Selasa, 2 September 2025

Penanganan Covid

Enam Orang Curi Tujuh Jenazah Covid-19 di Parepare, Motifnya Ternyata Karena Mimpi Ini

Menurut panduan interim yang dipublikasi WHO pada Maret 2020 lalu, Covid-19 secara umum disebarkan lewat droplet atau percikan liur.

Editor: Hendra Gunawan
Darullah/Tribun Timur
Jenazah pasien Corona (Covid-19) di Kota Parepare hilang, Jumat (12/3/2021) 

TRIBUNNEWS.COM, PAREPARE -- Misteri pembongkaran makam dan pencurian tujuh mayat pasien Covid-19 di Kota Parepare, Sulawesi Selatan akhirnya terungkap.

Aparat kepolisian menangkap sebanyak enam orang yang diduga menjadi pelaku pencurian mayat tersebut.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol E Zulpan mengatakan, keenam orang yang telah diamankan tersebut saat ini statusnya telah menjadi tersangka.

"Mereka sudah ditetapkan menjadi tersangka," kata Zulpan saat dihubungi pada Minggu (14/3/2021) malam.

Baca juga: 2.500 Pegawai di Komunitas Bandara Angkasa Pura II Dapatkan Vaksinasi Covid-19

Ada pun motif dari pencurian karena ada amanah dari keluarga korban agar dimakamkan di tempat lain.

Salah satu keluarga, kata Zulpan mengaku bermimpi bertemu dengan korCovid-19 yang meninggal, dan korban berpesan agar makamnya dipindahkan.

"Karena terbebani degan amanah tersebut, maka mereka melakuka penggalian dan menggambil jenazahnya," ungkapnya.

Para tersangka memiliki peran masing-masing antara lain sebagai pencangkul kuburan dan lainnya.

Zulpan menjelaskan, para tersangka tersebut masih memiliki hubungan keluarga dengan salah satu jasad yang diambil.

Baca juga: 7 Jenazah Hilang dari Makam Pasien Covid-19 di Pare Pare

Heboh

Sebelumnya warga Parepare heboh. Hal ini lantaran tujuh jenazah pasien Covid-19 yang dimakamkan di kompleks pemkaman Kelurahan Lemoe, Kota Parepare, hilang.

Di lokasi, ada beberapa kuburan yang dibongkar dan hanya tersisa peti mati.

Namun ada pula makam yang terlihat amblas dan diduga ditutup kembali lubangnya setelah digali.

Baca juga: Setelah Disuntik Vaksin Covid-19 Dianjurkan Konsumsi Kelapa Hijau, Benarkah?

Polisi menduga, kasus ini sebagai pencurian mayat.

Temukan Sandal Jepit

Mendapati laporan warga pada Jumat (12/3/2021), polisi pun segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Polisi menemukan sandal jepit di lokasi kuburan yang terbongkar.

Sandal itu pun akhirnya disita oleh pihak kepolisian.

"Kita telah melakukan olah TKP, dan juga telah menyita sejumlah barang bukti di kuburan termasuk sandal jepit yang ada dalam kuburan terbongkar itu," sebut Kasat Reskrim Polres Parepare Iptu Asian Sihombing.

Petugas memeriksa sejumlah saksi terkait dugaan pencurian mayat ini.

Mereka juga mendatangi keluarga jenazah pasien Covid-19 yang dinyatakan menghilang.

Kapolres akan Tindak Tegas jika Jenazah Dicuri

Kapolres Parepare AKBP Welly Abdillah menegaskan, akan menindak tegas para pelaku pembongkaran makam.

"Para pelaku pengambilan jenazah Covid-19 tersebut pastinya akan kita tindak tegas," tutur Welly, seperti dilansir dari Tribun Parepare.

Kapolres telah memerintahkan jajarannya untuk mengusut tuntas kasus hilangnya jenazah pasien Covid-19 tersebut.

Diketahui Warga yang Berziarah

Terbongkarnya makan dan hilangnya sejumlah jenazah pasien Covid-19 kali pertama diketahui oleh seorang warga yang berziarah.

Warga bernama Eva itu mulanya akan berziarah ke makam sang adik yang meninggal dunia karena Covid-19.

Betapa terkejutnya Eva ketika mengetahui ada beberapa makam dalam kondisi terbongkar. Jenazah di dalam makam pun hilang.

Ia meyakini, pembongkaran makam dilakukan baru-baru saja. Sebab, beberapa waktu lalu Eva melihat makam itu masih rapi sewaktu berziarah ke makam sang adik.

"Yakin saya, kalau pembongkaran makam ini baru-baru. Karena beberapa hari lalu makamnya masih berjejer rapi, lengkap dengan nisan," kata dia.

Apakah Jenazah Pasien Covid-19 masih bisa menyebarkan virus?

Menurut panduan interim yang dipublikasi WHO pada Maret 2020 lalu, Covid-19 secara umum disebarkan lewat droplet atau percikan liur.

Artinya kecil kemungkinan jenazah yang sudah tidak bernapas bisa menyebarkan virus.

"Hanya organ paru-paru pasien yang meninggal saat pandemi influenza, jika tidak ditangani dengan baik selama autopsi bisa menularkan penyakit. Selain itu, jenazah tidak bisa menularkan penyakit," tulis WHO seperti dikutip pada Jumat (12/3/2021).

Namun demikian protokol khusus tetap diperlukan saat menangani jenazah. Alasannya untuk berjaga-jaga karena virus diketahui bisa tetap hidup di permukaan sampai berhari-hari.

"Siapa saja yang menangani jenazah harus memakai sarung tangan saat melakukan kontak. Bila ada aktivitas yang mungkin membuat cairan tubuh keluar, gunakan pelindung mata dan mulut. Pakaian yang dikenakan saat menangani jenazah harus segera ditanggalkan dan dicuci begitu selesai prosedur, atau kenakan gaun khusus," tulis WHO dalam panduannya.(*)

(Tribun Timur/*)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan