Ini Kabar Terkini Terkait Aksi Bupati Halmahera Utara Bubarkan Demo Mahasiswa Pakai Parang
Seperti dilansir dari TribunTernate.com, GMKI Tobelo melaporkan Frans Manery ke Polda Maluku Utara atas dugaan perusakan dan pengancaman.
Editor:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagaimana kabar terkini dari persoalan Bupati Halmahera Utara, Frans Manery, membubarkan aksi unjuk rasa dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Tobelo?
Seperti diketahui, massa aksi dari GMKI Cabang Tobelo menggelar demo di depan Hotel Greenland di Desa Gura, Kecamatan Tobelo, Halmahera Utara pada Jumat (31/5/2024) sekitar pukul 17.30 WIT.
Frans Manery kemudian datang membawa parang yang membuat massa kocar-kacir.
Seperti dilansir dari TribunTernate.com, GMKI Tobelo melaporkan Frans Manery ke Polda Maluku Utara atas dugaan perusakan dan pengancaman.
Polda Maluku Utara telah meminta keterangan sebanyak sembilan orang saksi di Mapolres Halmahera Utara.
"Begitu Tim Penyidik kita sampai, langsung memanggil para saksi untuk dimintai keterangan, "kata Kabid Humas Polda Maluku Utara, AKBP Bambang Suharyono, Selasa (11/6/2024).
Polisi juga akan meminta keterangan Bupati Halmahera Utara, Frans Manery.
"Kalau keterangan Pak Bupati, sudah pasti kita akan ambil, karena ia sebagai terlapor. Tapi sementara ini, kita ambil keterangan saksi-saksi lain dulu," kata dia.
Selain melapor ke polisi, GMKI cabang Tobelo mendatangi kantor GMKI di Jakarta pada Selasa (11/6/2024).
Ketua Cabang GMKI Tobelo Johan Rivaldo Djini bersama Koordinator Wilayah (Korwil) GMKI Wilayah Maluku Utara Fandy datang untuk mengadukan peristiwa saat mereka melakukan aksi demo di Halmahera Utara.
Dalam aksi demo tersebut, Bupati Halmahera Utara mengejar anggota GMKI menggunakan parang, sebuah tindakan yang dianggap sangat mengancam keselamatan para demonstran.
Ketua Cabang GMKI Tobelo menjelaskan kronologi kejadian yang mereka alami, dengan harapan agar tindakan tidak terpuji ini mendapat perhatian serius dari pihak berwenang.
“Kami merasa terancam dan sangat khawatir dengan keselamatan kami saat melakukan aksi demo yang seharusnya menjadi bagian dari hak demokratis kami sebagai warga negara,” kata Ketua Cabang GMKI Tobelo atau Halmahera Utara Johan Rivaldo Djini.
Menurut dia, tindakan Bupati yang mengejar kami dengan parang adalah bentuk intimidasi dan kekerasan yang tidak dapat ditoleransi
Kasus ini telah dilaporkan ke Polda Maluku Utara, namun dalam pertemuan dengan Ketua Umum GMKI, Bung Jefri Gultom, Ketua Cabang dan Korwil GMKI Wilayah Maluku Utara mendesak agar kasus ini dibawa ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu Mabes Polri.
Mereka berharap, dengan melibatkan Mabes Polri, proses hukum dapat berjalan lebih transparan dan adil, serta memberikan efek jera kepada pelaku kekerasan.
Sementara itu, Ketua Umum GMKI, Bung Jefri Gultom, menyatakan keprihatinannya yang mendalam terhadap insiden ini.
"Tindakan yang dilakukan oleh Bupati Halmahera Utara adalah tindakan pidana yang tidak bisa dibiarkan begitu saja," tandas Jefri Gultom.
GMKI akan mengawal kasus ini hingga ke Mabes Polri untuk memastikan keadilan ditegakkan.
"Tidak ada tempat bagi kekerasan dalam negara yang menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia," ujarnya
GMKI mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk turut mengawasi dan mendukung proses hukum terhadap kasus ini.
Dia menilai kekerasan dalam bentuk apapun, terlebih lagi yang dilakukan oleh pejabat publik, harus diusut tuntas demi menjaga marwah demokrasi dan keamanan publik.
“Ini bukan hanya masalah GMKI, tetapi masalah kita bersama sebagai bangsa. Kami berharap, melalui proses hukum yang transparan dan akuntabel, keadilan dapat ditegakkan dan kejadian serupa tidak akan terulang lagi di masa depan,” tambah Jefri Gultom.
Rencana untuk membawa kasus ini ke Mabes Polri menunjukkan keseriusan GMKI dalam memperjuangkan hak-hak anggotanya dan menegakkan hukum di Indonesia.
Mereka berharap, dengan langkah ini, pemerintah dan masyarakat dapat lebih waspada dan bertindak tegas terhadap segala bentuk kekerasan dan intimidasi yang mengancam demokrasi dan kebebasan berpendapat di Indonesia.
Klarifikasi bupati
Dalam video terekam Bupati Frans Manery mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana panjang hitam mendatangi mahasiswa dengan menggenggam sebilah parang.
Diketahui massa aksi tersebut berunjuk rasa di tengah-tengah peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Halmahera Utara pada Jumat (31/5/2024) sekitar pukul 11.00 WIT.
Dikutip dari Kompas.com, Frans Manery dalam video pendek memberikan klarifikasi, bahwa massa aksi berlaku ricuh saat para pegawai sedang melaksanakan ibadah Sholat Dzuhur.
"Massa aksi masuk dan mengobok-obok fasilitas Kantor Keuangan Daerah Halmahera Utara. Bunga-bunga di meja dibuang keluar oleh para Massa aksi," Ujar Frans Manery dalam cuplikan video pendek tersebut.
Frans Manery mengatakan massa melanjutkan aksinya ke Hotel Marahai, Kecamatan Wosia, Kabupaten Halmahera Utara.
"Setelah itu kami menganggap bahwa aksi ini sudah selesai, " Sambung Frans.
Frans Manery yang sedang mengikuti Pleno KPU Penetapan Hasil Pemilu Pasca Keputusan MK, bersama Forkopimda di Hotel Greenland, kemudian menerima telpon dari anaknya. Rupanya massa melanjutkan aksi unjuk rasa ke rumah Frans Manery.
"Kebetulan di rumah saya, Ibu sedang menjamu tamu penyanyi dan artis Mongol," kata dia.
Ia mengatakan massa berusaha mengusir para tamu yang diundang ke rumahnya.
"Massa aksi melarang para artis tersebut, tidak boleh melakukan pertunjukan malam hari ini," kata dia.
Frans Manery mengaku awalnya menghampiri para pendemo tersebut dan menegur pelan, agar segera meninggalkan lokasi.
"Adik-adik sebaiknya pulang, karena hari sudah sore, dan ini bukan tempat untuk menyampaikan aspirasi" Tegur Frans ke demonstran.
Menurut Frans, demonstran malah menantang Frans Manery dengan menganggap pemerintah membuang-buang anggaran.
Massa tetap memaksa melakukan orasi di lokasi, walau sudah ditegur Bupati Halmahera Utara dua periode tersebut.
Frans yang merasa harus melindungi para tamu, lantas mengambil tindakan untuk mengusir paksa para demonstran.
"Tindakan itu saya ambil bukan sebagai Bupati, namun karena ini merupakan kompleks rumah saya. Tidak ada aparat kepolisian di lokasi yang mengamankan aksi ini," ujar dia.
Sebelum mengeluarkan sebilah parang yang ada di mobil, Frans mengaku sudah tiga kali menegur para demonstran.
Menurutnya parang tersebut merupakan aktribut tarian cakalele untuk pertunjukan peringatan HUT Kabupaten Halmahera Utara.
Sumber: Tribun Banten dan Tribun Ternate
Sumber: Tribun Banten
GMKI: Elite Politik Harus Bersatu Lawan Korupsi, Tanpa Terkecuali |
![]() |
---|
Peringati Sumpah Pemuda, GMKI: Makanan Bergizi dan Perumahan Layak untuk Generasi Berdaya Saing |
![]() |
---|
GMKI Tanggapi Rencana Prabowo Sejahterakan Hakim di Indonesia: Momen Perbaikan Sistem Peradilan |
![]() |
---|
Peringatan HUT ke-79 RI, Organisasi Cipayung Plus Ajak Elemen Bangsa Bersatu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.