Rabu, 20 Agustus 2025

Gempa Berpusat di Cianjur

Warungnya Hancur, Warga Kampung Salaeuri Ini Mengais Reruntuhan Cari Makanan, Tangannya Sampai Sakit

Warga kesulitan memcari makanan. Mereka hanya mengandalkan bantuan yang dipasok.

Editor: Willem Jonata
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Warga bersiap melaksanakan Salat Jumat di lapangan terbuka di sekitar tenda-tenda pengungsian di Kampung Gintung, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). Salat Jumat di Kecamatan Cugenang dilaksanakan di lapangan terbuka karena banyak masjid yang roboh dan rusak cukup parah akibat gempa bumi berkekuatan 5.6 magnitudo yang mengguncang Cianjur pada Senin, 21 November 2022. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM - Gempa Cianjur, Jawa Barat, dengan magnitudo 5,6 menewaskan ratusan orang  dan menghancurkan banyak bangunan.

Ditambah lagi gempa susulan yang terus menerus terjadi membuat warga Kampung Salaeuri, Desa Cugenang, Kabupaten Cianjur, hidup dalam kecemasan.

Tak ada lagi warga yang bertani dan berdagang. Anak-anak juga tidak lagi sekolah.

Aktivitas perekonomian praktis terhenti.

Baca juga: Pengungsi di Desa Cibulakan Terisolir, Sempat Tinggal Setenda dengan Jenazah, Anak-anak Trauma

Seorang warga yang memiliki usaha warung, Dedeh (40) mengungkapkan, bangunanya hancur akibat bumi yang berguncang.

Dedeh bersama suami dan dua anaknya harus mengungsi di tenda pengungsian bersama ratusan korban lainnya.

Bahkan, disaat anaknya yang masih berusia tiga tahun ingin cemilan, ia bingung harus berbuat apa.

Di satu sisi warungnya hancur, di sisi lain tak ada harta yang terselamatkan saat gempa terjadi.

Warung-warung hancur akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur Jawa Barat, Jumat (25/11/2022). 

Ia harus mengorek-ngorek puing reruntuhan, tak ada yang bisa diberikan olehnya karena warungnya sudah hancur.

"Semuanya warung juga hancur, sekarang kalau pengin ngambilin makanan sampai harus dikerukin dulu, sampai tangan sakit," katanya.

Baca juga: Populer Regional: Bayi 4 Tahun Selamat dari Reruntuhan Gempa | 8 Kejanggalan Tewasnya Prada Indra

Selain itu, di wilayah tersebut sangat sulit mencari rumah makan.

Para pengungsi hanya bisa menunggu pasokan makanan dari bantuan logistik yang datang atau menunggu dapur umum selesai menyiapkan makanan.

Jika ingin membeli makanan atau mencari kebutuhan di warung, maka warga harus menempuh perjalanan kurang lebih 8 kilometer.

Namun, jika kondisi normal 8 kilometer itu maka akan terasa dekat, akan tetapi, di tengah kondisi darurat saat ini, untuk menempuh jarak tersebut bisa membutuhkan waktu hingga satu jam perjalanan.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan