Virus Corona
Tak Tahu Jenazah yang Dimakamkan Pasien Covid-19, Belasan Warga di Klaten Harus Isolasi mandiri
Belasan warga Dukuh Purwosari, Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah harus mengisolasi
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN -- Belasan warga Dukuh Purwosari, Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah harus mengisolasi mandiri di rumah selama 14 hari.
Pasalnya, mereka telah berkontak atau terlibat dalam pemakaman jenazah seseorang yang ternyata positif virus corona.
Peristiwa ini juga mengagetkan warga dukuh Purwosari, karena kabar korban meninggal karena Covid-19 terlambat, jenazah pasien telah dimakamkan.
Dilansir kompas.com, pasien positif corona berinisial T asal Dukuh Purwosari, Desa Ngerangan yang meninggal itu memiliki riwayat tinggal di Semarang yang merupakan zona merah Covid-19.
Plt Camat Bayat, Kelik mengatakan, pasien yang merupakan warga Purwosari, Ngerangan tersebut selama ini tinggal di Semarang.
Baca: Jadi Tahanan Dwi Sasono Jalani Rapid Test, Begini Hasilnya
Baca: Bersama Jajarannya, Risma Lakukan Ritual Ini Tiap Jam 12 Malam agar Surabaya Bebas Pandemi
Baca: Ribuan Demonstran Bela Floyd di London: Tidak Ada Keadilan, Tidak Ada Perdamaian
Baca: Tahu Zaman Susahnya Anang Hermansyah, Raffi Ahmad Salut
Lebaran kemarin, katanya, pasien pulang ke Klaten untuk bersilaturahmi dengan keluarganya.
"Lebaran selesai pasien ini pulang lagi ke Semarang."
"Informasinya sakit ginjal."
"Jadi, pada saat dirawat di rumah sakit penanganannya biasa saja tidak di ruangan isolasi," katanya saat dihubungi Kompas.com, Rabu.
Jenazah pasien T dibawa mobil ambulans dari RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang menuju Klaten.
Jenazah pasien T tidak dibawa ke rumah duka dan langsung dibawa ke pemakaman.
Pihak rumah sakit hanya meminta warga untuk menyiapkan disinfektan.
Warga juga tidak curiga dengan kedatangan jenazah pasien T tersebut di makam.
Bahkan, terang Kelik, sedikitnya ada lima orang warga yang ikut membantu menurunkan peti jenazah pasien T dari mobil ambulans menuju ke liang lahat.
"Kita tahunya pagi tadi informasinya hasil swab jenazah pasien T positif corona."
"Pak Kepala Desa Ngerangan sudah dikonfirmasi semua yang terlibat di situ langsung disuruh mandi keramas sama baju yang dipakai untuk dicuci," terang dia.
Kelik mengatakan bersama dengan tim Gugus Tugas Covid-19 kecamatan yang meliputi kapolsek, danramil, puskesmas, kepala desa dan unsur lainnya langsung melakukan tracing keluarga yang punya riwayat kontak dengan pasien positif corona meninggal.
"Setelah kita telusuri kurang lebih yang ikut membantu menurunkan peti jenazah itu ada lima orang warga."
"Kemudian, sebelum meninggal di rumah sakit, yang bersangkutan ini pada saat Lebaran pulang ke Klaten."
"Tidak lebih dari enam anggota keluarga yang berkontak dengan pasien," terang dia.
Pihaknya mengatakan sudah meminta kepada warga yang pernah punya riwayat berkontak dengan pasien positif corona meninggal untuk melaksanakan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari.
Selama isolasi mandiri, keluarga disarankan untuk tidak menggelar kegiatan yang dapat mengundang orang banyak.
Di samping itu, pihaknya juga meminta warga untuk tetap tenang dan tidak panik.
"Tetap lakukan isolasi mandiri, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun dan mengkonsumsi makanan yang bergizi mengandung vitamin untuk meningkatkan kekebalan tubuh."
"Dan rumah duka juga sudah disemprot disinfektan," tutur dia.
Kelik mengaku akan terus memantau kondisi warga yang menjalani isolasi mandiri tersebut.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan puskesmas untuk melakukan rapid test terhadap warga tersebut.
"Kita menunggu perkembangan dulu. Karena yang lebih tahu dari puskesmas untuk rapid test," terang Kelik. (Labib Zamani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ikut Makamkan Pasien Positif Corona, Belasan Warga di Klaten Isolasi Mandiri"