Pemuda Habisi Nyawa Ayah dan Kakak Kandung di Medan, Sempat Sujud Ketika Hendak Diamankan
Peristiwa berdarah yang menewaskan ayah dan anak di Kelurahan Sei Agul, Kota Medan, Sumatera Utara, masih diselidik pihak kepolisian.
Penulis:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS,COM, MEDAN - Peristiwa berdarah yang menewaskan ayah dan anak di Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Sumatera Utara, Sabtu (28/8/2021) masih diselidik pihak kepolisian.
Diketahui, Sugeng dan putranya Rizky ditemukan tak bernyawa dengan sejumlah luka di tubuhnya.
Kedua jasad korban ditemukan di kediaman mereka yang berada di Jalan T Amit Hamzah.
Diduga kuat keduanya dihabisi oleh Arsyad, putra kedua Sugeng.
Ada kabar, bahwa tersangka menghabisi nyawa ayah dan kakak kandungnya karena persoalan uang.
Adapula yang menyebut Arsyad membunuh ayah dan abangnya karena korban Riski sempat menjual handphone ibunya.
Plt Kapolsek Medan Barat AKP Tina Pulitawati pun memberikan keterangan yang menggantung.
Tina hanya mengatakan bila tersangka membunuh ayah dan abangnya lantaran sakit hati dan dendam.
"Untuk sementara kami tanya pelaku motifnya balas dendam," kata Tina, Minggu (29/8/2021).
Baca juga: Pemuda di Medan Habisi Nyawa Ayah dan Kakak Kandung Pakai Pisau, Kerabat Ungkap Kronologi Kejadian
Ditanya lebih lanjut dendam karena apa, Tina enggan menjelaskannya.
Dia mengaku akan merilis kasus ini dalam waktu dekat.
Hanya 5 Menit
Sajali, teman dekat tersangka mengungkap bila Arsyad sempat mengucapkan kata berulang-ulang sembari sujud di depan ayahnya yang telah meninggal dunia.
Sajali menceritakan awalnya ia mendobrak pintu rumah Arsyad.
Lalu mendapati Sugeng sudah tergeletak bersimbah darah dengan luka tusuk.
Seketika, Sajali pun melangkah cepat untuk mengabarkan kepada personel kepolisian yang dekat dari lokasi kejadian.
Kemudian, ia kembali lagi dan melihat Arsyad telah bersujud di depan pintu dekat jenazah Sugeng.
"Arsyad kayak merasa menyesal dan menangis. Dia bilang hanya 5 menit aja kepada saya. Itu aja diucap berulang ulang. Tapi kita tidak tahu artinya 5 menit itu apa. 5 menit bang Jali, minta maaf aku, 5 menit bang Jali. Seperti itu," ujarnya.
Baca juga: Pakai Pisau, Pemuda di Medan Diduga Habisi Nyawa Ayah dan Kakak Kandung
Sebelum kejadian, rupanya Arsyad sempat menjumpai Sajali perihal pekerjaan.
Sebab, sebelumnya Arsyad bekerja kepada Sajali sebagai tukang parkir.
"Jadi waktu kulihat dia sujud itu, kupegang lah dia dan pisau yang dipegangnya. Baru ada polisi yang masuk ke dalam. Ternyata baru tahu ada korban lain lagi dan ternyata itu Rizky," ujarnya.
"Senjatanya di dapat di dapur. Arsyad orang baik dan pendiam. Tidak ada macam macam juga kek narkoba," lanjutnya.
Sementara, Jon, kerabat korban, mengatakan peristiwa berdarah tersebut terjadi sekira pukul 19.00 WIB.
Berdasarkan keterangan keluarga korban, Arsyad awalnya menghabisi nyawa Riski dengan pisau kecil.
Setelah itu, pelaku baru menghabisi nyawa Sugeng.
Baca juga: Perampokan Toko Emas di Medan, Diduga Gasak Emas 4-5 Kilogram dan Korban Ditembak di Leher
Tapi dikatakan Jon, Arsyad sempat kesulitan ketika hendak menghabisi nyawa ayahnya dengan menggunakan pisau kecil.
Lalu, Arsyad mengambil parang yang ada di dapur untuk menghabisi nyawa ayahnya.
"Makanya kalau dilihat, bekas tikaman di tubuh kakaknya lebih banyak di banding Sugeng. Tapi luka tikam di tubuh ayahnya lebih besar," kata Jon di pemakaman, Minggu (29/8/2021) siang.
Setelah menghabisi nyawa Sugeng, rupanya Arsyad sempat ingin membunuh ibunya juga.
Tapi ibunya saat itu ternyata sedang membaca Ayat Kursi dan seketika parang yang di genggam Arsyad jatuh ke lantai.
"Dari peristiwa itulah dianggap Arsyad saat itu sedang kesurupan," ungkapnya.
Ia pun menjelaskan tidak bisa membenarkan adanya rumor yang mengatakan bahwa Sugeng dibunuh Riski, lalu Riski dibunuh Arsyad.
Jon mengatakan, berdasarkan informasi yang mereka terima dari kepolisian tidak demikian.
"Pokoknya dari polisi bilangnya dua orang ditikam satu orang," ungkapnya.
Kanit Reskrim Polsek Medan Barat, AKP Prastyo menyebutkan, kedua korban dihabisi tersangka menggunakan senjata tajam jenis pisau.
Namun, hingga kini pihaknya masih mendalami kasus tersebut untuk mengetahui motivasi tersangka dan kronologis kejadian sebenarnya.
"Masih didalami. Mohon doa," ujar Prastyo.
Baca juga: Fakta-fakta Pemuda Habisi Ayah dan Kakak Kandung di Medan, Kronologi hingga Sosok Pelaku
Kedua korban ditemukan tewas bersimbah darah.
Dari informasi lain, korban Sugeng mengalami sejumlah luka tikam di bagian perut dan dada serta punggung.
Sedangkan korban Riski, mengalami belasan luka tikam di sekujur tubuhnya.
"Ada sekitar 15 luka tikam di bagian perut korban," ujar Prastyo.
Dalam peristiwa itu, petugas telah mengamankan tersangka dan dua bilah pisau yang diduga digunakan tersangka untuk menghabisi ayah dan kakak kandungnya.
Jenazah kedua korban pun sudah divisum dan dimakam keluarga di tempat pemakaman umum (TPU) muslim tak jauh dari rumah mereka di Jalan T Amir Hamzah/Jalan Wakaf, Lingkungan X/XV, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat, Minggu (29/8/2021) siang.
Sosok perlaku
Sajali menyebut bila Arsyad selama ini dikenal sebagai orang yang memiliki prilaku yang baik.
Ia mengatakan sempat Rizky dan Arsyad mau ikut bersamanya jadi tukang parkir.
Tapi ia hanya memilih Arsyad karena perilaku yang lebih baik.
Menurutnya, sifat Arsyad jauh lebih baik dari pada Rizky.
Makanya, ia sangat terkejut dengan kejadian tersebut.
"Jadi Arsyad itu orangnya sering ke mesjid dan rajin salat. Pokoknya orangnya baik sekali," katanya.
Hal senada diuangkap Muhammad Muslim, tetangga korban.
Menurut Muslim, Arsyad adalah anak yang ramah dan sering berada di masjid untuk salat.
Selain itu, Arsyad orang yang sering bertegur sapa dengan tetangganya.
Ia mengatakan, Arsyad sepengetahuannya belum pernah dirundung masalah.
Baca juga: Pesta Pernikahan di Aula Gereja HKBP Medan Amplas Dibubarkan Satgas Covid-19
"Tapi kalau ada urusan keluarga kita tidak tahu. Semalam pun saya masih bertanya ke Arsyad ayah dimana. Dijawabnya di rumah," ucapnya.
Dikatakan, Arsyad juga bukan orang tempramental, tidak pernah milih-milih apa pun dikerjakan.
Arsyad dulu disebutkan bekerja serabutan.
Kadang kala buat kerajinan pot bunga, bekerja di Doorsmeer di sekitar rumahnya.
"Umurnya 20-an, abangnya 21 tahun. Udah tamat sekolah sama abangnya. Masyarakat tidak menyangka sama sekali lah pokoknya," katanya (Tribunmedan.com/ Goklas Wisely/ Fadli Taradifa)
Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul DIDUGA Bunuh Ayah dan Kakaknya, Arsyad Sempat Sujud dan Sebut '5 Menit' Berulang-ulang