Cuaca Ekstrem di Indonesia Timur
UPDATE Banjir Bandang di Adonara, Cuaca Ekstrem Buat Petugas Sulit Evakuasi, Warga Butuhkan Selimut
Update banjir bandang yang menerjang Pulau Adonara, cuaca ekstrem buat petugas sulit mengevakuasi hingga warga membutuhkan bantuan selimut.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Banjir bandang akibat cuaca ekstrem atau Siklon Seroja menerjang Pulau Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada Minggu (4/5/2021) dini hari.
Dalam tayangan Kompas TV pada Senin (5/4/2021) siang, para petugas dari kepolisian Flores Timur dan relawan telah diberangkatkan untuk melakukan evakuasi terhadap korban banjir bandang ini.
Namun, cuaca ekstrem yang masih terjadi di Flores Timur membuat para petugas kesulitan untuk mencapai titik lokasi bencana.
Para petugas juga harus menempuh perjalanan darat selama sekira dua jam lamanya untuk sampai di lokasi bencana setelah tiba di pelabuhan terdekat.
Sementara, tim SAR sudah lebih dulu diterjunkan di lokasi bencana sejak Minggu (4/5/2021) malam.
Dari informasi yang dihimpun, seluruh warga terdampak di Pulau Adonara telah mengungsi di lokasi pengungsian yang disediakan.
Ada juga beberapa warga yang mengungsi secara mandiri di rumah kerabatnya.

Di lokasi pengungsian sendiri, para warga terdampak masih kekurangan bantuan.
Sekira 300 pengungsi ditempatkan dalam tempat pengungsian yang telah disediakan.
Bantuan dari pemerintah untuk para korban terdampak di lokasi pengungsian pun masih diharapkan.
Saat ini, bantuan yang paling dibutuhkan oleh para pengungsi adalah selimut dan obat-obatan.
Di sisi lain, tiga jembatan yang rusak hingga putus membuat seluruh mobilisasi untuk mencapai lokasi bencana terhambat.
Alat berat pun dibutuhkan untuk membuka akses jalan agar evakuasi korban bisa dilakukan.
Sampai saat ini, proses evakuasi dengan mengerahkan alat berat untuk membuka akses untuk mengevakuasi pencarian korban masih terus berjalan.
Sementara, banjir bandang di Kabupaten Lembata menyebabkan 17 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya hilang.
Baca juga: BNPB: 17 Rumah Hanyut Akibat Banjir Bandang di Flores Timur
Baca juga: Fakta-fakta Banjir Bandang di Flores Timur: Semua Akses Terputus, Kondisi Pengungsian Memprihatinkan
Lima Jembatan Putus Akibat Banjir Bandang di Flores Timur
Banjir bandang yang melanda Flores Timur pada Minggu dini hari menyebabkan lima jembatan putus dan rumah warga rusak tertimbun lumpur.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati.
"Laporan BPBD setempat, banjir bandang berakibat pada 5 jembatan putus dan puluhan rumah warga tertimbun lumpur."
Baca juga: Update Korban Bencana Banjir Bandang di Flores Timur: 44 Meninggal, 24 Orang Hilang
"Seperti di Desa Nelelamadike, dan puluhan rumah terendam banjir di Kecamatan Adonara Barat," ujar Raditya Jati dalam keterangan tertulisnya.
Ia mengatakan Bupati Flores Timur bersama jajarannya telah berada di lokasi untuk membantu penanganan darurat bencana.
Rombongan yang menyertai bupati terdiri dari unsur BPBD, TNI, Polri, dinas PUPR, Satpol PP, dinas kesehatan, dinas pertanian dan dinas ketahanan pangan, dinas perkebunan dan peternakan, perwakilan DPRD dan unsur terkait lain.

Insiden banjir bandang tersebut dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi.
"BNPB telah berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk dukungan penanganan darurat. Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB dan dukungan logistik akan segera dikirimkan ke lokasi terdampak," kata dia.
"Dukungan logistik yang telah didorong menuju lokasi bencana antara lain makanan siap saji 1.002 paket, lauk pauk 1.002 paket, makanan tambah gizi 1.002 paket, selimut 3.000 lembar."
Baca juga: Banjir Bandang Terjang 2 Desa di Flores Timur, Kepala BNPB Letjen Doni Bertolak ke NTT
"Sarung 2.000 lembar, rapid test antigen 10.000 test, masker kain 1.000 buah dan masker medis 1.000 buah," tambahnya.
Tidak hanya infrastruktur, banjir bandang juga menelan korban jiwa.
Raditya mengatakan, berdasarkan laporan yang masuk ke BNPB, banjir bandang menyebabkan 41 warga meninggal dunia, 9 luka-luka dan 27 hilang.

"BPBD terus melakukan pendataan dan memverifikasi data lapangan untuk pemutakhiran selanjutnya," katanya.
Wilayah yang terdampak antara lain Desa Nelelamadike di Kecamatan Ile Boleng, Kelurahan Waiwerang dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur.
Desa Oyang Barang dan Pandai di Kecamatan Wotan Ulumado serta Desa Waiwadan dan Duwanur di Kecamatan Adonara Barat.
Baca juga: BNPB Kirim Rapid Tes Antigen dan Masker untuk Korban Banjir Bandang Adonara Flores Timur
Rincian korban di Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng adalah 35 warga meninggal dunia, 5 luka-luka, 19 hilang dan 9 KK atau 20 jiwa terdampak.
Sedangkan di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, terdapat 3 warga meninggal dunia dan 4 terluka serta 7 warga masih hilang.
"Di Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado, sebanyak 3 warga meninggal dunia dan 1 orang lainnya hilang, sedangkan 40 KK terdampak," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana/Taufik Ismail)
Berita lain terkait Cuaca Esktrem di Indonesia Timur