Senin, 1 September 2025

Fakta Lurah di Sumedang Potong BLT Warga, Berdalih untuk Kupon Jalan Sehat, Berakhir Minta Maaf

Fakta-fakta lurah di Sumedang potong BLT warga. Berdalih untuk beli kupon undian jalan sehat dan pembayaran pajak PBB.

Kolase Tribunnews.com: Tribunnews.com/Istimewa dan Dok.Warga
(Kiri) Ilustrasi uang hasil pemotongan BLT warga dan (Kanan) Warga menunjukkan kupon jalan sehat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kelurahan Talun, Kecamatan Sumedang Utara. 

TRIBUNNEWS.COM - Kejadian aksi potong dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) milik warga kembali terjadi.

Kali ini pemotongan BLT dilakukan oleh Lurah Talun, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang.

Lurah Talun, Rinny Mulyati berdalih pemotongan BLT tersebut untuk pembelian kupon jalan sehat dalam rangka memperingati acara ulang tahun Kelurahan Talun.

Pada akhirnya Rinny meminta maaf dan mengakui kesalahannya.

Berikut fakta-fakta lurah di Sumedang potong BLT warga dihimpun dari TribunJabar.id, Kamis (29/9/2022):

Kronologi kejadian

Baca juga: Warga Blora Keluhkan Pemotongan BLT Rp 100 Ribu, Begini Modusnya

Aksi potong BLT berawal saat warga melakukan pencarian bantuan pada Selasa 13 September 2022.

Lokasinya berada di keluarhan Kelurahan Talun.

Saat menerima uang BLT, warga diminta untuk sekalian membeli kupon jalan sehat dan pembayaran pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Pemotongan BLT ini sempat direkam oleh petugas kelurahan dan diunggah ke media sosial.

Sehingga kejadian menjadi bahan perbincangan masyarakat.

Peradi protes pemotongan BLT

Fakta Lurah di Sumedang Potong BLT Warga
Dadang Juhadi (38), menunjukkan kupon gerak jalan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kelurahan Talun, Kecamatan Sumedang Utara.

Ketua Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Kabupaten Sumedang, Bambang Sugiran memberikan protes keras terkait kejadian ini.

Ia menilai, apa yang dilakukan pihak kelurahan mencerminkan ketidakprofesionalan dalam bekerja.

Apalagi pemotongan BLT hak masyarakat bertentangan dengan jargon Pemerintah Daerah Sumedang Simpati.

Baca juga: Viral Istri Kadus di Blora Potong BLT BBM, Berakhir Minta Maaf, Ganjar Beri Peringatan Keras

"Simpati itu, sejahtera. Tapi masa BLT saja dipotong? Agamis, masa pungli? Profesional, bagaimana artinya ini?," tegas Bambang.

Terakhir, Bambang meminta, aksi pemotongan BLT tidak dianggap sepele oleh berbagai pihak.

Terlebih oleh petugas pemerintah daerah yang seharusnya memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik.

"Masa tidak mau Sumedang lebih bersih?" kata Bambang.

Berakhir minta maaf

Lurah Talun, Rinny Mulyati akhirnya meminta maaf atas kejadian ini.

Ia menegaskan bertanggung jawab atas kegaduhan dari aksi pemotongan BLT masyarakat.

"Kami atas nama Pemerintah Kelurahan Talun beserta panitia milangkala (ulang tahun) menyampaikan permohonan maaf yang sebesar besarnya," ucap Rinny.

Baca juga: Dugaan Sunat Bansos di Desa Sawaran Kulon Lumajang, Polisi Periksa 40 Saksi 

Rinny diketahui juga telah memerintahkan jajarannya untuk mengembalikan dana hasil pemotongan BLT.

Uang sebesar Rp 6.618.000 dikembalikan melalui ketua RW masing-masing pada Selasa (27/9/2022) lalu.

Rinny berjanji akan menjadikan kesalahan ini menjadi pembelajaran.

"Semoga ini menjadi pembelajaran agar Kelurahan Talun menjadi lebih baik," tandas Rinny.

Kata Sekda Kabupaten Sumedang

Fakta Lurah di Sumedang Potong BLT Warga 1
Hendra Purnama, Ketua RW 05 di Lingkungan Talun Kidul, Kelurahan Talun, Sumedang Utara tengah mengembalikan uang milik penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dipotong untuk dibelikan kupon jalan sehat, Rabu (28/9/2022).

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang, Herman Suryatman sudah menerima laporan terkait kejadian ini.

Tim gabungan dari Dinas Sosial (Dinsos) dan Inpektrorat Daerah (Irda) Kabupaten Sumedang sudah diturunkan untuk melakukan pendalaman.

Nantinya hasil laporan akan dilaporkan langsung ke Bupati dan Wakil Bupati Sumedang.

Herman belum bisa membeberkan sanksi apa yang akan diterima Lurah Talun.

Baca juga: Lakukan Korupsi Sejak 2017, Mantan Kades di Cianjur Sunat Dana Desa hingga Rp362,2 Juta

"Apakah ringan, sedang atau berat, hukumannya sesuai kesalahan," terang dia.

Herman menilai, apa yang dilakukan kelurahan Talun bukanlah kesalahan.

Namun menggiring masyarakat miskin untuk membeli kupon jalan sehat dengan uang BLT adalah cara yang tidak etis.

"Tidak boleh emosional, maksudnya kan tidak jahat, hanya caranya yang tidak elok," tutup Herman.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunJabar.id/Kiki Andriana)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan