisi kini juga memburu 47 bidan lainnya, yang diduga menjadi kaki tangan tersangka RM.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani) (Kompas.com/Rindi Nuris Velarosdela)