Kanker Paru-paru Ancam Warga Terdampak Kebakaran TPA Sarimukti Bandung
Sudah hampir dua pekan kebakaran di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat belum padam.
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Sudah hampir dua pekan kebakaran di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat belum padam.
Asap yang dihasilkan pun berdampak pada ratusan warga yang tinggal di sekitar TPA Sarimukti.
Hingga saat ini, ada 363 warga yang telah menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Bahkan, empat warga dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.
Data tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat, Nurul Rasihan.
Nurul mengatakan mulai dari balita hingga lansia banyak yang terkena ISPA.
"Jumlah total warga yang menderita ISPA saat ini tercatat sebanyak 363 orang. Merata di semua usia, mulai dari balita, anak-anak, dewasa, maupun lansia," ucapnya, dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Hampir Dua Pekan Api Membakar TPA Sarimukti, Sejumlah Upaya Pemadaman Belum Berhasil
Ia juga mengatakan, kebakan di TPA Sarimukti cukup berbahaya.
Bahkan, jika terlalu lama terpapar, asap bisa menyebabkan kanker paru-paru hingga silikosis, terlebih yang terbakar adalah plastik.
"Dalam jangka waktu yang lama, warga yang terpapar atau menghirup asap kebakaran sampah bisa berisiko terkena kanker paru. Apalagi asap hasil pembakaran sampah merupakan asap dari pembakaran plastik," ujar Nurul.
Pihak Dinkes Bandung pun membuka Posko Kesehatan Dampak Kebakaran di area Kantor Desa Sarimukti.
"Kami lakukan pemantauan dan pemeriksaan kesehatan dengan membuka posko sampai tanggal 11 September. Di sana kami siapkan obat-obatan, oksigen, dan ambulans untuk melayani warga terdampak," tandasnya.
Kebakaran TPA Sarimukti Ditetapkan Darurat Bencana
Pemda KBB pun telah menetapkan kebakaran ini sebagai darurat bencana.
Pemda juga menyiapkan anggaran yang cukup besar untuk menangani kebakaran yang tak kunjung padam ini.
Mengutip TribunJabar.id, Sekretaris Daerah (Sekda) KBB, Ade Zakir mengungkapkan, anggaran sebesar Rp3 miliar sudah disiapkan.
"Anggaran kurang lebih Rp 3 miliar itu untuk di BPBD, Dinsos, Damkar, dan Dinas Kesehatan yang akan dialokasikan untuk logistik di lokasi kebakaran," ujarnya di Perkantoran Pemda KBB, Rabu (30/8/2023).
Dengan anggaran tersebut, diharapkan pasokan logistik untuk dapur umum bisa menyuplai semua warga yang terdampak dan petugas gabungan yang memadamkan api.
"Hampir setiap hari kita menyiapkan 500 paket makan. Bukan hanya untuk teman-teman pemadam, tapi kita juga berikan untuk warga terdampak," kata Ade.
Pihaknya juga menyiapkan Posko Kesehatan bagi warga terdampak.
"Selama bisa berobat jalan kita layani berobat jalan, kalau yang memerlukan perawatan lebih kita akan rujuk dan bawa ke rumah sakit," ucap Ade.
Baca juga: Soal Kebakaran di TPA Sarimukti, Ini kata Gubernur Jabar hingga Sederet Upaya Pemadaman
Upaya Pemadaman Api
Sudah 13 hari kebakaran di TPA Sarimukti belum juga padam.
Banyak cara telah dilakukan, seperti penyuntikan air ke dalam tumpukan sampah hingga water bombing dari helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Namun, upaya-upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Yadi Supriadi selaku Komandan Regu (Danru) Damkar Pos Cikolongwetan, KKB, mengatakan, saat ini pemadaman api yang ada di bawah tumpukan sampah sudah menggunakan cairan khusus.
"Untuk pemadaman sekarang, kita coba pakai AFFF atau foam. Cairan itu sudah kita gunakan di zona 1 dari hari kemarin," ujarnya di TPA Sarimukti, Kamis (31/8/2023).
Pemadaman menggunakan foam disebut cukup efektif untuk menangani kebakaran karena asap tak lagi keluar.
"Pengaruh ada, setelah foam dipancarkan itu langsung menutupi permukaan sampah. Asap tidak keluar lagi, mudah-mudahan langsung padam semua apinya," kata Yadi.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunJabar.id, Hilman Kamaludin)(Kompas.com, Bagus Puji Panuntun)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.