Senin, 25 Agustus 2025

Tragedi Susur Sungai

Kisah Pilu Khoirunisa yang Dimakamkan Tepat di Hari Ulang Tahunnya, Saat Hidup Ingin Hadiah Buku

Khoirunnisa Nur Cahyani satu di antara korban meninggal saat kegiatan pramuka dengan agenda susur sungai dimakamkan tepat di hari ulang tahunnya.

Dok Pusdalops DIY, TribunJogja.com,Tribunjogja.com/Hasan Sakri, Christi Mahatma Wardhani
Kolase foto tragedi susur sungai SMPN 1 Turi 

TRIBUNNEWS.COM - Khoirunnisa Nur Cahyani Sukmaningdyah, satu di antara korban meninggal saat kegiatan pramuka dengan agenda susur sungai dimakamkan pada Sabtu (22/2/2020) di makam Dusun Karanggawang Giirikerto, Turi.

Khoirunnisa dimakamkan bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-13.

Pada nisannya tertulis Khoirunnisa Nur Cahyani Binti M Dedi S, lahir 22-2-2007, wafat 21-2-2020.

Mengutip dari TribunJogja.com, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun turut hadir di rumah duka di Dusun Karanggawang, Girikerto, Turi.

Khoirunnisa, korban susur sungai SMPN 1 Turi dimakamkan (kiri), dokumentasi proses evakuasi (kanan)
Khoirunnisa, korban susur sungai SMPN 1 Turi dimakamkan (kiri), dokumentasi proses evakuasi (kanan) (TRIBUN JOGJA/HO/PUSDALOPS BPBD DIY, Tribunjogja.com | Hasan Sakri)

Sri Muslimatun juga menyampaikan sambutan dalam upacara pelepasan jenazah.

"Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya anak kita.

"Khoirunnisa Nur Cahyani Sukmaningdyah yang hari ini bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-13 persis jatuh hari ini, Insyaallah husnul khotimah," demikian potongan sambutan Sri Muslimatun.

Sementara itu, Dedi dan Yani sangat berduka atas berpulangnya putri pertama mereka Khoirunnisa Nur Cahyani Sukmaningdyah.

Air mata keduanya tak hentinya menetes atas kepergian anak yang sangat mereka sayangi.

Khoirunnisa merupakan anak kesayangan mereka yang dikenal pintar dan penurut.

Dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube TVOne News, Sabtu (22/2/2020), Dedi menyatakan jenazah anaknya telah ditemukan Tim SAR sekira pukul 21.00 WIB.

"Sekitar jam 9 malam, Nisa sudah ditemukan, katanya di Rumah Sakit Puri Husada, saya ke sana."

"Jenazah di bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara mungkin di sana mau diautopsi atau bagaimana," paparnya.

Baca: Kesaksian Siswi SMPN 1 Turi Selamat: Sempat Selamatkan 3 Temannya Sebelum Akhirnya Hanyut

Baca: Polisi Tetapkan 1 Guru SMPN 1 Turi Sebagai Tersangka Tragedi Susur Sungai yang Tewaskan 8 Murid

Dedi mengungkapkan, sebelumnya, Khoirunnisa sudah meminta untuk dibelikan buku untuk kado di hari ulang tahunnya yang justru bertepatan dengan hari di mana ia dimakamkan.

"Sebelumnya kan memang tanggal 21 Februari 2020 itu kan hari ulang tahun saya, terus besoknya hari Sabtu ini kan ulang tahun dia."

"Jauh hari sebelumnya bilang sama saya sama istri, 'yah, buk nanti kalau saya ulang tahun minta dibelikan buku', dia suka baca," ungkap Dedi sembari menahan tangis.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 249 siswa yang mengikuti kegiatan pramuka dengan agenda susur hanyut di Sungai Sempor, Desa Donokerto, kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Jumat (21/2/2020) sore.

Baca: UPDATE Tragedi Susur Sungai: 1 Orang Ditetapkan Tersangka, Kegiatan Tanpa Izin Pengelola Outbound

Akibat peristiwa tersebut, delapan orang siswa dinyatakan meninggal dunia, satu orang siswa masih dalam pencarian.

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, total murid yang melakukan aktivitas tersbeut berjumlah 249 murid.

Dengan rincian kelas 7 berjumlah 124 murid dan kelas 8 berjumlah 125 murid.

Posko mencatat 216 murid selamat, sementara 23 murid lainnya luka-luka.

Megutip dari Kompas.com, Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan menjelaskan kronologi kejadian hanyutnya 249 siswa SMPN 1 Turi.

Makwan mengatakan, kejadian tersebut berawal saat sejumlah siswa turun ke sungai.

Saat itu, hujan belum turun dan arus sungai juga masih normal.

"Namun ternyata di hulu sungai hujan," kata Makwan.

Adanya air deras dari hulu sekira pukul 15.00 WIB, membuat ratusan siswa SMPN 1 Turi terseret arus sungai yang deras.

Sementara itu, Kepala Dusun Dukuh, Tartono (54) mengatakan, di lokasi kejadian memang sungai dangkal dan tidak turun hujan.

Nmaun, para pembina pramuka tidak mengetahui jika di hulu sedang turun hujan.

"Kalau nggak banjir hanya dangkal, tapi kalau banjir ya bisa satu meter sampai satu setengah meter," kata Tartono.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri) (TribunJogja.com/Mona Kriesdinar) (Kompas.com/Wijaya Kusuma)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan