Harga Minyak Goreng
Rela Antre Berpanas-panas, Antrean Beli Migor hingga 10 Meter
Mobil tangki yang parkir di pinggir jalan pun langsung diserbu warga. Jerigen dan galon pun antre hingga 10 meter.
Editor:
cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Panas terik tak menghalangi warga di Denpasar untuk antre membeli minyak goreng curah, Rabu (23/3) siang.
Mereka rela berpanas-panas untuk menunggu giliran agar bisa membeli migor curah.
Pasar murah ini digelar oleh distributor PT Star Benoa di Banjar Pemedilan Kelurahan Pemecutan, tepatnya di depan Pura Tambang Badung Denpasar atau di seberang Pasar Pemedilan Denpasar.
Mobil tangki yang parkir di pinggir jalan pun langsung diserbu warga. Jerigen dan galon pun antre hingga 10 meter demi menunggu giliran mendapatkan migor curah dengan harga sesuai Harga Eceren Tertinggi (HET).
Satu liter migor curah ini dijual Rp 14 ribu per liter atau Rp 15.500 per kg.
Salah seorang warga yang ikut antre migor curah ini adalah Putu Sukasih. Ia merupakan penjual migor curah eceran di Banjar Pemedilan Kelurahan Pemecutan Denpasar.
Dia bahkan membawa dua galon untuk bisa mendapatkan migor ini.
“Di pasar sulit nyari, harganya mahal. Karena ada pasar murah di sini makanya beli, mumpung dekat juga,” kata Sukasih.
Ia mengaku membeli 17 kg migor curah ini.
“Ini saya jual kembali nanti, karena stok dagangan saya juga menipis,” katanya.
Edy Suyatno, seorang penjual nasi goreng yang berjualan di kawasan Jalan Gunung Batur juga ikut antre. Ia bahkan membawa dua jerigen besar dan mengaku membeli 34 kg minyak.
“Saya tahu infonya dari teman tukang parkir yang ada di sini. Sampai di sini ternyata sudah ramai,” katanya.
Ia mengaku saat ini minyak curah di pasaran masih langka dan harganya mahal. Dulu sebelum kenaikan harga seperti saat ini dirinya membeli Rp 18 ribu per kg.
“Sekarang sudah Rp 20 ribuan lebih per kg. Ini benar-benar langka,” katanya.
Dia mengaku menggunakan hingga 4 liter migor tiap hari untuk membuat nasi goreng.
Babinkamtibmas Kelurahan Pemecutan, Aiptu I Ketut Agus Setiawan terlihat mengatur warga yang antre membeli minyak.
“Tolong jangan nyerobot antrean ya, nanti ribut jadinya,” katanya kepada warga yang antre.
Ia mengatakan, warga sudah mulai antre membeli migor curah ini pukul 13.00 Wita. Bahkan hingga pukul 15.30 Wita warga masih datang silih berganti untuk mendapatkan migor curah dengan harga murah ini.
Petugas dari PT Star, Dewa Nyoman Sudana mengaku ini merupakan pasar murah pertama dari PT Star.
Pihaknya mengaku dalam satu tangki tersebut terdapat 4.500 kg minyak curah.
“Ini baru pertama kami lakukan, dan nanti kalau ada lagi kami langsung meluncur,” katanya.
Ia mengatakan masing-masing warga dibatasi membeli migor ini maksimal 17 kg. Meskipun dibatasi, namun ada juga beberapa warga yang membeli lebih dari 17 kg.
Warga ini menyiasati dengan membawa minyaknya ke rumah dan meminta rekannya untuk datang.
Sementara itu, stok migor di Kabupaten Badung dipastikan aman Pasalnya dari hasil pemantauan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung setempat di beberapa pasar minyak masih tetap ada.
Kabid Perdagangan Dinas Koprasi dan UMK Badung I Ketut Gede Suwedharma mengaku saat ini stok migor mencukupi untuk kebutuhan masyarakat.
Namun pihaknya mengakui harga minyak di pasaran berbeda-beda, tergantung stok minyak yang dijual. Setelah HET dicabut, harga migor masih Rp 24-27 ribu per liter. Dari hasil pemantauan di beberapa pasar, katanya kini harganya Rp 25 ribu per liter.
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung, I Made Widiana mengatakan pihaknya belum mendapat kejelasan terkait pengawasan migor, khususnya curah.
Padahal, pemerintah pusat menetapkan harga migor curah di masyarakat Rp14.000 per liter.
Pihaknya berharap, pemerintah pusat melibatkan pemerintah daerah dalam pengawasan minyak bersubsidi, sehingga tidak terjadi penyelewengan.
Kapolsek Abiansemal Kompol Ruli Agus Susanto SH MH mengatakan, pihaknya menugaskan Bhabinkamtibmas mengecek stok migor di pasar, Rabu, untuk memastikan stok aman.
Sehingga masyarakat tidak perlu waspada untuk keberadaan minyak goreng tersebut.
Terpisah, tim gabungan dari Polsek Kota Bangli, Disperindag, dan Kodim 1626/Bangli melakukan sidak, Rabu (23/3).
Harga migor di pasar tradisional Bangli tergolong masih tinggi. Kendati demikian stok migor premium masih tersedia.
Kadek Warstini, salah satu pedagang, mengatakan, distribusi migor kemasan dari agen lancar. Kondisi ini berbanding terbalik saat harga migor Rp. 14 ribu.
"Saat ini harganya Rp 24 ribu kemasan satu liter. Sedangkan kemasan dua liter harganya Rp 48 ribu," sebutnya.
Dengan kenaikan harga ini, Warstini mengaku tidak berani mengorder minyak dalam jumlah banyak. Ia mengaku khawatir jika harga minyak tiba-tiba anjlok seperti sebelumnya.
Di sisi lain, ketersediaan minyak goreng curah justru cenderung langka. Warstini mengaku sudah dua bulan terkahir ia tidak mendapat kiriman dari agen.
"Kalau minyak curah harga terakhir Rp 14 ribu," ucapnya.
Ni Wayan Kariani, pedagang lainnya mengatakan, dua hari lalu dia mendapat kiriman minyak curah 2 drum, setelah beberapa bulan terakhir stoknya kosong.
Namun saat ini migor curah sudah habis.
"Harga minyak goreng curah sebelumnya Rp 14 ribu hingga Rp 16 ribu per kilo. Kalau sekarang Rp 18 ribu per kilo," ujarnya.
Kapolsek Kota Bangli Kompol I Made Adi Suryawan mengatakan, sidak ini dilakukan untuk memastikan stok migor di pasar tradisional dan distributor tidak langka.
Setelah dicek di lapangan, ternyata ketersediaan migor untuk di Pasar Kidul masih cukup memadahi.
"Namun minyak goreng yang tersedia adalah minyak goreng kemasan atau premium. Sedangkan minyak goreng curah masih agak kurang. Karena mungkin suplainya terbatas," ucapnya. (sup/gus/mer)
Baca juga: Satker Tol Cisundawu Terbuka untuk Membahas Komplain Warga