Kamis, 11 September 2025

Kasus Rekayasa Penculikan DAT Terungkap, Dia Takut Dimarahi Suami karena Pergi Bersama Pria Lain

DAT mengarang cerita karena takut pulang ke rumahnya di Banjar Mengening, Desa Nyitdah larut malam dan takut dimarah suaminya.

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Korban wanita 19 tahun saat ditemukan warga dan petugas di areal Beji Puseh Pura Desa di Banjar Sengguan, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, Senin 2 Mei 2022. 

TRIBUNNEWS.COM, TABANAN - Kasus rekayasa penganiayaan dan percobaan rudapaksa DAT, wanita berusia 19 tahun di Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali akhirnya terkuak.

Ternyata, DAT takut dimarahi suaminya saat pulang dinihari bersama seorang pria yang baru dikenalnya lewat media sosial.

Kapolres Tabanan AKBP Ranefli Dian Candra mengatakan, hingga saat ini pihaknya terus mendalami laporan penganiayaan tersebut.

"Sebab kita sudah curiga sedari awal bahwa apa yang disampaikan atau keterangan adalah tidak benar. Kita sekarang masih proses. Karena kita ketahui apa yang disampaikan faktanya tidak benar. Itu merupakan karangan ceritanya," kata Kapolres Tabanan AKBP Ranefli Dian Candra.

AKBP Nefli mengungkapkan, motif wanita 19 tahun itu mengarang cerita adalah karena takut pulang ke rumahnya di Banjar Mengening, Desa Nyitdah larut malam dan takut dimarah suaminya.

Sebab, saat itu DAT sempat jalan dengan seorang teman pria yang baru dikenalnya lewat media sosial.

"Sehingga dia membuat cerita seperti itu (penculikan dan penganiayaan). Sebenarnya wanita ini jalan dengan teman prianya yang baru dikenal dari media sosial," ungkapnya.

Baca juga: Beda Kronologi antara Korban dan Pelaku Penganiayaan Anak Anggota DPR F-PDIP di Tol

DAT dan pria itu baru beberapa hari kenalan dan berjanji ketemu kemudian berlanjut dengan kencan.

Tak terasa, mereka kencan hingga larut malam bahkan hingga pukul 03.00 Wita dini hari.

Selanjutnya, ia mengadu ke ayah mertuanya untuk meminta perlindungan.

Ia meminta solusi agar suaminya tidak marah.

Selanjutnya ayah mertua memberikan tali kepada DAT untuk merekayasa penculikan tersebut.

"Sesuai keterangannya, ini ada tali, silakan ikat dirimu, jadi kamu sebagai korban penculikan," kata kapolres menirukan ucapan ayah mertua DAT.

"Nah setelah itu, peristiwa itu kemudian mengalir hingga laporannya sampai ke kepolisian."

"Sehingga, sekarang kami lagi dalami dan sudah menemukan saksi-saksi yang lain seperti suami, bapak ibu mertua, termasuk rekan pria yang sempat diajak jalan oleh DAT ini," tegasnya.

Korban wanita 19 tahun saat ditemukan warga dan petugas di areal Beji Puseh Pura Desa di Banjar Sengguan, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan, Senin 2 Mei 2022.
Korban wanita 19 tahun saat ditemukan warga dan petugas di areal Beji Puseh Pura Desa di Banjar Sengguan, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan, Senin 2 Mei 2022. (Istimewa)

Ayah Mertua DAT akan Diperiksa

Terkini penyidik Polres Tabanan mengaku kesulitan mengungkap kasus rekayasa penculikan DAT.

Rencananya mertua DAT akan kembali diperiksa untuk mencari titik terang kasus ini.

"Kami sudah lakukan gelar perkara pekan lalu (Rabu). Ini untuk menentukan status naik penyidikan atau tidaknya," kata Kapolres Tabanan AKBP Ranefli Dian Candra, Minggu 5 Juni 2022.

Dari hasil penyelidikan, kata dia, ternyata ada keterangan yang perlu didalami lagi. Terutama DAT dan mertuanya.

Pasalnya, dari peristiwa laporan keterangan palsu tersebut, ada perbedaan keterangan.

"Dari pasal yang kami sangkakan kemarin, ada perbedaan keterangan. Terutama saat kami membuktikan niatnya. Kami masih jadwalkan pekan depan memeriksa bapaknya (mertua) kembali," kata AKBP Ranefli Dian Candra.

Sejauh ini, kata dia, polisi belum bisa membuktikan niat DAT memberikan keterangan palsu.

Baca juga: Polisi Benarkan Korban Penganiayaan Pengendara Arogan di Tol Dalam Kota Anak Anggota DPR Fraksi PDIP

Maka keterangan dari kedua orang tersebut akan diperdalam lagi.

Terlebih sejak awal kepolisian memang sedikit kesulitan karena perbedaan keterangan.

"Sebenarnya mertuanya itu jengkel, jadi tidak ada niat membantu. Karena si DAT ini sering keluar malam. Dan keterangan kemarin mertuanya juga tidak ikut membantu," kata AKBP Ranefli Dian Candra.

"Sehingga itu yang perlu kami perdalam. Apakah ini ada keterlibatan mertuanya atau jangan-jangan itu hanya rangkaian keterangan DAT itu sendiri. Itu yang kami sinkronkan sedikit lagi," sambungnya.

AKBP Ranefli menyebutkan, saat ini status dari DAT masih wajib lapor.

"Laporan karangan cerita penyekapan itu sudah kami setop. Jadi penanganan itu, dilanjutkan untuk membuktikan atau membuka indikasi keterangan palsu dari DAT tersebut. Siapa yang memulai, itu yang ingin kami buktikan," tandasnya.

Tangan dan Kaki Diikat

Kasus ini bermula saat seorang wanita berusia 19 tahun ditemukan dalam kondisi tangan dan kaki terikat tali serta mulut dibekap kain di Beji Puseh Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali, Senin (2/5/2022).

Ia diduga menjadi korban penganiayaan dan percobaan pemerkosaan oleh tiga orang pria.

Para pelaku sedang dikejar oleh pihak kepolisian.

Menurut informasi yang diperoleh, peristiwa penganiayaan tersebut terjadi pada Sabtu 30 April 2022 lalu.

Sebelum kejadian, korban sedang memetik buah pepaya yang hendak dimasak menjadi sayur di sebuah tempat wilayah Kecamatan Kediri.

Namun tak disangka, terduga pelaku yang disebutkan bernama Gede Amo bersama dua temannya langsung membekap korban dan dibawa ke tengah mobil.

Korban tak hanya dibekap, ketika sudah masuk ke mobil, para pelaku ini kemudian mengikat mulut korban dengan kain putih, kemudian mengikat tangannya dengan tali plastik, dan mengikat kakinya dengan tali sapi.

Para pelaku ini kemudian membawa korbannya ke sebelah Taman Ayun Mengwi, Badung.

Baca juga: Dua Polisi Terlibat dalam Pengeroyokan Putra Pejabat Bank Jatim di Parkiran Holywings Yogyakarta

Setibanya di sana, korban kemudian dipaksa untuk melakukan hubungan badan dengan para pelaku, namun pelaku terus berontak untuk menolak.

Karena terus menolak, korban dipukul menggunakan botol minuman keras warna hijau dan dicekik. Beruntung korban terus menolak dan memberikan perlawanan.

Karena gagal dan merasa capek memaksa korbannya, para pelaku kemudian menurunkan korban dan diikat kemudian ditinggalkan di arel Beji Puseh Desa Nyitdah.

Di sana, ia tak ada yang mengetahui selama satu hari.

Hingga akhirnya, Senin 2 Mei 2022 sore ada seorang warga setempat yang menemukan korban.

Korban wanita 19 tahun saat ditemukan warga dan petugas di areal Beji Puseh Pura Desa di Banjar Sengguan, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, Senin 2 Mei 2022.
Korban wanita 19 tahun saat ditemukan warga dan petugas di areal Beji Puseh Pura Desa di Banjar Sengguan, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, Senin 2 Mei 2022. (Istimewa)

Saksi ini lantas segera menghubungi pihak keluarga dan melaporkannya ke Polsek Kediri.

"Sesuai keterangan awal, korban kenal para pelaku ini. Hanya saja sekarang korban masih shock berat akibat peristiwa itu dan sedang menjalani perawatan di RS Nyitdah," ungkap Kapolsek Kediri Kompol I Kadek Ardika saat dikonfirmasi, Selasa 3 Mei 2022.

Pihaknya sedang melakukan pengejaran untuk mengamankan para pelaku ini.

"Kita masih kejar, anggota masih di lapangan," tandasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Polisi Kesulitan Ungkap Kasus Prank Penculikan di Tabanan, Dua Keterangan Berbeda

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan