Liputan Khusus
BNN Bali Perangi Bandar dan Pengedar Narkoba ke Desa-Desa (2-Habis)
BNN Bali menerapkan strategi intensif memerangi jaringan narkoba ke desa-desa di Bali dengan srategi podcast.
Editor:
cecep burdansyah
Narkoba merambah ke anak muda, karena praktis harga per paket bisa sekitar Rp 200 ribu, bisa dipakai coba-coba di pergaulan anak muda jika tidak benar-benar diawasi.
Seperti saat saya bertugas di NTB, warnet buka 24 jam, kita pernah amankan sekitar 40 penyalahguna narkoba.
Mereka mengaku mengonsumsi shabu untuk menambah semangat, kekuatan dalam bermain game. Menang main game, hasilnya digunakan untuk membeli shabu lagi.
Siapa yang mengawasi mereka, kenapa bisa sampai pagi? Kan dibutuhkan semua orang untuk pengawasan, lebih berhati-hati dalam memberikan pengawasan terhadap anak. Nah, dengan cara mengikuti teknologi, kita bisa edukasi langsung ke anak-anak milenial.
Bagaimana upaya pencegahan di era digital supaya lebih efektif menyasar kaum milenial ?
BNNP Bali menggalakkan program ketahanan keluarga, juga melalui program Desa Bersinar (Bersih Narkoba).
Artinya, upaya yang bersifat pencegahan, rehabilitasi berbasis masyarakat, upaya pemberdayaan masyarakat itu dilakukan di desa dengan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda.
Desa menjadi garda terdepan dari sisi edukasi, kita rangkul semua. BNN tidak bisa sendirian, kekuatannya terbatas.
Kita harus merangkul para pemangku kepentingan. Misalnya, juga dengan Sekolah Bersinar, dengan pemerintah daerah dan lain-lain.
Di dalam menangani masalah narkoba, ada Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 2020.
Intinya, diharapkan kementerian, lembaga mulai dari pusat hingga pemda membuat rencana aksi nasional di bidang pencegahan narkoba
Misalnya, dengan membentuk relawan, pegiat anti narkotika yang diharapkan gencar melakukan sosialisasi. Ada juga tes urin di instansi pemerintahan dalam rangka deteksi dini.
BNNP Bali mendirikan studio podcast sebagai upaya edukasi kaum milenial?
Program ini saya inisiasi sejak satu tahun yang lalu ketika saya masih bertugas di NTB, ketika pandemi baru muncul.
Jadi, tatkala yang lain masih mencari strategi, kita sudah tidak ada masalah strategi dalam diseminasi informasi di masa pandemi.