Fakta-fakta Rusuh di Klaten: Diduga Berawal dari Tagih Utang Rp 100 Ribu, 74 Orang Diperiksa
Kerusuhan di Klaten, tepatnya di kawasan Pasar Pedan, Desa Soboyan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten pada Minggu (4/10/2020) malam menjadi sorotan.
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Kerusuhan di Klaten, tepatnya di kawasan Pasar Pedan, Desa Soboyan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten pada Minggu (4/10/2020) malam menjadi sorotan.
Penyerangan oleh sekelompok warga itu membuat warga sekitar takut.
Warga disekitar lokasi kejadian ada yang langsung menutup semua pintu dan mematikan lampu rumah.
Pasalnya, puluhan warga tiba-tiba datang pada malam hari membawa tongkat hingga pedang.
Diberitakan TribunSolo.com, penyebab yang melatar belakangi peristiwa tersebut adalah karena hutang Rp 100 ribu.
Baca: Tewas Dianiaya Setelah Dituduh Curi Ponsel, Jenazah Faisal Akhirnya Diautopsi
Awal Mula
TribunSolo.com mengabarkan, sekelompok orang melakukan penyerangan di Dukuh Kampung Sewu, Keden, Pedan, Klaten, Minggu (4/10/2020) malam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, kejadian berawal pukul 18.30 WIB.
Kejadian bermula saat empat orang yang mendatangi rumah salah satu warga setempat bernama Ucup.
Kedatangan empat orang itu untuk menangih hutang Rp 100 ribu.
Saat datangi, Ucup meminta agar mereka datang pukul 20.00 WIB.
Namun, keempat orang tersebut tak terima dan menghajar warga tersebut dengan sebatang besi.
Setelah menghajar Ucup, keempat orang itu pergi meninggalkan rumah Ucup.
Sebelum meninggalkan TKP, keempat orang tersebut sempat merusak salah satu gerobak milik warga setempat.
Lalu, sekitar pukul 19.30 WIB, datang sekelompok orang mendatangi TKP kembali.
Mereka datang kembali dengan massa yang lebih banyak.
Baca: Siswi SMP Terciduk Satpol PP Jual Diri, Sang Ibu Syok Lihat Alat Kontrasepsi, Selama Ini Dibohongi
Ada sekitar ratusan orang menggeruduk ke Jalan Ronggowarsito Kampung Sewu, Keden, Pedan, Klaten.
Mereka mendatangi lokasi kejadian, dan sempat menghajar seseorang yang mereka lewati.
Diduga, sekelompok orang tersebut masih mencari warga tersebut.
Saat itu, warga disekitar lokasi kejadian ada yang langsung menutup semua pintu dan mematikan lampu rumah.
Selain itu, warga juga tak berani keluar karena takut menjadi sasaran amukan sekelompok orang bercelana hitam.
Kapolres Klaten, AKBP Edy Suranta Sitepu mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan tersebut sekitar pukul 20.00 WIB.
"Kami langsung ke lokasi dan membubarkan kerumunan tersebut," kata dia.
Melihat Polisi yang mulai datang, sekelompok massa tersebut langsung membubarkan diri.
Namun, sebagian dari mereka berhasil diamankan di bawa ke Mapolres Klaten.
Ia menambahkan, kasus ini murni karena masalah pribadi yang disebarkan di sosial media.
"Untuk korban sementara baru satu dan masih kami identifikasi serta dilakukan visum." jelas Kapolres.
"Selain itu juga ada satu orang kami amankan yang membawa sajam dan saat ini, kami periksa," paparnya.
74 Orang Diperiksa
Masih dari TribunSolo.com, puluhan orang dari ratusan orang berhasil diamankan ke Mapolres Klaten, Minggu (4/10/2020).
Kapolres Klaten, AKBP Edy Suranta Sitepu mengatakan, pihaknya berhasil mengamankan 74 orang.
Mereka diamankan paska terjadi penyerangan di Kampung Sewu, Keden, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten.
"Kami mendapat laporan sekira pukul 20.00 WIB, dan kami langsung ke lokasi dan membubarkan kerumunan tersebut." kata Kapolres.
"Kami juga mengamankan 74 orang untuk dibawa ke Mapolres Klaten untuk dilakukan pemeriksaan," jelasnya.
Pihaknya masih mendalami penyebab dari penyerangan yang terjadi.
Menurutnya, masalah ini dipicu karena kesalahpahaman antar pihak.
Sehingga ini murni masalah pribadi antara pihak yang terlibat.
Baca: Insiden Penyerangan di Pedan Klaten, Polisi Sita Barang Bukti Senjata Tajam Hingga Pecahan Batu
Bukan Unsur Politik
Masih dari TribunSolo.com, Kapolres Klaten AKBP Edy Suranta Sitepu memastikan penyebab dari penyerangan yang terjadi di Kecamatan Pedan, Klaten bukan karena masalah politik.
Ya, penyerangan tersebut terjadi ditengah massa Pilkada Klaten 2020.
Sehingga, sejumlah orang banyak yang berasumsi jika kejadian tersebut disebabkan karena masalah politik.
"Tak ada unsur politik disini," kata Kapolres, Minggu (4/10/2020).
"Ini murni kasus pribadi," imbuhnya.
Isu politik ini berkembang di sejumlah media sosial.
"Namun dengan berkembangnya di sosial media, diinformasikan di sosial media dan teman-temannya datang dan terjadi keributan," ujarnya.
Minggu Malam: Mereka Teriak-teriak
Adapun seperti diituliskan TribunSolo.com, penyerangan yang terjadi di kawasan Pasar Pedan, Desa Soboyan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, membuat warga kocar-kacir.
Sebab, penyerangan itu terjadi secara tiba-tiba, pada Minggu (4/10/2020) malam.
Menurut keterangan warga yang berada di sekitar lokasi kejadian, Atmanto (53), sekelompok orang yang terlibat dalam penyerangan tersebut membawa sejumlah senjata.
Senjata yang dibawa beregam, seperti tongkat panjang, pedang, besi, dan batu.
Mereka berjalan dari arah Desa Pentil, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten.
"Mereka teriak-teriak mencari anggota sebuah organisasi massa." ujar Atmanto kepada TribunSolo.com, Senin (5/10/2020).
"Berteriak kencang berkali-kali," imbuhnya.
Armanto mengatakan kelompok tersebut berjalan sambil merusak instalasi beberapa toko yang ada di jalan yang mereka lewati.
Termasuk gerobak buat jualan Kepel Pedan milik keponakan Armanto tak luput dirusak.
Situasi mulai kondusif pasca personel kepolisian diterjunkan ke lokasi kejadian.
Peronsel gabungan dari Polsek Pedan, Cawas, dan Ceper diterjunkan guna mengendalikan massa.
Bahkan, Kapolres Klaten AKBP Edy Suranta Sitepu sampai terjun ke lapangan.
"Mulai kondusif total pukul 22.00 WIB," cetusnya.
(Tribunnews.com/TribunSolo.com/Mardon Widiyanto, Adi Surya Samodra)