Rabu, 20 Agustus 2025

Penganiayaan Santri

Autopsi Jenazah AM Santri Gontor Korban Dilakukan Tertutup, Hanya Petugas dan Keluarga yang Melihat

Autopsi jenazah AM korban penganiayaan santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dilakukan Kamis (8/9/2022) secara tertutup.

TRIBUN SUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI
Proses otopsi jenazah AM santri gontor meninggal asal Palembang dilakukan hari ini, Kamis (8/9/2022). Autupsi santri Gontor tertutup. 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Autopsi jenazah AM korban penganiayaan santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dilakukan Kamis (8/9/2022) secara tertutup.

Petugas forensik melakukan proses autopsi jenazah AM (17) santri asal Palembang yang meninggal dunia diduga dianiaya korban kekerasan di Gontor saat hujan yang mengguyur kota Palembang.

Autopsi dilakukan di TPU Sei Selayur Jalan Mayor Zen Kecamatan Kalidoni Palembang.

Baca juga: Pondok Gontor Benarkan Surat Pernyataan Wali Santri Tidak Akan Libatkan Pihak Luar Jika Ada Masalah

Proses otopsi jenazah AM dilakukan tertutup hanya disaksikan polisi dan keluarga korban.

Kasat Reskrim Polres Ponorogo, AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia mengatakan, dirinya bersama beberapa anggota lain sampai di Palembang pada Rabu 7 September 2022.

"Sesampainya di Palembang kita langsung berkoordinasi dengan keluarga korban khususnya orang tua korban, ibu Soimah bersama pengacaranya Titis Rachmawati, " jelasnya.

Setelah dilakukan negosiasi, keluarga korban akhirnya menyetujui untuk dilakukan proses autopsi santri Gontor dengan membongkar makam AM.

Baca juga: Sempat Keberatan, Keluarga Bersedia Jasad AM Korban Penganiayaan Santri Gontor Diautopsi

Proses autopsi dilakukan oleh tim forensik RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang dan disaksikan kepolisian Polda Sumsel, Polrestabes Palembang dan Polres Ponorogo.

"Kita akan melakukan autopsi secara tertutup yang hanya melibatkan penyidik, Forensik hingga pihak keluarga yang akan menyaksikan pembongkaran hingga autopsi yang dilakukan," bebernya.

Proses otopsi jenazah AM santri gontor meninggal asal Palembang dilakukan hari ini, Kamis (8/9/2022). Autupsi santri Gontor tertutup.
Proses otopsi jenazah AM santri gontor meninggal asal Palembang dilakukan hari ini, Kamis (8/9/2022). Autupsi santri Gontor tertutup. (TRIBUN SUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI)

Dari pantauan di TPU Sei Selayur, nampak garis polisi mengelilingi lokasi makam AM.

Proses otopsi ini hanya disaksikan oleh kuasa hukum Titis Rachmawati SH tanpa terlihat adanya kehadiran keluarga korban.

Sebelumnya, jenazah AM santri Gontor 1 Ponorogo Jawa Timur asal Palembang meninggal dunia diduga dianiaya akan diotopsi besok pagi, Kamis (8/9/2022).

Baca juga: Tangis Pilu Ibu Santri Gontor Tak Ingin Kematian Anaknya Terulang Pada yang Lain, Hentikan Kekerasan

Jenazah AM santri gontor meninggal dianiaya telah dimakamkan sekira dua minggu lamanya pada Selasa (23/8/2022) di TPU Sungai Selayur Palembang, Jalan Mayor Zein, Lorong Cendana, Kalidoni Palembang.

Untuk melengkapi pemberkasan, maka jenazah AM santri gontor tewas dianiaya akan dibongkar dan akan dilakukan otopsi pada hari Kamis pagi pukul 09.00 WIB.

Jalan masuk menuju Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo, Jawa Timur (kiri). Soimah, ibu AM santri Gontor yang tewas karena dianiaya (kanan).
Jalan masuk menuju Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo, Jawa Timur (kiri). Soimah, ibu AM santri Gontor yang tewas karena dianiaya (kanan). (KOMPAS.com Muhlis Al Alawi/Instagram @hotmanparisofficial)

"Kita putuskan otopsi besok pagi pukul 09.00 WIB," kata Pengacara Soimah, Titis Rachmawati saat di Kantor Advokat Titis Rachmawati, Jalan Kapten A Rivai Palembang, Rabu (7/9/2022).

Menurutnya, keluarga sudah bersedia.

"Karena tadi sudah didiskusikan dengan orang tua almarhum AM, Ibu Soimah, tadi juga sempat salat dulu dan akhirnya menyetujui untuk dilakukan otopsi," katanya.

"Kita sudah koordinasi dengan pihak penyidik, sampai sejauh ini dibahas. Untuk otopsi sendiri, mereka butuh tidak terlalu banyak pemeriksaan dan tidak sampai detail. Hanya melihat dan menemukan penyebab kematiannnya saja," katanya.

Tangkap layar postingan Soimah, ibunda santri asal Palembang yang tewas dianiaya di Ponpes Gontor. Beberapa hari setelah kepergian AM, santri Ponpes Gontor yang tewas dianiaya, Soimah menulis curhatan berupa kerinduan terhadap sang anak.
Tangkap layar postingan Soimah, ibunda santri asal Palembang yang tewas dianiaya di Ponpes Gontor. Beberapa hari setelah kepergian AM, santri Ponpes Gontor yang tewas dianiaya, Soimah menulis curhatan berupa kerinduan terhadap sang anak. (Tangkap layar INSTAGRAM/@soimah_didi)

Menurutnya, polisi dari Ponorogo benar ke sini Palembang untuk proses pemeriksaan dan juga pemberkasan yang akan segera dilengkapi Soimah sedangkan dilakukan BAP untuk persiapan otopsi.

"Ada tujuh orang polisi dari Polres Ponorogo dan dibackp up dari Polda Jatim. Saya kurang paham apa saja ynag ditanyakan," katanya

Menurut Titis, BAP baru mulai sebelum Ashar sampai sekitar pukul 16.00 WIB, kurang lebih dua jam dilakukan BAP.

BAP sempat dihentikan karena fokus otopsi, karena untuk menyetujui otopsi cukup berat bagi keluarga.

"Kita belum tahu siapa saja yang diperiksa dan apakah pelaku diamankan atau tidaknya. Kita sudah LPB, yang melaporkan adanya dugaan penganiayaannya pihak Ponpes jadi sudah cukup," katanya.

Sementara itu awak media belum bisa mewawancarai perwakilan dari Polres Ponorogo maupun Polda Jatim. Mereka sempat keluar namun belum mau diwawancarai.

Soimah, Ibunda AM Ratapi Nasib Anaknya di Makam

Kesedihan mendalam masih sangat dirasakan pasangan suami istri, Soimah dan Rusdi atas meninggalnya, AM (17) anak mereka santri Gontor yang meninggal diduga dianiaya di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo, Jawa Timur.

Saat mendatangi makam anaknya di TPU Sei Selayur Jalan Mayor Zen Kecamatan Kalidoni Palembang, Soimah dan Rusdi sama-sama tak kuasa menahan tangis mengenang anaknya santri Gontor meninggal dugaan dianiaya.

Tangisan keduanya makin pecah manakala lantunan ayat suci Al-Quran dibacakan untuk almarhum AM, santri Gontor meninggal dugaan dianiaya

"Umi lanjutkan perjuanganmu ya Nak," ucap Soimah dengan berurai air mata di depan kuburan anaknya, Rabu (7/9/2022).


Pasangan suami istri, Soimah dan Rusdi ziarah ke makam putranya AM (17) santri Gontor yang meninggal diduga dianiaya, Rabu (7/9/2022). (TRIBUN SUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI)

Sesekali Soimah menyeka air mata sang suami, meski tangisnya sendiri sulit dibendung.

"Saya tetap memohon keadilan bagi anak saya. Tetap saya memohon doa atas perjuangan ini," ujarnya.

Soimah sangat berharap tindak kekerasan hingga mengakibatkan korban jiwa seperti yang dialami anaknya tidak akan terulang kembali.

Apalagi kekerasan itu sampai terulang di lembaga pendidikan.

"Semoga kejadian serupa tidak terjadi ke anak-anak lain. Bukan hanya di pondok tapi juga di lembaga pendidikan lain. Cukup dia anak saya saja," ujarnya.

Tak Hanya 1 Korban, Selain AM yang Tewas Ada 2 Lagi yang Dirawat
Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo mengatakan korban penganiyaan santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) tak hanya 1 orang.

Selain AM, remaja asal Palembang yang meninggal, ada 2 orang lagi yang jadi korban.

Jadi, jumlah totalada tiga santri yang menjadi korban dalam kasus penganiyaan santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG).

"Total ada tiga orang korban, satu Meninggal Dunia, dua sehat dan sudah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti biasa," kata Catur, Rabu (7/9/2022).

Lebih lanjut, hingga kini Polres Ponorogo telah mengamankan lima barang bukti.

Sosok Pelaku Masih Misteri, Mengapa Tak Segera Dibuka ke Publik?
Sosok pelaku penganiyaan santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) bak misteri.

Polres Ponorogo enggan gegabah melakukan penetapan tersangka dalam kasus penganiyaan hingga berujung kematian santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo.

Padahal Polres Ponorogo telah menghimpun sejumlah alat bukti, baik itu barang bukti dari olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), rekaman video CCTV, hingga keterangan sejumlah saksi termasuk keterangan dua korban penganiayaan.

Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo mengatakan dalam setiap langkahnya, kepolisian harus menggunakan legal standing yang sah dan pro justitia.

"Kita gunakan tahapan yang sudah ada diakui oleh KUHAP dan harus kita penuhi secara formil dan materil," kata Catur, Rabu (7/9/2022).

Catur juga tidak menampik hasil autopsi jenazah santri AM bisa menjadi penentu untuk segera melakukan penetapan tersangka.

"Hasil autopsi bisa saja, nanti akan kita sampaikan lebih lanjut, tapi bukan hanya autopsi saja, kita harus penuhi syarat formil dan materil," kata Catur.

Menurutnya, autopsi merupakan bagian penting proses penyidikan yang harus dilakukan untuk mencari penyebab meninggalnya korban.

Sedang dua santri yang telah dikeluarkan Pondok Gontor karena diduga kuat terlibat dalam penganiayaan tersebut, menurut Catur akan segera dilakukan pemeriksaan.

"Untuk status kami masih berikan status saksi, untuk terduganya sudah ada tapi kalau untuk menaikkan status (tersangka) akan melalui tahapan yang lain," jelas Catur.

(TribunSumsel/Shinta Dwi Anggraini)

Artikel ini sebagian tayang di TribunSumsel.com dengan judul Proses Otopsi Jenazah AM Santri Gontor Meninggal Asal Palembang, Autopsi Santri Gontor Tertutup,

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan