Fakta Warga Keracunan di Tasikmalaya: Berawal dari Acara Ulang Tahun hingga Kekurangan Tenaga Medis
Ratusan warga di Tasikmalaya mengalami keracunan makanan. Diduga, nasi kuning acara ulang tahun menjadi sumber penyebabnya. Berikut fakta-faktanya.
Penulis:
Widyadewi Metta Adya Irani
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Ratusan warga di Tasikmalaya mengalami keracunan makanan.
Diberitakan Tribunjabar.id, hingga Jumat (9/10/2020) petang, jumlah korban keracunan di Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya mencapai 197 orang.
Kendati demikian, banyak korban yang mulai sembuh.
Berikut fakta-fakta ratusan warga di Tasikmalaya mengalami keracunan, yang telah dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:
1. Kronologi
Dikutip dari Kompas.com, Komandan Koramil 1203 Kodim 0612 Tasikmalaya Mayor Inf Iwan Suwanto menyebutkan kejadian ini berawal saat keluarga IN mengadakan pesta ulang tahun anaknya.
Keluarga IN berasal dari Kampung Cilange, Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Terhitung ada sebanyak 80 orang hadir dalam acara itu.
Sebagian besar adalah anak-anak yang didampingi para orangtuanya.
Baca: Kronologi Ratusan Warga Keracunan Nasi Kuning di Tasikmalaya, Bakteri Diduga dari Santan
Para tamu acara tersebut merupakan kerabat dan tetangga pihak penyelenggara acara.
Informasi mengenai keracunan massal baru diketahui warga pada pukul 01.00 WIB.
Warga mendapat kabar dari grup WhatsApp keluarga bahwa para korban mengalami keracunan seusai makan nasi kuning di acara tersebut.
Kemudian, korban yang mengalami gejala berat dan sedang sampai menjalani perawatan di Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Korban keracunan yang bergejala sedang dan berat merupakan anak-anak berusia 5 hingga 10 tahun.
Baca: Korban Keracunan Makanan di Tasikmalaya Bertambah Menjadi 142 Orang, Sebagian Besar Anak-anak
Mereka mengalami gejala pusing, muntah-muntah dan kejang-kejang.
"Sebagian besar anak-anak sekarang masih menjalani perawatan di Puskesmas dan sebagian lagi dibawa ke RSUD Soekardjo Tasikmalaya yang bergejala berat," ujar Iwan, Kamis (8/10/2020).
2. Korban Mencapai 197 Orang, 105 Pasien Telah Dipulangkan
Diberitakan Tribunjabar.id sebelumnya, jumlah korban keracunan makanan di Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya mencapai 197 orang.
Hal itu sesuai dengan data terakhir yang tercatat pada Jumat (9/10/2020) petang.
Namun begitu, jumlah korban yang sudah sembuh pun terus bertambah.
Saat ini, sebanyak 105 orang sudah dipulangkan, termasuk yang sudah bisa dirawat di rumah atau rawat jalan.
Baca: Makan Nasi Kuning saat Acara Ulang Tahun, Puluhan Warga di Tasikmalaya Keracunan
Sementara itu, diprediksi terdapat lebih dari 250 warga yang menyantap nasi kuning, yang diduga sebagai sumber penyebab keracunan.
"Sejak awal kami memprediksi lebih dari 250 warga yang menyantap nasi kuning ulang tahun yang diduga sebagai sumber penyebabnya," kata Kabid Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Titie Suryaningsari, di Puskesmas Mangkubumi.
3. Sebagian Pasien Ditempatkan di Ruang Kelas
Masih dari Tribunjabar.id, sebagian korban yang masih dirawat ditempatkan di beberapa ruang kelas SD Puspasari di belakang Puskesmas Mangkubumi.
"Dengan upaya penanggulangan yang optimal, akhirnya banyak pasien yang bisa pulang."
"Selain sudah sembuh juga sebagian menjalani rawat jalan," ujar Titie.
Untuk mendukung penanggulangan serangan keracunan massal tersebut, pihak BPBD Kota juga membuat dapur umum.
Baca: Makan Nasi Kuning saat Acara Ulang Tahun, Puluhan Warga di Tasikmalaya Keracunan
Selain itu, BPBD Kota pun memasok satu truk tangki air bersih.
Hal itu dilakukan karena banyak petugas yang terlibat dalam upaya penanggulangan.
Bahkan, tidak hanya petugas medis tetapi juga para relawan.
Hingga Jumat (9/10/2020) masih saja ada korban yang datang walau jumlahnya hanya satu dua orang.
"Korban yang datang belakangan biasanya mereka masih punya imun bagus."
"Namun lama-lama juga racun menyebar dan akhirnya jatuh sakit," ujar Titie.
4. Kekurangan Tenaga Medis
Diberitakan Kompas.com, proses penanganan warga yang mengalami keracunan nasi kuning di Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, terkendala kekurangan tenaga medis yang merawat pasien.
"Berhubung pasiennya banyak, kita kendalanya kekurangan tenaga medis untuk merawat para korban," jelas Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf, kepada wartawan, di Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jumat (9/10/2020).
"Apalagi dalam penanganan Covid-19 saja kita kekurangan ditambah kejadian ini," sambungnya.
Baca: 114 Orang jadi Korban Keracunan Nasi Kuning Acara Ulang Tahun, 4 Korban Kritis Alami Kejang-kejang
Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Dinas Kesehatan pun langsung memerintahkan pembagian dan pengalihan tenaga medis dari Puskesmas kecamatan lainnya untuk membantu proses penanganan pasien keracunan di Puskesmas Mangkubumi.
Dengan penambahan tenaga medis tersebut, diharakan proses penanganan pasien keracunan dapat berjalan optimal dan tidak menimbulkan korban jiwa.
"Bukan apa-apa, penanganan korban keracunan seperti ini butuh gerak cepat dalam penanganan medis," tambah Yusuf.
"Kalau lama, akan membahayakan korban," sambungnya.
5. Belum Masuk Kategori KLB
Sementara itu, diberitakan Tribunjabar.id, kasus keracunan massal di Kota Tasikmalaya ini belum masuk kategori kejadian luar biasa (KLB).
Hal itu disampaikan Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf saat menengok korban di ruang perawatan darurat SD Puspasari di belakang Puskesmas Mangkubumi.
"Ini bukan KLB, ya. Berkat upaya penanggulangan dari petugas medis gabungan, korban terus berdatangan tapi juga yang sembuh banyak," kata Yusuf, Jumat (9/10/2020).
Selain itu, Yusuf mengatakan, sejauh ini tidak ada korban yang meninggal dunia.
Hal ini lantaran semua korban segera dilarikan ke puskesmas ketika mulai terserang gejala keracunan.
"Alhamdulillah hingga saat ini tidak sampai jatuh korban jiwa. Saya berharap ke depannya juga tidak. Saya sudah minta jangan ada korban keracunan yang terlambat ditangani," ujar Yusuf.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta, Tribunjabar.id/Firman Suryaman, Kompas.com/Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha)