Senin, 8 September 2025

Tetangga Duga Pemicu Kebakaran yang Menewaskan 2 Lansia di Surabaya Bukan Korsleting Listrik

Kedua korban kerap kali mendapati bahwa para korban mengandalkan nyala api lilin sebagai penerangan pada malam hari

Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNJATIM/istimewa
Suasana pasca kebakaran yang akibatkan 2 lansia tewas terpanggang di Jalan Kertajaya Indah Timur IX, Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Kota Surabaya, pada Selasa (14/11/2023) dini hari. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -  Perempuan berinisial FAD (60) dan adiknya berinisial FIS (57) berjenis kelamin laki-laki menjadi korban tewas dalam kebakaran sebuah rumah di Jalan Kertajaya Indah Timur IX, Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Kota Surabaya, Selasa (14/11/2023) dini hari. 

Diduga kebakaran bukan dipicu arus pendek listrik namun lilin.

Para tetangga menyebut kebakaran yang menimpa rumah berukuran luas 15 meter x 30 meter karena salah satu penghuni rumah bermain nyala api lilin. 

Kemudian, nyala api lilin tersebut mengenai benda mudah terbakar dan membesar hingga merambat membakar hampir keseluruhan bangunan rumah. 

Hal tersebut disampaikan oleh salah satu tetangga korban Ridwan Tendean.

Pria berkacamata itu mengaku, kerap kali mendapati bahwa para korban mengandalkan nyala api lilin sebagai penerangan pada malam hari. 

Baca juga: Sarkasih Tewas Terbakar Hidup-hidup Saat Kebakaran Melanda Rumahnya di Lorong Family Setia Palembang

Selama ini, kedua tetangganya itu tidak menggunakan lampu berdaya listrik sebagai penerangan pada malam hari. 

Hal tersebut tampak saat malam hari. Kondisi rumah yang dihuni kakak adik tersebut selalu dalam gelap. 

Kondisi tersebut diperparah dengan kondisi ilalang rumput dan pepohonan liar tumbuh tak beratur di area halaman depan, tengah, dan belakang rumah. 

"Iya setahu saya begitu (pakai lilin). Kalau anda lewat sini, pasti gelap.

Di dalam pasti dia pakai lilin. Mungkin lilinnya terguling, terkena kertas, api kecil kan bisa, (perumpamaan) korek kecil bisa bikin kebakaran," ujar Ridwan saat ditemui TribunJatim.com di lokasi. 

Kebakaran rumah di kawasan Jalan Kertajaya Indah Timur IX, Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Kota Surabaya, pada Selasa (14/11/2023) dini hari. Akibat kebakaran tersebut, 2 lansia tewas terpanggang. Korban diketahui pernah bakar rumah sendiri
Kebakaran rumah di kawasan Jalan Kertajaya Indah Timur IX, Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Kota Surabaya, pada Selasa (14/11/2023) dini hari. Akibat kebakaran tersebut, 2 lansia tewas terpanggang. Korban diketahui pernah bakar rumah sendiri (TRIBUNJATIM/istimewa)

Kemudian, petugas sekuriti Suatman mengatakan, kedua kakak adik tersebut terbilang suka hidup dalam kegelapan pada malam hari. 

Padahal, setahu dia, rumah tersebut juga teraliri listrik berdaya kecil yang diberikan oleh pengurus RT setempat agar dapat dimanfaatkan, minimal, untuk menyalakan lampu penerangan di beberapa ruangan tertentu. 

"Gak tau sukanya gelap," ujar kakek tiga cucu itu saat ditemui TribunJatim.com di lokasi. 

Dugaan pemicu kebakaran akibat kelalaian menyalakan nyala lilin tanpa pengawasan dan kehati-hatian, juga tak ditampik oleh Suatman. 

Pasalnya, di bagian ruang tengah rumah tersebut, sempat diketahui terdapat tumpukan buku-buku bacaan yang menggunung. 

Benda tersebut merupakan benda mudah terbakar yang sangat mungkin menjadi bahan bakar utama saat terjadi pemicu kecil nyala api dari penggunaan lilin yang tanpa pengawasan. 

"Di tengah rumah banyak tumpukan kertas, kayak buku bacaan gitu," pungkasnya. 

Sementara itu, Kapolsek Mulyorejo Polrestabes Surabaya Kompol Sugeng Rianto menduga pemicu kebakaran rumah tersebut karena korsleting hubungan arus pendek pada instalasi kelistrikan bangunan rumah. 

Baca juga: Tak Bisa Keluar Saat Kebakaran, Satu Keluarga di Koja Tewas di Dalam Kontrakan

Hal tersebut diperoleh dari hasil olah TKP yang dilakukan oleh Tim Inafis Polrestabes Surabaya, setelah proses pemadaman api yang dilakukan oleh petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya. 

"Dari Tim Inafis penyebabnya dari korsleting listrik. Kemungkinan itu dari atas (langit-langit rumah), kalau perabotan enggak ada," ujar Rianto saat ditemui TribunJatim.com di ruangan kerjanya. 

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya Dedik Irianto mengatakan, pihaknya mengerahkan 14 truk pemadam kebakaran berbagai jenis ke lokasi insiden kebakaran. 

Kobaran api melahap semua komponen bangunan berukuran luas 15 m x 20 m tersebut.

Petugas Pemadam Kebakaran DPKP Surabaya menerima laporan kebakaran sekitar pukul 04.11 WIB. 

Kemudian, api pokok dinyatakan padam sekitar pukul 04.34 WIB. Pembasahan selesai dan dinyatakan kondusif sekitar pukul 05.11 WIB. 

"Setelah pengecekan dari Tim Inafis untuk korban dievakuasi oleh rekan-rekan DPKP ke ambulan," ujar Dedik dalam keterangan tertulisnya pada awak media
 

Pernah Berupaya Bakar Rumah Sendiri 

Sosok dua orang kakak adik lanjut usia (lansia) yang tewas terpanggang dalam insiden kebakaran rumah di Jalan Kertajaya Indah Timur IX, Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Kota Surabaya, Selasa (14/11/2023) dini hari, pernah bakar rumah sendiri. 

Insiden tersebut diketahui terjadi pada 15 tahun silam, tepat tahun 2008. Rumah yang dibakar oleh keduanya merupakan rumah pribadi milik kakak adik tersebut. Lokasinya di Kanginan, Gubeng, Surabaya. 

Kemudian, setelah rumah mereka terbakar dan tak lagi dapat ditinggali.

Keduanya lantas berpindah tempat tinggal di rumah milik ayahanda mereka di Jalan Kertajaya Indah Timur IX, Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Kota Surabaya, hingga saat ini. 

Kapolsek Mulyorejo Polrestabes Surabaya Kompol Sugeng Rianto mengatakan, informasi mengenai rekam jejak perbuatan korban pernah membakar rumah sendiri pada tahun 2008, diperolehnya dari keterangan kerabat dari korban. 

"Soal ada pengalaman kedua korban pernah membakar rumah sendiri di Gubeng. Itu dari saudara sambungnya," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di ruangan kerjanya. 

Bahkan, korban pada tahun 2012 pernah menjalani perawatan kejiwaan di RSAL. Sehingga, dapat disimpulkan sementara bahwa kedua korban memiliki riwayat gangguan kesehatan mental dan pernah menjalani intervensi penanganan psikis di salah satu rumah sakit (RS). 

"Memang sebelumnya pernah mencoba membakar rumah, namun di lokasi berbeda.

Informasi dari saudara sambungnya. Pada tahun 2012 keduanya pernah dirawat di RSAL. Perawatan psikisnya. Informasinya seperti itu, dari saudaranya (riwayat gangguan kejiwaan atau depresi)," pungkasnya. 

Sementara itu, seorang sekuriti perumahan Suatman mengatakan, keduanya cenderung memiliki sikap pendiam bahkan hampir tidak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar atau para tetangga di sisi kanan kiri atau depan rumah. 

Aktivitas keduanya yang diketahui oleh warga permukiman sekitar rumah, saat keduanya bergantian berjalan kaki keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan bahan pokok di sebuah minimarket. 

Biasanya kalau berpapasan dengan warga yang lain, mereka menyapa sekadarnya, lalu kembali berjalan melenggang pergi melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. 

"Ya kalau sudah masuk ya di dalam terus. Enggak pernah keluar. Kalau kegiatan warga, jarang. Gak ada. Gak pernah keluar. Tapi kalau ada tagihan iuran keamanan, beliau balik. Apapun peraturan di sini selalu ikut," ungkap kakek tiga cucu itu, saat ditemui TribunJatim.com disela bertugas dekat lokasi. 

Ia tak menampik, kedua korban itu hampir tidak pernah mengikuti kegiatan sosial lingkungan permukiman tersebut. 

Namun, anehnya, mereka selalu rajin untuk membayar iuran keamanan, kebersihan, atau kegiatan sosial warga secara tepat waktu, bahkan tak segan memberikan dalam jumlah berlebih. 

"Kalau kegiatan warga, jarang. Gak ada. Gak pernah keluar. Tapi kalau ada tagihan iuran keamanan, beliau balik. Apapun peraturan di sini selalu ikut. Kalau iuran tetap memberi, baik juga. Tiap bulan Rp300 ribu. Iya secara lingkungan sosial keorganisasian, tetap berpartisipasi," ungkapnya. 

Mengenai asal muasal uang yang selama ini digunakan oleh kedua kakak adik tersebut memenuhi kebutuhan hidupnya. Termasuk untuk membayar iuran bulanan dalam jumlah nominal lebih. 

Suatman mengaku, tak mengetahuinya. Apalagi dirinya juga tak mengetahui pekerjaan kedua orang korban selama tinggal di rumah tersebut dengan cara tertutup. 

Ia menduga, selama ini, kedua kakak adik tersebut hidup mengandalkan uang tabungan pemberian orangtuanya yang telah meninggal sejak beberapa tahun lalu. 

Sehingga, untuk sekarang hidup sederhana dengan membeli makan minum untuk memenuhi kebutuhan pokok, dan tak terlalu dibebani oleh tagihan kebutuhan sekunder dan tersier lainny, dirasa Suatman, tak mustahil. 

"Enggak tahu dari mana. Tapi masih bisa makan setiap hari, bisa bayar iuran tiap bulan. Mungkin waktu meninggal ayahnya itu, masih punya tabungan banyak. Mungkin punya simpan, mungkin. Bisa belanja. (Sangat mungkin untuk hidup sederhana) iya betul," katanya. 

Bahkan, Suatman mengaku, dirinya sempat berpapasan dengan si adik korban yang sedang berjalan kaki untuk berbelanja, sekitar pukul 09.00 WIB, pada Senin (13/11/2023). 

Ia tak menyangka, bahwa pertemuannya dengan si adik korban pada pagi hari itu, menjadi pertemuan terakhir kali, karena pada dini harinya, si adik dan kakaknya tewas dalam kebakaran rumah. 

"Kemarin ya sehat ketemu saya menyapa. Hari senin kemarin, waktu belanja jam 09.00 WIB. Iya pertemuan terakhir, menyapa. Enggak pernah curhat. Kalau menyapa ya sudah; mari pak, iya belanja," pungkasnya

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Penyebab Kebakaran Rumah di Surabaya yang Tewaskan 2 Lansia, Tetangga Sempat Duga Gegara Api Lilin

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan