Minggu, 10 Agustus 2025

Nepal van Java Kian Berwarna Warni, Perekonomian Warga Semakin Menggeliat

“Warga dengan jumlah lebih dari 1.000 orang yang terdiri dari 475 Kepala Keluarga kini memiliki lapangan usaha, warung makan, ojek hingga parkiran

Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Lebaran Di Nepal Van Java - Suara takbir berkumandang menjelang pagi di tengah hawa dingin dan kabut tebal yang menyelimuti Dusun Butuh yang berada di lereng Gunung Sumbing, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (13/5/2021). Sekitar pukul 06.00 WIB warga Dusun butuh mulai berbondong bondong mendatangi Masjid untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri. Setelah melaksanakan sholat sejumlah warga terlihat mendatangi makam keluarga sebelum melanjutkan silaturahmi antar warga di Dusun Butuh. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) 

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG – Dahulu Dusun Butuh Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Provinsi  hanyalah jalur perlintasan biasa yang dilalui para pendaki Gunung Sumbing.

Bisa dibilang lokasinya jauh dari kota dan fasilitas yang masih minim, sementara aktivitas warga pun biasa-biasa saja, mayoritas bekerja sebagai petani.

Mereka menanam berbagai sayuran mulai dari kentang, wortel, kol dan sayuran lainnya.

Namun pesona lanskap rumah-rumah penduduk Dusun Butuh yang seolah bertumpuk di lereng Gunung Sumbing kerap disandingkan oleh para pendaki dengan pemandangan perdesaan Namche Bazaar di Nepal yang berlokasi di Pegunungan Himalaya.

"Tak berlebihan terciptalah julukan Nepal van Java pada 2019," kata Kepala Dusun Butuh Kaliangkrik, Lilik Setiyawan dalam keterangannya.

Lilik memulai inisiasinya untuk menyulap Dusun Butuh agar tampak lebih berwarna.

Warga pun mulai berbenah.

Baca juga: Rute Menuju Dusun Butuh Kaliangkrik, Tempat Wisata di Magelang yang Dijuluki Nepal van Java

Bak gayung bersambut, Nippon Paint turut berpartisipasi melalui pengecatan rumah-rumah warga hingga Nepal van Java menjadi perbincangan di dunia maya karena menjadi instagramable dan kekinian.

Kepopuleran Nepal van Java juga memberi warna perubahan pada kehidupan perekonomian warga setempat.

“Warga dengan jumlah lebih dari 1.000 orang yang terdiri dari 475 Kepala Keluarga kini memiliki lapangan usaha baru seperti membuka warung makan atau kopi, kru parkir, hingga kru ojek. Hal tersebut membuktikan bahwa Nepal van Java mengangkat perekonomian warga,” kata Lilik.

Pengunjung berwisata di Gunung Sumbing di Desa Butuh, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (3/10/20). Desa Butuh kini dikenal dengan sebutan Nepal van Java karena panorama yang disuguhkan mirip di Pegunungan Himalaya. Jika musim kemarau suhu di Desa Butuh bisa mencapai 10 derajat celcius. Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Pengunjung berwisata di Gunung Sumbing di Desa Butuh, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (3/10/20). Desa Butuh kini dikenal dengan sebutan Nepal van Java karena panorama yang disuguhkan mirip di Pegunungan Himalaya. Jika musim kemarau suhu di Desa Butuh bisa mencapai 10 derajat celcius. Tribun Jateng/Hermawan Handaka (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang, Slamet Achmad Husein, S.E., M.M. mengungkapkan, seiring Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggerakkan kembali sektor pariwisata dengan meningkatkan potensi desa wisata Nepal van Java.

“Di era adaptasi baru covid-19, destinasi wisata meredup dan ini menjadi tantangan tersendiri.

Namun, semoga pengecatan Nepal van Java ini dapat mengibarkan kembali semangat sektor pariwisata terutama desa wisata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah lainnya,” tandas Slamet.

Saat ini, wisata Nepal van Java sudah melakukan simulasi pembukaan secara bertahap sejak dua pekan ini.

Masih dalam tahap simulasi, sesuai anjuran tetap melakukan protokol kesehatan ketat serta mengikuti SOP / Juknis yang telah diterbitkan oleh Disporapar Provinsi Jawa Tengah maupun Disparpora Kabupaten Magelang.

"Dalam tahap simulasi di masa pandemi ini terhitung sekitar 3000 orang berkunjung berdasarkan perhitungan akumulatif pada kunjungan hari biasa dan akhir pekan,” tambah Lilik.

Area Sales Manager Jawa Tengah Nippon paint, yaitu Topan Wijaksono mengatakan, sejak tahun 2019 Nippon Paint telah mendonasikan sebanyak 1.361 liter cat untuk diaplikasikan di 300 rumah warga atau setara dengan 6.805 meter persegi untuk Nepal van Java.”

Topan mengungkapkan pihaknya melihat potensi besar Dusun Butuh, Kaliangkrik menjadi destinasi wisata yang digandrungi oleh wisatawan.

"Dengan bantuan cat tersebut rupanya memberikan dampak bahwa Nepal van Java semakin berwarna dan popular karena menyerupai pemandangan perdesaan Namche Bazaar di Nepal.

Topan Wijaksono1111
Topan Wijaksono – Area Sales Manager Jawa Tengah Nippon Paint Indonesia (kanan) bersama dengan Lilik Setiyawan – Ketua Panitia dan Kepala Dusun Butuh Kaliangkrik (kiri) dan Slamet Achmad Husein, S.E., M.M. – Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang (tengah) mengecat salah satu spot foto dalam kegiatan CSR Nippon Paint

Kami yakin bahwa warna cat telah memberikan kekuatan untuk mengubah suasana Dusun Butuh Kaliangkrik dan mendorong wisatawan untuk menelusuri Nepal van Java," katanya saat acara CSR Nippon Paint Pengecatan Dusun Butuh (Nepal van Java) Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (14/10/2021).

Pada kegiatan CSR ini Nippon Paint melibatkan karyawan/ti turun langsung bersama warga Desa Butuh untuk melakukan pengecatan dengan durasi 336 jam pengerjaan.

Nippon Paint menggunakan Nippon Weatherbond, Vinilex, Pylox, Elastex Waterproof 3-IN-1, Matex Cat Genteng. Selain itu, untuk menunjang kebersihan Desa Wisata Nepal Van Java, Nippon Paint memanfaatkan kemasan cat selesai pakai sebagi tong sampah yang akan diletakkan di beberapa titik kawasan Kaliangkrik.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan