Prajurit Tentara Jadi Guru Darurat di Perbatasan Papua, Ajar Baca hingga Wawasan Kebangsaan
Prajurit tentara Satgas Yonif 406/CK diperbantukan mengajar sebagai guru SDN Mawan di Papua, hal itu dikarenakan minimnya guru
TRIBUNNEWS.COM - Pendidikan di daerah perbatasan seperti Papua, Indonesia dengan Papua Nugini menjadi sorotan.
Minimnya guru untuk mengajar sekolah menjadi kasus yang perlu diperhatikan.
Seperti halnya di Kampung Mawan, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua.
Baca: Pengakuan Wanita Korban Mesum Pria yang Foto Bawah Rok di Minimarket: Teguran Allah, Gemetar Cerita
Hal tersebut membuat prajurit tentara personel Satgas Yonif 406/CK diperbantukan menjadi guru 'darurat'.
Perannya seperti guru pada umumnya, yakni mengajarkan membaca, menghitung, hingga menulis.

Dikutip dari pemberitaan TNI AD, personel Satgas Yonif 406/CK memberikan bantuan sebagai tenaga pendidik (guru) di SDN Mawan Kampung Mawan, Kabupaten Boven Digoel.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Yonif 406/CK Letkol Inf Andi Sulistyo K.P. S.Sos. M.Tr. (Han) dalam rilis tertulisnya di Kabupaten Boven Digoel, Papua, Selasa (3/3/2020).
Dikatakan Dansatgas, kegiatan yang dilakukan oleh personel Pos Kotis pada Senin (2/3/2020) tersebut, dikarenakan kurang meratanya pendidikan di perbatasan RI – PNG.
“Sebelum penugasan, para personel telah disiapkan dengan berbagai keahlian dan keterampilan guna mendukung tugas pokok,” ujarnya.
“Seperti tenaga pendidik, pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan juga pemeriksaan Bea dan Cukai,” terangya.
Baca: Anggota TNI di OKI Tewas Diinjak Gajah Liar yang Lagi Ngamuk
Ajar Materi Penting
Lebih lanjut dikatakan, dengan pimpinan Serda Khamid bersama lima orang anggota, mereka mengajarkan membaca, berhitung dan menulis serta memberi materi Wawasan Kebangsaan.
“Selain itu, para siswa juga disiapkan untuk menghadapi ulangan, maupun ujian kenaikan kelas,” tuturnya.
“Metodenya dengan mengulang pelajaran yang sudah pernah diajarkan dengan harapan dalam menghadapi ujian ataupun ulangan kenaikan kelas siswa/siswi bisa mengerjakan dengan benar dan mendapat hasil yang memuaskan,” tambahnya.
Dirinya berharap, semoga kegiatan tersebut dapat membantu peningkatan prestasi belajar para siswa dan siswi di Kampung Mawan.
Di tempat terpisah, Guru Ibu Emelia menuturkan bahwa dengan kehadiran para prajurit dalam memberikan materi pelajaran membuat para pelajar ceria dan senang.
“Selaku guru, kami mengucapkan banyak terima kasih atas kedatangan dari Satgas, kami merasa terbantu dan anak-anak lebih bersemangat lagi dalam belajar,” ujarnya.

Program Prajurit untuk Anak-anak Perbatasan
Masih berusumber dari laman berita TNI AD, Satgas Yonif 754/ENK mengajarkan sikap dan perilaku positif bagi anak-anak Papua.
Dansatgas Yonif 754/ENK, Letkol Inf Dodi Nur Hidayat, menuturkanbahwa personel Pos Transnabire, dipimpin Letda Inf Rochmadian melakukan kunjungan sekaligus mendongeng untuk anak-anak perbatasan pada Senin (10/2/2020).
“Melihat anak-anak asik bermain saat mandi di sungai, dimanfaatkan personel Satgas untuk mengajarkan hal-hal positif, seperti menceritakan cerita rakyat atau tokoh kepahlawanan yang berjuang membela rakyat,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini dilakukan karena melihat minat anak-anak perbatasan untuk membaca buku masih rendah.
Mereka di antaranya lebih senang menghabiskan waktu belajarnya untuk bermain.
“Mengatasi hal tersebut, kita membuat program untuk mendatangi anak-anak membagikan mereka buku komik, sekaligus mendongeng kepada mereka sosok-sosok inspiratif untuk diteladani,” jelasnya.
“Dalam mendongeng ini setidaknya kita mengajarkan anak-anak betapa pentingnya pendidikan, informasi, bermain serta hiburan,” urai Dodi Nur Hidayat.
Lanjutnya, pesan-pesan moral juga disisipkan lewat sebuah dongeng.
Misalnya agar anak-anak hidup hemat, memanfaatkan barang bekas, mengasihi sesama dan menyayangi anggota tubuh seperti rajin mandi memakai sabun.
“Dengan dongeng, anak-anak juga diarahkan gemar membaca. Mereka tidak langsung diberi buku dan disuruh membaca, melainkan bermain dulu, lalu dibuat penasaran bahwa yang mereka lakukan ada di dalam buku,” tandasnya.
Di tempat terpisah, Danpos Transnabire, Letda Inf Rochmadian mengatakan, menjadi kenikmatan tersendiri ketika melihat anak-anak ceria menyimak dongeng yang disampaikan.
Ketika pesan moral sampai dan tertanam pada anak, hal itu membanggakan bginya.
“Memang butuh proses, namun nanti hasilnya bagus jika diasah terus. Misalnya di kelas mendongeng belajar vokal dan mengatur mimik wajah ketika bercerita. Ini akan membantu mengasah kepercayaan diri ketika berkomunikasi dengan orang lain,” tuturnya.
Sementara itu, Noni (13), seorang anak Kampung Inamco, Distrik Kuala Kencana, begitu senang dengan dongeng kancil dan buaya yang disampaikan anggota Satgas.
“Ceritanya sungguh menarik Pak, walau kancil badannya lebih kecil dari buaya, tapi punya akal dan kepintaran yang selalu dapat mengakali buaya,” sahutnya.
Tak jarang, dirinya bersama teman-temannya yang lain datang ke Pos Satgas meminta anggota Satgas untuk menceritakan tokoh-tokoh pahlawan.
“Pokoknya senang dan seru, bapak TNI mendongengkan cerita pahlawan, walau hanya bersenjatakan bambu runcing, mampu mengusir penjajah dari Indonesia,” ucap dia.
(Tribunnews.com/Chrysnha)