Rabu, 3 September 2025

Kepala Bayi Tertinggal di Rahim Saat Proses Persalinan, Orang Tua Sedih Jasad Bayi Tak Disatukan

Pada saat persalinan, kepala bayi itu diduga putus dan tertinggal di dalam rahim ibunya. Bayi itu diduga dalam posisi sungsang.

Editor: Dewi Agustina
Gambar oleh PublicDomainPictures dari Pixabay
Ilustrasi bayi - Pada saat persalinan, kepala bayi itu diduga putus dan tertinggal di dalam rahim ibunya. Nova Hidayati dan Khaidir merasa sedih karena tubuh bayinya itu tidak disatukan kembali sehingga mereka memakamkan bayinya dalam keadaan tubuh dan kepala tidak tersambung. 

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau melahirkan bayinya dalam kondisi mengenaskan.

Kondisi bayi tak selamat setelah tubuh dan kepala sang bayi terpisah saat proses persalinan yang dilakukan bidan puskesmas.

Kepala bayi tertinggal di dalam rahim sang ibu, sementara tubuhnya berhasil dikeluarkan.

Belakangan kepala bayi dapat dikeluarkan tanpa melalui proses operasi.

Baca juga: Dokter Perempuan di Medan Jadi Tersangka Karena Aniaya Bayi Tetangganya: Begini Penjelasan Polisi

Namun orang tua sang bayi, Nova Hidayati dan Khaidir merasa sedih karena tubuh bayinya itu tidak disatukan kembali sehingga mereka memakamkan bayinya dalam keadaan tubuh dan kepala tidak tersambung.

Menurut keterangan suami Nova Hidayati, Khaidir, saat itu istrinya melakukan proses persalinan di Puskesmas Gajah Mada, Tembilahan, Riau.

Pada saat persalinan, kepala bayi itu diduga putus dan tertinggal di dalam rahim ibunya.

Bayi itu diduga dalam posisi sungsang.

Khaidir mengaku menyaksikan langsung persalinan istrinya di Puskesmas Gajah Mada, Jumat (26/8/2022) lalu, sekitar pukul 23.00 WIB.

"Saya melihat langsung proses persalinan istri saya yang dilakukan oleh bidan yang menyebabkan hilangnya nyawa anak saya," ujar Khaidir didampingi kuasa hukumnya, Hendri Irawan, kepada wartawan di Kabupaten Inhil, Rabu (31/8/2022).

Warga Jalan Sungai Beringin, Kecamatan Tembilahan, ini mengatakan, ketika istrinya pecah air ketuban, ia langsung bergegas memanggil mobil ambulans Puskesmas Gajah Mada.

Saat tiba di ruang Unit Gawat Darurat (UGD), istrinya diperiksa oleh bidan.

Baca juga: Program Bayi Tabung di Indonesia Capai 13.000 Siklus

Ketika itu menurutnya, pinggang bayi sudah keluar sedikit.

"Setelah melihat kondisinya seperti itu, bidan langsung melakukan proses persalinan," jelas Khaidir.

Khaidir mengatakan, pertama kali kaki bayi yang dikeluarkan. Setelah itu, keluar lah tangan si bayi.

Namun ketika kepala bayi masih di dalam rahim, sulit untuk dikeluarkan.

"Bidan terus mencoba menarik beberapa kali. Bahkan, ada bidan lainnya harus naik ke atas tempat persalinan," kata Khaidar.

"Saat itu saya menyaksikan langsung, badan anak saya terpisah dari kepala. Jadi kepala anak saya masih tertinggal di dalam (rahim). Kepala bayi saya putus," kata Khaidir.

Setelah itu, kata Khaidar, istrinya dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada Inhil untuk mengeluarkan kepala bayi yang masih tertinggal di dalam rahim.

Petugas medis akan mengambil tindakan operasi untuk mengeluarkan kepala bayi.

Namun kepala bayi keluar setelah sang ibu mengejan sekuat tenaga.

"Setelah istri saya tahu bahwa yang tertinggal itu kepala bayi, dia mencoba dengan sekuat tenaga (mengejan), dan akhirnya keluarlah (kepala bayi) tanpa harus operasi sesar," kata Khaidir berlinang air mata.

Baca juga: Penjualan Perlengkapan Bayi dari Indonesia Tembus Pasar Eropa dan Amerika

Melihat kepala bayi yang keluar, kata Khaidar, dokter di UGD RSUD Puri Husada Tembilahan seperti kaget.

Dokter langsung terduduk di kursi mengetahui yang tertinggal itu adalah kepala bayi.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang las di sebuah bengkel ini, mengaku syok dengan kejadian yang menimpanya.

Khaidir berharap mendapat keadilan dengan kejadian ini.

"Saya bingung kenapa istri saya tidak dioperasi jika (posisi bayi) tidak normal, dan membahayakan. Tapi, saya masih bersyukur istri saya masih diberikan keselamatan dan sudah keluar dari rumah sakit pagi tadi," ujar Khaidir.

Khaidar mengaku geram melihat bidan puskesmas yang tidak ada upaya untuk menyatukan kepala dengan badan jasad bayi tersebut.

Khaidir mengaku membawa jenazah bayinya pulang dalam keadaan terpisah antara kepala dan badan, sehingga dimakamkan kepala dan badannya tidak tersambung.

"Tidak ada niat bidan untuk menjahit dan menyatukan kepala dengan badan anak saya. Siapa yang tidak sedih menyaksikan anaknya seperti itu," ucap Khaidir.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Riau Zainal Arifin saat dikonfirmasi mengaku sudah mengetahui informasi terkait kejadian ini.

"Sudah, namun masih melalui media. Informasi lebih jelas silakan hibungi Kadinkes (Kepala Dinas Kesehatan) Inhil," kata Zainal saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApps, Rabu malam.

Kompas.com sudah mencoba mengonfirmasi Kadiskes Inhil, Rahmi Indrasuri, namun tidak memberikan penjelasan.

"Nanti ya. Saya belum bisa konfirmasi. Nanti saya konfirmasi kembali," kata Rahmi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu malam.

Sementara itu Tribun belum berhasil mengonfirmasi kejadian ini kepada pihak Puskesmas Gajah Mada.(Tribun Pekanbaru/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul DETIK-DETIK Bidan Menarik Bayi hingga Kepalanya Terputus: Persalinan Mengerikan di Tembilahan

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan