Senin, 11 Agustus 2025

Gibran akan Tindak Tegas Jika Pedagang Solo Pasang Harga Tak Wajar Seperti di Puncak dan Malioboro

Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka turut menanggapi viralnya pedagang di Puncak dan Malioboro yang memasang harga tak wajar kepada pembeli.

TRIBUNNEWS.COM/Muhammad Nursina
Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka menyapa jamaah shalat seusai melaksanakan shalat Idul Fitri 1442 H di Balaikota Surakarta, Kamis (13/5/2021) pagi. TRIBUNNEWS.COM/Muhammad Nursina 

TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka turut menanggapi viralnya pedagang di Puncak dan Malioboro yang memasang harga tak wajar kepada pembeli.

Gibran menyatakan, dalam kurun waktu tiga bulan ini, khususnya pada bidang kuliner di Solo, dirinya masih belum mendapat keluhan dari masyarakat.

Terkait adanya harga-harga kuliner di Solo yang dirasa tidak wajar.

"Saat ini untuk kuliner, dalam tiga bulan ini saya belum menerima keluhan-keluhan warga yang tidak wajar. Untuk yang kuliner ya," kata Gibran dalam Program Overview di kanal YouTube Tribunnews.com, Kamis (3/6/2021).

Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka  ss
Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka

Baca juga: Kejadian Pedagang Makanan Getok Pembeli Dengan Harga Tak Wajar di Puncak dan Malioboro

Ia pun berharap kejadian di Malioboro dan Puncak tidak terjadi di Kota Solo.

Namun jika nantinya ditemukan pedagang nakal yang memasang tarif tak wajar, Gibran akan menindaknya dengan tegas.

Karena pemasangan tarif yang tak wajar ini bisa merugikan konsumen dan membawa citra buruk bagi Kota Solo.

"Ya Insyaallah kejadian yang terjadi di Malioboro tidak terjadi di Kota Solo. Tapi kalau ada keluhan-keluhan kami siap menindak tegas."

"Itu kan merugikan konsumen dan juga membawa citra buruk untuk Kota Solo, ya memang harus ditindak tegas," ungkapnya.

Baca juga: Pedagang Mie Instan di Puncak Pukul Pembeli Dengan Harga Tak Wajar, Ramai di Medsos

Kejadian Pedagang Pasang Tarif Tak Wajar di Puncak

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, terdapat kasus viral di media sosial yang mengungkapkan adanya pedagang memasang harga tak wajar kepada pembeli.

Kejadian tersebut terjadi di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Pengunggah video pun menceritakan pengalamannya saat membeli mie instan di satu kedai di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor dengan harga yang tak wajar.

Alhasil, tarif makanan dan kedai tersebut viral di media sosial.

Baca juga: Soal Harga Pecel Lele Tak Wajar di Malioboro, Oknum Pedagang Dikenai Sanksi hingga Lokasi Sebenarnya

Seorang netizen mengunggah nota pembayarannya atau bill ke medsos.

Dalam nota yang beredar tertulis bahwa harga 2 porsi mi instan pakai telur dipatok dengan harga Rp 54 ribu yang artinya 1 porsi Rp 27 ribu.

Namun di nota tersebut harga 1 porsinya ditulis Rp 18 ribu.

Kasir kedai tersebut diduga keliru dalam menghitung tarif makanan yang dipesan pelanggannya hingga tarif yang dibayarkan menjadi tak wajar.

Kemudian untuk sajian lainnya, seporsi nasi dipatok Rp 10 ribu, segelas teh manis hangat Rp 10 ribu, jagung bakar Rp 17 ribu, seporsi roti bakar coklat Rp 25 ribu, dan seporsi telur setengah matang Rp 25 ribu.

Baca juga: Kata Sri Sultan soal Harga Pecel Lele Mahal di Kawasan Malioboro yang Viral: Belum Tentu Laku Lagi

Kejadian di Malioboro

Sebelumnya, kejadian pedagang pecel lele di Malioboro mematok harga dengan tak wajar diunggah oleh akun @aulroket di Tiktok.

Menurut pengakuan warganet itu, harga pecel lele dibanderol sampai Rp 37 ribu.

Dengan rincian, Rp 20 ribu untuk seporsi lele, Rp 7 ribu nasi putih, serta Rp 10 ribu untuk lalapan di sebuah warung lesehan.

"Gua nggak mau nyebut lah, pokoknya di deretan ini, kenapa kapitalis banget, hallo? Jadi, buat kalian, viewer gue orang Yogya, coba kasih tau, kenapa makan di daerah sini tuh harganya suka tak sesuai," ujarnya.

Setelah video tersebut viral, Pemkot Yogyakarta bersama paguyuban pedagang melakukan penelusuran.

Setelah dilakukan penelusuran, pedagang yang menjual pecel lele dengan harga tak wajar itu akhirnya ditemukan.

Baca juga: Kabar Terbaru Video Viral Pecel Lele Malioboro, Pelakunya Ternyata Pedagang Baru dan Dijatuhi Sanksi

Ketua Forum Komunikasi dan Koodinasi Perwakilan (FKPP), Adi Kusuma mengatakan, pedagang itu merupakan pedagang baru.

"Perihal video viral yang menyangkut PKL pecel lele yang ada di perwakilan (jalan), kami menyatakan bahwa memang sudah kami temukan oknum PKL tersebut, tetapi saya nyatakan oknum tersebut belum masuk dalam paguyuban kami, karena oknum tersebut ternyata adalah pemilik baru dari pemilik lama yang baru dialihkan," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima Tribun Jogja, Kamis (27/5/2021).

Menurut Adi, pedagang tersebut baru berjualan di Jalan Perwakilan sekira 2 bulan.

Pedagang itu membeli lapak dari pedagang sebelumnya yang tidak mampu mengelola usahanya karena Pandemi Covid-19.

Kepada Adi, oknum pedagang itu mengaku tidak mengetahui bahwa ada paguyuban pedagang di Jalan Perwakilan sehingga alih lapak itu juga tidak dikoordinasikan.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Daryono)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan