Sabtu, 16 Agustus 2025

Calon Dokter Spesialis Meninggal

Ada Intimidasi ke Junior PPDS soal Kasus Bullying Dokter Aulia, Menkes Bekukan Prodi Anestesi Undip

Menkes Budi Gunadi Sadikin membeberkan adanya intimidasi dari senior PPDS Anestesi Undip ke juniornya agar tak bicara soal kasus bullying Dokter Aulia

|
tangkapan layar youtube DPR RI
Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja bersama komisi IX DPR RI, Selasa (24/1/2023). | Menkes Budi Gunadi Sadikin membeberkan adanya intimidasi dari senior PPDS Anestesi Undip ke juniornya agar tak bicara soal kasus bullying Dokter Aulia Risma Lestari. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengungkap adanya upaya intimidasi dari senior Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip), kepada para juniornya.

Bentuk intimidasi ini berupa pelarangan bagi para junior untuk buka suara terkait kasus meninggalnya Dokter Aulia Risma Lestari.

Diketahui, Dokter Aulia diduga mengakiri hidupnya sendiri karena bullying yang diterimanya selama proses pendidikan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Atas aksi intimidasi tersebut, Budi pun memutuskan untuk menutup sementara kegiatan belajar PPDS Anestesi Undip.

Penutupan PPDS Anestesi Undip ini bertujuan agar penyelidikan kasus dugaan bullying yang dialami Dokter Aulia bisa dilakukan secara cepat, bersih, dan transparan.

"Itu sebabnya kita berhentikan sementara."

"Supaya penyelidikan ini bisa dilakukan dengan cepat bersih dan transparan bebas dari intimidasi yang sekarang terjadi," kata Budi, Kamis (15/6/2024), dilansir Kompas.com.

Diharapkan penutupan sementara PPDS Anestasi Undip ini bisa menciptakan situasi yang nyaman kepada para mahasiswa, terutama para junior.

Sehingga, para mahasiswa ini bisa bicara lebih bebas soal kasus bullying yang ada di PPDS Anestesi Undip.

Lebih lanjut, Budi menyebut Kemenkes tak berencana menutup permanen PPDS Anestesi Undip.

Nanti ketika kasus bullying Dokter Aulia ini telah selesai, kata Budi, PPDS Anestesi Undip bisa dibuka kembali.

Baca juga: Kasus Mahasiswi PPDS Tewas: Kampus Bantah karena Bullying, Kemenkes Bekukan Prodi Anestesi Undip

Budi menambahkan, kini Kemenkes telah berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, untuk menindaklanjuti kasus ini.

Koordinasi ini diharapkan bisa menghapuskan praktik perundungan di lingkungan pendidikan tidak kembali terjadi di kemudian hari.

"Kita berdua ingin benar-benar membereskan dan menghilangkan praktik bullying ini selama-lamanya karena ini tidak baik."

"Bahkan korban jiwa tidak hanya hari ini saja biasanya ditutup-tutupi, baru kali ini saja ini terbuka. Dan kita akan beresin ini secepat mungkin," imbuh Budi.

Polisi Selidiki Motif Kematian Dokter PPDS Undip

Saat ini pihak kepolisian masih menyelidiki motif kematian Dokter Aulia Risma Lestari.

Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena, menyebut pihaknya sudah meminta keterangan para saksi, termasuk dari pihak kampus.

Terutama mengenai informasi adanya bullying yang diterima korban.

"Ada beberapa saksi yang sudah kami mintai keterangan," ujar Kompol Andika Dharma Sena, Kamis.

"Kami juga koordinasi dengan Undip yang mana info dari kampus korban ada permasalahan pribadi," imbuhnya.

Baca juga: Penghentian Sementara Program Studi Anestesi Undip Terkait Dugaan Perundungan Disorot

Andika membeberkan, hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan kos korban terkunci dari dalam.

Selain itu, polisi juga mempelajari beberapa rekaman CCTV atau kamera pengawas.

"Tubuh korban tidak ada tanda kekerasan, ada bekas suntikan di tubuh korban yang diduga (dilakukan) dari yang bersangkutan," ungkapnya.

Bantahan Undip soal Dugaan Bullying

Undip tegas membantah soal dugaan Dokter Aulia Risma Lestari mengakhiri hidupnya sendiri akibat bullying yang diterimanya selama pendidikan.

Diketahui, Dokter Aulia sebelumnya tengah melakukan tugas belajar di RSUP Dr. Kariadi.

Selama pendidikan, Dokter Aulia diduga di-bully rekan-rekannya hingga membuatnya memutuskan mengakhiri hidup.

Dokter Aulia ditemukan meninggal di kamar kosnya pada Senin (12/8/2024).

Di dekat jenazah Dokter Aulia, polisi menemukan adanya jarum suntik yang berisikan obat penenang.

Menanggapi dugaan aksi bullying yang dialami Dokter Aulia, Rektor Undip, Suharnomo, tegas membantah.

Menurut Suharnomo, hasil investigasi internal Undip mengatakan Dokter Aulia memiliki masalah kesehatan.

Masalah kesehatan itulah yang menurut Suharnomo, mempengaruhi proses belajarnya selama menjalani PPDS Anestesi di Undip.

"Berdasarkan investigasi internal kami, hal tersebut tidak benar," kata Suharmono dalam pernyataannya yang dirilis pada Kamis.

Terkait detail masalah kesehatan yang dimiliki Dokter Aulia, Suharmono enggan menjelaskannya lebih lanjut.

"Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai konfidensialitas medis dari privasi alamarhum, kami tidak dapat menyampaikan detail masalah kesehatan yang dialami selama proses pendidikan," ungkap Suharmono.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Muhamad Deni Setiawan)(Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan