Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Risma Heran Banyak Pasien Covid-19 dari Luar Kota, Dirut RSUD dr Soetomo Ingatkan Etika Kedokteran

Banyaknya pasien Covid-19 yang dirawat di Surabaya membuat Risma keberatan karena warga Surabaya ada yang tidak mendapatkan perawatan.

Surya.co.id/Yusron Naufal Putra
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat ditemui di salah satu agendanya, Selasa (18/2/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan ada 50 persen lebih pasien Covid-19 yang berasal dari luar kota dan di rawat di Surabaya.

Menurutnya, kedatangan pasien dari luar kota ini bukan karena rujukan tapi pasien tersebut langsung datang ke UGD rumah sakit di Surabaya.

"Kalau hitungan saya, sampai 50 persen. Jadi pasien itu datangnya kadang ke UGD. Di RS Soewandhie itu datangnya ke UGD, di RS BDH itu datangnya ke UGD," ungkap Risma dilansir YouTube Kompas TV, Selasa (12/5/2020).

Ia mengaku keberatan karena khawatir keluarga pasien yang dari luar kota berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) dan dapat menyebarkan Covid-19 di Surabaya.

"Kadang gak berat, kita bebannya berat. Apa keluarganya tidak OTG. kalau OTG dia kemana-mana kita juga berat," ujarnya.

Risma heran karena warga Surabaya tidak mendapatkan tempat perawatan karena rumah sakit di Surabaya penuh dengan pasien rujukan dari luar kota.

"Masa di kota sendiri (Surabaya), kita enggak dapat tempat perawatan."

"Semuanya dirujuk ke Surabaya. Sementara, pasien asal Surabaya malah tidak dapat tempat," kata Risma saat menggelar pertemuan dengan perwakilan IDI Surabaya dan Persi Jatim di Halaman Balai Kota Surabaya, Senin (11/5/2020).

Baca: PSBB Jilid II Surabaya Raya Dimulai Hari Ini, Sanksi Lebih Tegas: KTP Disita 6 Bulan Hingga Dipidana

Politisi partai PDI-P ini merasa tidak adil jika pasien Covid-19 banyak di rujuk ke Surabaya padahal masih ada rumah sakit rujukan lain di Jawa Timur.

"Kenapa kok diterima terus dari luar. Padahal sudah ada rumah sakit rujukan di Jawa Timur yang sudah ditunjuk. Kan tidak fair kalau kemudian semua dibawa ke Surabaya," ungkapnya dikutip dari Kompas.com.

Sementara itu, Dirut RSUD dr Soetomo, Joni Wahyuhadi membantah pernyataan Tri Risma.

Ia menjelaskan pasien yang di rawat di RSUD dr Soetomo 95 persennya adalah warga Surabaya.

"Rumah sakit dr Soetomo yang saya tahu persis, pasien itu 95 persen itu ya orang Surabaya. Saya gak tau di rumah sakit lain apakah memang banyak yang dirawat yang dari luar. Perlu diupdate datanya, karena di Soetomo tidak berbicara seperti itu," ujar Joni dikutip dari Surya.co.id.

Joni mengungkapkan dokter maupun rumah sakit tidak boleh membeda-bedakan RAS, agama, kedaerahan, ataupun politik dalam menangani pasien.

Pertemuan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, bersama dengan IDI Surabaya dan Persi Jatim di Balai Kota Surabaya, Senin (11/5/2020)
Pertemuan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, bersama dengan IDI Surabaya dan Persi Jatim di Balai Kota Surabaya, Senin (11/5/2020) (TRIBUNJATIM.COM/YUSRON NAUFAL PUTRA)

Hal itu tertuang dalam etika perawat dan pernyataan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI).

"Itu etika kedokteran. Artinya kalau Pemerintah Provinsi Jatim membuat rumah sakit khusus untuk masyarakat Jatim lalu orang Kalimantan, orang Jawa Tengah gak boleh masuk itu gak etis."

"Gak diperkenankan di dunia kedokteran. Coba dibuka etika kedokteran," imbuhnya.

Baca: Daftar Aturan Lengkap PSBB Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, Berikut Saksi yang Diterapkan

Ketua IDI Surabaya, Brahmana Askandar mengatakan, pihaknya juga bakal melakukan komunikasi dengan rekan-rekannya di daerah agar penanganan yang ringan tidak sampai dirujuk ke Surabaya.

Sebab, di wilayah Jatim sendiri sudah banyak rumah sakit rujukan yang ditunjuk dan dianggap mampu menangani, baik dari segi fasilitas maupun SDMnya.

"Kita berdiskusi dengan temen-teman di daerah mungkin tidak semuanya harus dirujuk ke Surabaya," ungkapnya.

Ketua Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Jatim, Dodo Anondo mengatakan sebetulnya rumah sakit di Surabaya cukup untuk menangani Covid-19 jika pola rujukannya sudah sesuai.

Cuma terkadang pasien itu kurang percaya untuk berobat di daerah, sehingga dirujuk atau pun berobat ke Surabaya.

"Banyak didiskusikan adalah rujukan lepas, tahu-tahu IGD rumah sakit di Surabaya dapat pasien dari luar kota, tentu ini membebani rumah sakit di Surabaya, ini yang harus ditangani dengan baik, makanya nanti kita akan siapkan polanya," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (Surya.co.id/Sofyan Arif Candra Sakti) (Kompas.com/Ghinan Salman)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved