Erupsi Gunung Marapi
Pemicu Erupsi Gunung Marapi Sumbar, Diperkirakan Adanya Pasukan Magma
Dari data Pos Mengamatan Gunungapi Marapi, tinggi kolom abu teramati kurang 2.000 meter di atas puncak atau 4.891 meter di atas permukaan laut.
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) erupsi, Kamis (30/5/2024) sekira pukul 13.04 WIB.
Dari data Pos Mengamatan Gunungapi Marapi, tinggi kolom abu teramati kurang 2.000 meter di atas puncak atau 4.891 meter di atas permukaan laut.
Pihak terkait pun merilis dugaan pemicu erupsi tersebut.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Muhammad Wafid melalui keterangan tertulis menyampaikan erupsi kali ini diperkirakan dipicu oleh adanya tekanan dan pasokan magma dari kedalaman.
Hal ini terindikasi dari grafik deformasi tiltmeter (sumbu tangensial) yang mengalami inflasi (penggembungan) pada tubuh gunungapi dan terekamnya gempa Tektonik Lokal (TL)
Serta Vulkanik Dalam (VA) dengan jumlah yang signifikan pada tanggal 26 Mei 2024 sebanyak 40 kali gempa TL dan 3 kali VA.
Menurutnya, rangkaian letusan/erupsi Gunung Marapi secara tidak kontinu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.
"Aktivitas letusan ini akan menghasilkan endapan material letusan berukuran abu, lapili, hingga batu atau bom vulkanik di daerah puncak dan lereng Gunung Marapi," katanya.
Dijelaskannya, apabila bercampur dengan air hujan, endapan material vulkanik tersebut dapat menjadi lahar yang akan mengalir ke daerah dengan elevasi yang lebih rendah dan aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi.
"Oleh karena itu masyarakat harus selalu mewaspadai potensi/ancaman bahaya dari lahar/banjir lahar," katanya.
Di samping itu, berdasarkan evaluasi data-data pemantauan, secara umum aktivitas Gunung Marapi cenderung menurun namun bersifat fluktuatif dan belum menunjukkan konsistensi kestabilan.
Baca juga: Gunung Marapi Erupsi Lagi Kamis Siang, Warga Dengar Dentuman Keras: Getarannya sampai Loteng Rumah
Oleh karena itu potensi erupsi atau letusan masih dapat terjadi.
Tak Ganggu Penerbangan
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dan durasi sementara ini sekitar dua menit dua detik.
Warga sekitar Gunung Marapi, Hatta Rizal menyampaikan erupsi Gunung Marapi diawali dengan dentuman yang kuat. Serta menimbulkan getaran di daerah sekitar.
"Meletus besar diawali dentuman kuat yang terasa di Batu Taba Ampek Angkek," kata Hatta Rizal.
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan mengatakan, erupsi Gunung Marapi belum berdampak ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Dijelaskannya, berdasarkan informasi VAAC DARWIN, yang dilaporkan pada pukul 13.47 WIB hingga pukul 19.40 WIB sebaran debu abu vulkanik Gunung Marapi pada pukul 13.20 WIB teramati pada ketinggian hingga 16.000 kaki.
Abu vulkanis bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan lima Knot dan diperkirakan intensitasnya meningkat.
"Berdasarkan peta sebaran abu vulkanik yang ada, belum terkonfirmasi adanya bandara yang terdampak dari erupsi Gunung Marapi hari ini," katanya.
General Manager BIM, Indrawansyah, juga membenarkan bahwa penerbangan di BIM atau Bandara Minangkabau masih berjalan normal.
"Untuk saat ini aman dan berharap tidak ada kendala dan aman," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Erupsi Gunung Marapi Sumbar Siang Ini Dipicu Tekanan dan Pasokan Magma dari dalam Gunung dan Erupsi Gunung Marapi Sumbar Tak Berdampak pada Penerbangan di Bandara Minangkabau
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.