Jumat, 15 Agustus 2025

Erupsi Gunung Semeru

Kisah Warga Lumajang Selamat dari Erupsi Gunung Semeru, Tak Ada Tanda-tanda, Rasanya Seperti Kiamat

Seperti kiamat, itulah yang dirasakan Sinten (60) dan cucunya Dewi Novitasari (17), jadi korban selamat dari ganasnya erupsi Gunung Semeru,Sabtu sore.

Kolase Foto SURYA.co.id/Tony Hermawan/Internet
Gunung Semeru meletus sejak Jumat Sore dan kembali meletus dengan guguran lava pijar disertai gemuruh pada Sabtu (4/12/2021) sore.Kisah Warga Lumajang Selamat dari Erupsi Gunung Semeru, Tak Ada Tanda-tanda, Rasanya Seperti Kiamat 

TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG - Seperti kiamat, itulah yang dirasakan Sinten (60) dan cucunya Dewi Novitasari (17), jadi korban selamat dari ganasnya erupsi Gunung Semeru, Sabtu (5/12/2021).

Warga Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang ini berlari hingga 13 kilometer menyelamatkan diri.

Keduanya berlari ke tempat lebih aman sebelum awan panas guguran menyapu rumahnya hingga luluh lantak.

Baca juga: El Rumi Pajang Foto Bersama Al dan Dul, Tulis Doa Terbaik untuk Korban Erupsi Gunung Semeru

Baca juga: Kondisi Korban Erupsi Gunung Semeru, 1 Orang Meninggal, Ada yang Terlambat Selamatkan Diri

Sinten bercerita (60) sebelum letusan terjadi, Dusun Curah Kobokan diguyur hujan abu bercampur batu.

Batu-batu itu meluncur deras menghantam genting rumahnya hingga menimbulkan suara gemuruh.

Sinten yang saat itu sedang bersantai di rumah tamu langsung terperanjat dan panik.

Sinten dan Dewi Novitasari korban erupsi Gunung Semeru yang selamat seusai berlari belasan kilometer untuk menghindari abu vulkanik.
Sinten dan Dewi Novitasari korban erupsi Gunung Semeru yang selamat seusai berlari belasan kilometer untuk menghindari abu vulkanik. ( danendra kusumawardana/surya.co.id)

Ia kemudian menggedor pintu kamar cucunya, Dewi.

Mendengar gedoran pintu, Dewi langsung bangun dari tidurnya.

Lalu dewi membuka pintu kamarnya.

Dengan memekikkan suara, Sinten bilang kepada Dewi bila Gunung Semeru sedang tidak baik-baik saja.

Lalu, Sinten menarik tangan Dewi untuk ikut berlari menyelamatkan diri.

"Gunung Semeru meletus dengan cepat. Sebelumnya, tidak ada tanda-tanda akan erupsi. Saat erupsi seperti kiamat," katanya, saat ditemui di RSUD dr. Haryoto, Lumajang, Sabtu (4/12/2021).

Sesampainya di luar rumah, Sinten dan Dewi sempat menengok ke arah Gunung Semeru.

Baca juga: Erupsi Gunung Semeru Tidak Ganggu Operasi Penerbangan, Airnav Terbitkan Ashtam

Baca juga: Imbas Erupsi Gunung Semeru, Beberapa Wilayah di Kabupaten Malang Dilanda Hujan Abu

Gunung Semeru terlihat memuntahkan asap abu-abu tebal ke udara.

Suhu udara langsung terasa panas, menyengat kulitnya.

Tak lama, langit berubah gelap, kilatan petir juga menyambar-nyambar.

Gunung Semeru meletus lagi pada Sabtu (4/12/2021).
Gunung Semeru meletus lagi pada Sabtu (4/12/2021). (SURYA.co.id/Tony Hermawan)

"Saya tak sempat menyelamatkan harta benda. Saya tak memikirkan itu, yang terpenting selamat dari terjangan awan panas. Lima motor hangus dan rumah saya roboh," paparnya.

Ia bersama Dewi berlari ke rumah tetangga yang berjarak sekira 1 kilometer untuk berlindung.

Setelah langit kembali terang, mereka kembali berlari ke masjid sekitar 5 kilometer.

Di sana, mereka beristirahat sejenak dan merapalkan doa.

"Lalu, kami berjalan lagi hingga ke Dusun sebelah, Dusun Gunung Sawur sekira 7 kilometer. Napas sudah ngos-ngosan. Selama dua jam, kami mengamankan diri di rumah warga Dusun Gunung Sawur. Setelah itu, kami dievakuasi menggunakan mobil pick up ke Desa Sumbermujur," terang Dewi.

Bukannya tenang karena dapat lolos dari maut, pikiran Sinten dan Dewi berkecamuk.

Betapa tidak, mereka mendapat kabar jika satu keluarganya, Samsul Arifin (30), menjadi korban luka dan tengah dilarikan di RSUD dr Haryoto Lumajang.

Samsul Arifin saat itu sedang bertugas menjaga portal tambang dekat Gunung Semeru.

"Kami langsung bergegas mendatangi RSUD dr Haryoto. Saat ini mas Samsul sedang dirawat," pungkasnya.


Tedengar Gemuruh
Gunung tertinggid di Pulau Jawa, Gunung Semeru meletus dengan mengeluarkan lava pijar sembari mengeluarkan suara gemuruh sejak Jumat (3/12/2021) sore.

Pada Sabtu (4/12/2021) sore, Mahameru sebutan Gunung Semeru meletus lagi dan mengeluarkan kepulan abu membumbung tinggi.

Giri penduduk di Dusun Kampung Renteng, Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo Lumajang salah satu saksi mata.

Ia melihat guguran lava pijar mulai jum'at sore (3/12) sekitar pukul 18.00 WIB, dengan jarak luncur 1 kilometer lebih dibarengi beberapa kali suara gemuruh.

"Ya sebenarnya takut mas, takut kayak tahun lalu. Semeru dari tadi malam terlihat jelas bisa dilihat dengan kasat mata dan beberapa kali terdengar suara gemuruh." ungkap Giri.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul 'Seperti Kiamat', Warga Curah Kobokan Lumajang Selamat dari Erupsi Gunung Semeru Seusai Lari 13 KM,  dan Kesaksian Warga Lihat Gunung Semeru Meletus, Guguran Lava Pijar Disertai Gemuruh, Korban Jiwa Nihil, .
.

(Surya/Danendra Kusumawardana/Tony Hermawan)

Sumber: Surya
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan