Jumat, 15 Agustus 2025

Fakta Oknum Guru Honorer di Flores Timur Cabuli Siswinya, Modus Pelaku hingga Kondisi Korban

Korbannya yang masih anak bawah umur ini sampai mengalami pendarahan hebat dan dilarikan ke rumah sakit

Editor: Eko Sutriyanto
POS-KUPANG.COM/AMAR OLA KEDA
SW (membelakangi kamera), guru yang cabuli muridnya saat diperiksa di unit PPA Polres Flotim 

TRIBUNNEWS.COM, LARANTUKA-  Aparat kepolisian di Flores Timur masih menangani oknum guru berinisial SW yang tega mencabuli muridnya.

Saat ini pelaku masih mendekam di sel Mapolres Flotim.

Aksi cabul guru muda ini tergolong sadis.

Pasalnya, korbannya yang masih anak bawah umur ini sampai mengalami pendarahan hebat dan dilarikan ke rumah sakit.

Meski aksi bejatnya sudah diketahui pihak sekolah atas pengakuan korban, namun SW sempat membantah telah pemerkosaan.

Ia malah mengatakan kalau aksinya itu atas dasar cinta, suka sama suka.

"Menurut guru (pelaku), mereka lakukan karena cinta, suka sama suka.

Tapi saya tidak terima alasan dia.

Baca juga: Siswi SMP Jadi Korban Pencabulan Pria Beristri di Aceh Timur, Pelaku Kini Menghilang

Karena menurut saya, apa yang dilakukan oleh seorang guru terhadap anak didiknya itu, salah," kata Kepala sekolah tempat korban bersekolah, F Didu Bas Fernandez kepada wartawan, Senin 15 November 2021.

Menurut dia, guru harus melihat siswa sebagai anak.

"Orangtua menitipkan anaknya di sekolah, maka di sekolah, guru harus sebagai orangtua dan siswa adalah anak. Anak harus dilindungi," 

Ia mengaku pihaknya sudah mengambil kebijakan keras mengeluarkan SW dari sekolah.

"Karena dia (SW) statusnya guru honor, maka kewenangannya ada pada kepala sekolah dan komite sekolah.

Dan, saat itu juga dia diberhentikan. Surat pemberhentiannya sejak tanggal 1 November," katanya.

Ia mengatakan, informasi soal aksi cabul okunum guru itu diperolehnya dari masyarakat, dua minggu setelah kejadian.

Setelah mendapat informasi itu, ia kemudian melakukan investigasi dan memanggil korban.

Kepadanya, korban menceritakan jujur dari awal hingga ia mengalami perlakuan tak senonoh dari sang guru.

Untuk mengkonfirmasi pengakuan korban, ia kemudian memanggil sang guru, SW ke ruangannya. SW pun tak berkelit.

Ia mengakui semua perbuatannya.

Namun, SW sempat membantah kalau aksinya itu atas dasar suka sama suka.

Kondisi Terakhir Korban 

Demi menjaga psikologi korban agar tetap menjalankan aktivitas di sekolah, melalui rapat dewan guru, ia mengaku sudah menginstruksikan semua guru agar siswi (korban) harus didampingi sungguh melalui pendampingan khusus guru bimbingan konseling (BK), maupun guru wali.

"Saya melihat dia punya keinginan untuk tetap sekolah. Sehingga saya sudah tegaskan, anak ini harus dijaga khusus, agar ia bisa bangkit.

Beri dia penguatan dan motivasi sampai dia benar-benar kembali percaya diri," tegasnya.

Baca juga: Remaja di Flores Timur Hamili Tiga Wanita dalam Setahun, Kini Meringkuk di Jeruji Besi

Ia mengatakan, selain menjaga psikologi korban melalui pendampingan guru BK, pihak sekolah juga telah memberi himbauan kepada semua siswa melalui guru wali untuk mencegah bullying di sekolah.

"Secara kasat mata saya lihat dia (korban) sudah mulai membaik, apalagi dua pekan ini dia sudah ikut pelajaran di sekolah.

Tapi saya yakin psikologisnya masih terganggu.

Kepada semua guru wali, saya sudah tegaskan agar beri imbauan ke siswa-siswa lain agar tidak boleh ada bullying.

Kita sungguh-sungguh menjaga, karena anak ini adalah korban. Kalau korban, perlu kita dilindungi," pungkasnya.

Dicabuli di Rumah Kerabat Pelaku 

SW mencabuli korban di rumah milik kerabatnya di wilayah Watowiti.

Di kamar rumah tua itu, SW tega memaksa muridnya itu memenuhi nafsu bejatnya hingga mengalami pendarahan hebat. 

Pos Kupang pun berhasil mewawancarai saksi kunci, Maria Bernadete Kese Rian pada, Senin 15 November 2021.

Maria merupakan anak pemilik rumah yang saat itu sendirian di rumah.

Sementara keluarga lainnya sedang berkebun. Maria mengaku jika SW merupakan kerabat dekatnya. 

Baca juga: Bareskrim Selidiki Kasus Pencabulan Anak yang Diduga Melibatkan Anggota DPR Berinisial MM

"Mama saya merupakan saudari kandungan ayah dari SW.

Antara saya dengan SW, statusnya sepupu," ujarnya. 

Ia mengungkapkan, di hari kejadian itu, ia sedang mencuci pakaian di rumahnya.

Sekitar pukul 3.00 WITA, ia didatangi SW bersama dua wanita yang menggunakan sepeda motor milik SW.

Rupanya, dua wanita itu adalah korban dan salah satu rekannya.

Kepadanya, SW meminta agar ia menemani rekan korban. 

Rumah yang menjadi lokasi pencabulan oknum guru pada muridnya di Flores Timur
Rumah yang menjadi lokasi pencabulan oknum guru pada muridnya di Flores Timur ()

"Dia minta saya temani teman korban, karena katanya, dia mau bertemu pacarnya.

Karena sedang sibuk mencuci, saya suruh rekan korban duduk di kursi depan kamar mandi dan saya lanjut mencuci," ujarnya. 

Saat hendak menjemur pakaian, ia mengaku sempat melihat SW bersama korban masuk ke kamar rumah tua yang selama ini ditempati neneknya. 

Karena asyik mencuci, ia bahkan mengaku tak mendengar suara teriakan dari korban. 

"Tidak ada suara teriakan yang saya dengar.

Mungkin karena bunyi air dan suara berisik saat saya sikat pakaian," katanya.

Baca juga: Sejumlah Desa di Pulau Adonara Flores Timur Diterjang Banjir

Saat kembali menjemur pakaian persis di depan rumah tempat pertemuan SW dan korban, ia mengaku tidak lagi melihat rekan korban termasuk SW dan korban. 

"Mereka pulang tidak pamit.

Saya kaget saat jemur pakaian, ketiganya sudah tidak ada," tandasnya. 

Menurut dia, rumah tempat kejadian itu merupakan rumah tua miliki orangtuanya yang selama ini ditempati neneknya.

Namun, karena sang nenek masih berada di Adonara, rumah itu pun dibiarkan kosong. 

"Saya sudah beri keterangan di polisi sesuai yang saya sampaikan ke kalian (wartawan)," jelasnya.

Pantauan wartawan, rumah tempat kejadian itu merupakan rumah setengah tembok dan hanya memiliki dua kamar.

Tak ada perabot rumah tangga didalamnya bahkan terkesan tak terawat layaknya rumah hunian.

Salah satu kamar rumah itu menjadi tempat penyimpanan barang-barang bekas pakai pemilik rumah. Sementara satu kamar lainnya, hanya ada sebuah tempat tidur usang tanpa kasur.

Modus Pacaran

Bunga (bukan nama sebenarnya) menjadi korban pencabulan gurunya berinisial, SW.

Aksi cabul guru bejat ini dilakukan dengan modus pacaran. SW sengaja mengungkapkan perasaan cintanya dan mengajak korban menjalin hubungan asmara.

Tanpa menaruh curiga, gadis lugu ini pun menerima gurunya itu untuk berpacaran. 

Tak lama pacaran, SW pun mulai memasang jebakan.

Dengan modus mengerjakan tugas, ia mengajak Bunga ke salah satu rumah kerabatnya di wilayah Watowiti. 

Tanpa ada rasa iba, SW memaksa Bunga untuk melampiaskan nafsu bejatnya. 

Sesaat setelah kejadian, Bunga mengalami pendarahan hebat akibat hubungan paksa gurunya.

Ia lalu dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Disitulah, Bunga membuka aksi bejat gurunya.

Pengakuan jujur Bunga membuat keluarga langsung mengadukan kasus itu ke Polres Flotim. (Pos Kupang/Ferry Ndoen/KAnis Jehola)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan