Senin, 25 Agustus 2025

Longsor di Natuna

BNPB Catat Hingga Rabu Malam Korban Tewas akibat Longsor di Natuna 21 Orang, 33 Lainnya Masih Hilang

Per Rabu (8/3/2023) malam, pukul 23.00 WIB, total korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Natuna berjumlah 21 jiwa.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Dewi Agustina
AFP/-
Foto handout yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini menunjukkan lokasi di sebuah desa pasca longsor di Natuna, Provinsi Riau pada 6 Maret 2023. Per Rabu (8/3/2023) malam, pukul 23.00 WIB, total korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Natuna berjumlah 21 jiwa. (Photo by BNPB / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan data terbaru per Rabu (8/3/2023) malam, pukul 23.00 WIB, total korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Natuna, Kepulauan Riau yang jasadnya telah ditemukan dan teridentifikasi berjumlah 21 jiwa.

"Data per malam tadi, pukul 23.00 WIB total korban meninggal yang jasadnya sudah ditemukan dan sudah teridentifikasi semuanya berjumlah 21 jiwa," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam tayangan Kompas TV, Kamis (9/3/2023).

Selain 21 korban meninggal dunia, tim gabungan di lokasi tengah berfokus pada pencarian 33 korban hilang.

Puluhan korban hilang tersebut dilaporkan oleh pihak keluarga.

Baca juga: Panglima TNI Kerahkan Prajurit 3 Matra dan Kapal Perang Bantu Korban Longsor di Natuna

Tim telah mengantongi seluruh identitas awal korban hilang, sehingga pencarian turut difokuskan kepada penemuan para korban.

"Di samping 21 yang sudah ditemukan, kita masih berfokus pencarian kepada 33 korban yang dilaporkan keluarga hilang, yang semua identitas awal sudah kita ketahui. Jadi fokus tim pencarian saat ini adalah menemukan 33 korban hilang ini," katanya.

Terhadap masyarakat yang terdampak langsung maupun tidak langsung atas bencana longsor di Kabupaten Natuna pihak otoritas telah mendirikan posko pengungsian.

Sebanyak 1.216 jiwa mengungsi ke posko yang tersebar di 4 titik.

Distribusi pengungsi terbanyak ada di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Pulau Serasan.

TNI Kirim Prajurit

Sebelumnya Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan TNI telah mengirimkan prajurit dari tiga matra TNI untuk membantu penanganan bencana tanah longsor di Pulau Serasan Natuna.

TNI di antaranya telah mengirimkan prajurit Batalyon Komposit Angkatan Darat, prajurit TNI Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

Selain itu, KRI Bontang-907 juga telah dikirim ke sana.

Baca juga: Kepala BNPB: Korban Tewas Longsor Natuna Bertambah Jadi 11 Orang dan 47 Masih Hilang

"Kita sudah mengirim dari pasukan Kodam I yang di Ranai, jadi pasukan batalyon komposit Angkatan Darat yang dikirim Pangdam, kemudian yang kedua prajurit TNI AL dengan TNI AU juga berangkat, dan dengan KRI Bontang yang dikirim ke sana kemarin," kata Yudo kepada wartawan di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur pada Rabu (8/3/2023).

"Saya perintahkan untuk bersama-sama semua prajurit untuk membantu yang longsor di Pulau Serasan. Begitu ada info itu langsung kita gerakkan cepat," sambung dia.

Ia menekankan agar prajurit TNI segera berangkat memberikan bantuan kepada korban bencana tanpa harus menunggu perintah apabila situasinya tanggap darurat.

Foto selebaran yang diambil dan dirilis pada 7 Maret 2023 oleh kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika Natuna ini menunjukkan tim penyelamat sedang memeriksa kerusakan akibat tanah longsor di kepulauan Natuna.
 (Photo by Handout / Natuna ministry of communication / AFP)
Foto selebaran yang diambil dan dirilis pada 7 Maret 2023 oleh kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika Natuna ini menunjukkan tim penyelamat sedang memeriksa kerusakan akibat tanah longsor di kepulauan Natuna. (Photo by Handout / Natuna ministry of communication / AFP) (AFP/HANDOUT)

Yudo mengatakan urusan administrasi terkait penugasan menyangkut pertolongan penanganan bencana alam dapat menyusul setelahnya.

Dengan demikian, prajurit TNI dapat bergerak membantu penanganan bencana dalam hitungan jam.

"Saya sampaikan TNI tanpa harus perintah kalau sudah gawat darurat, tanggap darurat, segera berangkat dulu. Nanti baru kita lanjuti dengan perintah hitam di atas putih. Sehingga hitungannya bukan hari lagi, tapi hitungannya harus jam karena tadi sifatnya tanggap darurat tadi," kata dia.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan