Selasa, 26 Agustus 2025

Konflik Keraton Solo

Dua Kubu yang Berkonflik di Keraton Solo Bertemu setelah 11 Tahun, Ini Pesan PB XIII ke Gusti Moeng

Kedua kubu yang berkonflik di Keraton Solo akhirnya saling bertemu. Sri Susuhunan Pakubuwono XIII menerima ketua LDA, Gusti Moeng di Sasana Narendra.

TribunSolo.com/Chrysnha Pradipha
Suasana Kori Kamandungan Lor, Keraton Solo, Minggu (16/4/2017) siang. Kedua kubu yang berkonflik di Keraton Solo akhirnya saling bertemu. Sri Susuhunan Pakubuwono XIII menerima ketua LDA, Gusti Moeng di Sasana Narendra Keraton Solo. TRIBUNSOLO.COM/CHRYSHNA PRADIPHA 

TRIBUNNEWS.COM - Kedua kubu yang berseteru di Keraton Kasunanan Solo, Jawa Tengah akhirnya saling bertemu pada Selasa (3/1/2022), sekitar pukul 16.30 WIB.

Pertemuan kedua kubu yang berkonflik bisa digelar setelah 11 tahun tidak saling bertemu.

Sri Susuhunan Pakubuwono XIII menerima perwakilan Lembaga Dewan Adat (LDA) di ruang privat raja atau Sasana Narendra Keraton Solo dan didampingi Permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwana XIII.

Dalam pertemuan ini, pihak LDA diwakili oleh GKR Wandansari Koes Moertiyah atau yang akrab disapa Gusti Moeng.

Sosok yang berhasil mempertemukan kedua pihak yang berkonflik ini adalah kerabat keraton, Kray Herniatie Sriana Munasari.

Baca juga: Kubu Sasonoputro Keraton Solo Sebut Gelar Bangsawan Gus Samsudin Tidak Sah, Kritik Keputusan LDA

Sebelum bertemu Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, Gusti Moeng yang juga ketua LDA Keraton Solo disambut Putra Mahkota, KGPH Purbaya.

Gusti Moeng mengatakan KGPH Purbaya yang mengantarkannya bertemu Sri Susuhunan Pakubuwono XIII.

"Saya datang sungkem, saya bilang ke Dalem (PB XIII) dan mengatakan izin masuk keraton lagi hanya akan bekerja. Kalau dianggap salah, saya minta maaf dan semua ini kita sudahi (konflik) paling utama itu," ujarnya pada Selasa (3/1/2023) dikutip dari Kompas.com.

Sri Susuhunan Pakubuwono XIII sempat menangis dalam pertemuan yang berlangsung satu jam tersebut.

"Ya Sinuhun nangis ya tak elus-elus aja. Pun mboten sah muwun (menangis). Mboten sah menggalih (berprasangka) ke saya jelek. Saya enggak mungkin apa-apa ke Kang Mas. Kang Mas itu kan yang nyengkuyung (menjunjung tinggi) kita semua," jelas Gusti Moeng.

Ketua Lembaga Adat Keraton Kasunanan Surakarta, GKR Wandansari atau Gusti Moeng
Ketua Lembaga Adat Keraton Kasunanan Surakarta, GKR Wandansari atau Gusti Moeng (thejakartapost.com)

Ketika bertemu dengan Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, Gusti Moeng menyatakan siap bekerja untuk melestarikan Keraton Solo.

"Hanya akan kembali bekerja. Hari ini kami sudahi. Itu yang paling utama," terangnya.

Baca juga: Apa Itu Kanjeng Raden Tumenggung? Gelar Bangsawan Gus Samsudin dari LDA Keraton Solo

Ia mengungkapkan kondisi Sri Susuhunan Pakubuwono XIII yang tidak bisa berjalan dan berbicara.

"Seperti yang njenengan lihat Sinuhun sulit untuk bicara. Duduk sulit untuk berjalan. Di kursi biasa. Itu kamar dhahar (makan) tapi untuk kamar tidur," tuturnya dikutip dari TribunSolo.com.

Menurutnya ada beberapa pesan penting yang disampaikan Sri Susuhunan Pakubuwono XIII dalam pertemuan ini, salah satunya pelestarian Keraton Solo.

"Kami harus menjalankan pesannya Sinuhun PB XII. Kita bersama-sama untuk menjaga Keraton lestarinya Keraton. Bisa lestari sampai akhir jaman," pungkasnya.

Gusti Moeng merasa sangat senang bisa bertemu lagi dengan Sri Susuhunan Pakubuwono XIII yang merupakan kakak kandungnya.

"Ya kalau saya bicara begini sudah berapa tahun. Sejak 2012. Rekonsiliasi itu sudah tidak bicara dengan Sinuhun. Baru terus 2017 kita tidak boleh masuk itu ya baru ini," imbuhnya.

Baca juga: Oknum Polisi Diduga Todongkan Pistol saat Kericuhan di Keraton Solo, Pihak LDA Laprokan ke Kapolri

Keraton Solo Dibuka untuk Umum

Kelompok Lembaga Dewan Adat (LDA) membuka pintu Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat untuk wisatawan umum.

Setelah pintu Kori Kamandungan dibuka pada Selasa (27/12/2022), banyak wisatawan yang datang ke Keraton Solo.

Para wisatawan yang ingin masuk ke Keraton Solo harus bersabar karena hanya 25 orang per gelombang yang boleh masuk.

Mereka akan didampingi seorang guide dan diperbolehkan masuk ke dalam hingga pelataran keraton.

Ketua LDA, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng mengatakan, para wisatawan yang ingin masuk ke Keraton Solo harus mematuhi aturan yang berlaku.

Salah satu aturannya adalah melepas sandal selama berada di Keraton Solo.

Baca juga: Alasan Kubu Sasonoputro Tolak Mediasi Konflik di Keraton Solo, Ingatkan Perjanjian Tahun 2017

"Sandal kita suruh taruh di situ (di kawasan Kori Kamandungan), kalau sepatu tidak apa-apa (dipakai), alas yang tertutup kakinya tidak apa-apa," ujarnya dikutip dari TribunSolo.com.

Gusti Moeng menjelaskan para wisatawan yang masuk ke Keraton Solo lewat pintu Kori Kamandungan tidak dikenai biaya tiket atau gratis.

Namun, wisatawan tidak bisa berlama-lama di dalam Keraton Solo dan hanya diperbolehkan selama 15 sampai 30 menit.

Kubu Sasonoputro Kritik Pembukaan Pintu Kori Kamandungan

Pembukaan pintu Kori Kamandungan untuk wisatawan dilakukan setelah adanya kericuhan di Keraton Solo.

Kericuhan tersebut melibatkan dua kubu yang terlibat konflik, yakni kubu Sasonoputro yang mengatasnamakan Raja Keraton Solo, SISKS Pakubuwono (PB) XIII Hangabehi dan Lembaga Dewan Adat (LDA).

Baca juga: Gus Samsudin Dapat Gelar Bangsawan dari Keraton Solo, Namanya Menjadi KRT Samsudin Condronegoro

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KPH Dany Nur Adiningrat menilai pembukaan pintu Kori Kamandungan untuk wisatawan menyalahi adat.

Dany menegaskan pembukaan pintu Kori Kamandungan tanpa sepengetahuan Pakubuwono XIII.

"Bukan. Itu liar. Bukan berdasarkan dhawuh (perintah) Sinuhun," ungkapnya pada Selasa (27/12/202) dikutip dari TribunSolo.com.

Ia mengatakan wisatawan yang masuk ke Keraton Solo harus mengenakan pakaian khusus.

"Secara adat menyalahi ketentuan adat. Kawasan Plataran itu pakaiannya khusus," tegasnya.

Menurutnya, pembukaan pintu Kori Kamandungan untuk umum harus seizin Pakubuwono XIII.

"Pembukaan pintu itu harus seizin Sinuhun. Keraton itu dalemnya Sinuhun," kata dia.

Dany juga mengingatkan jika masyarakat umum hanya diperbolehkan masuk kawasan museum Keraton Solo dan kawasan luarnya.

"Untuk sementara kawasan Museum. Terus kawasan luar yang lain," katanya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin/Adi Surya Samodra) (Kompas.com/Fristin Intan)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan