Sertu Hendri Ditangkap
Bawa Senpi Bareta Komplit dengan Ratusan Amunisi, Warga Belitung Resah Sertu Hendri Belum Tertangkap
Warga Belitung diliputi rasa sakut dan gelisah karena DPO kasus penembakan, Sertu Hendri masih bebas berkeliaran, pegang senjata dan amunisi.
Penulis:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BELITUNG - Desertir TNI AD yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Sertu Hendri masih buron dan diburu petugas gabungan.
Sudah satu minggu pelaku penembakan ini bebas berkeliaran, terakhir ada warga yang melihat keberadaanya di Belitung Timur.
Selama pelarian, Briptu Hendri memegang senjata jenis Bareta dengan ratusan amunisi, inilah yang menyebabkan warga resah.
Jejak pelariannya terakhir saat lolos dari kepungan aparat gabungan di rumah saudara angkatnya pada Selasa (14/1/2025) siang, hingga kini mantan prajurit Korem 042 Gapu/Jambi itu masih belum ditemukan.
Sertu Hendri Belum Tertangkap, PJ Bupati Minta Warga Tetap Waspada
Desertir TNI AD yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Sertu Hendri kini masih buron dan diburu oleh aparat gabungan.
Pasalnya, pascalolos dari kepungan aparat gabungan di rumah saudara angkatnya pada Selasa (14/1/2025) siang, hingga kini mantan prajurit Korem 042 Gapu/Jambi itu masih belum ditemukan.
Dari sejak laporan istri siri, Kiki ke Subdenpom Persiapan Belitung pada Minggu (12/1/2025) malam, terhitung sudah empat hari Sertu Hendri kabur dari kejaran aparat.
Apalagi pada Senin (13/1/2025) dinihari, lelaki berdarah Aceh itu sempat menembak prajurit Subdenpom Persiapan Belitung Serma Randi.
Hal itu membuat masyarakat Belitung menjadi resah.
Tak sedikit warga mengeluhkan belum tertangkapnya Sertu Hendri hingga sekarang.
Sebab selain membawa sepucuh senjata api dalam pelariannya, Sertu Hendri sempat menembak Serma Randi, sehingga dinilai kejam.
"Kalau belum tertangkap nih resah rasanya, ngeri-ngeri kalau ingin keluar malam," ucap seorang wanita bernama Nurmalita, Kamis (16/1/2025).
Warga meminta kepada aparat gabungan untuk segera menemukan Sertu Hendri, sehingga kepanikan serta keresahan masyarakat Belitung bisa terhapuskan. Sebab selama ini Belitung dikenal dengan daerah yang kondusif dan aman.
"Keseharian kami merasa terancam rasanya, pokoknya waswas lah kami walaupun di rumah. Jadi gak tenang kalau di rumah hanya sendiri misalkan," ucap Lestari, warga Tanjungpandan lainnya.
Baca juga: Kondisi Serma Rendi Korban Penembakan Sertu Hendri usai Jalani Operasi Pengangkatan Peluru
Sementara itu, Pj Bupati Belitung Mikron Antariksa mengaku menerima banyak aduan dari warga Belitung yang resah Sertu Hendri belum tertangkap.
"Maka dari itu saya mengimbau kepada masyarakat untuk waspada, tetapi kami minta jangan panik menghadapi situasi seperti ini. Yamg perlu dilakukan tetap memgedepankan kewaspadaan," kata Mikron kepada Posbelitung.co, Kamis (16/1/2025).
Namun untuk menemukan keberadaan Sertu Hendri, perlu peran serta masyarakat luas.
Apabila menemukan perihal terkait Sertu Hendri, diimbau agar segera melapor ke Subdenpom Persiapan Belitung, Kodim 0414 Belitung ataupun pihak kepolisian.
"Segera laporkan bila mengetahui informasi tentang Sertu Hendri. Apalagi dia (Sertu Hendri) ini membawa senjata api, tentunya harus waspada, tapi tetap jangan panik."
"Silakan masyarakat beraktivitas seperti biasa, karena bila aktivitas masyarakat tidak berjalan normal, maka bisa dimanfaatkan situasi tersebut oleh dia (Sertu Hendri). Tentunya kami juga akan berkoordinasi dengan Forkompimda berkaitan dengan ini," bebernya.
Wabup Khairil Minta Warga Belitung Timur Tetap Tenang
Wakil Bupati Belitung Timur, Khairil Anwar, menanggapi isu terkait buronan desertir TNI AD, Sertu Hendri, yang diduga melarikan diri ke wilayah Belitung Timur.
Dia meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik, namun tetap waspada terhadap segala kemungkinan.
"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak khawatir secara berlebihan dan tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Namun, kewaspadaan harus tetap dijaga," ujar Khairil, Senin (20/1/2025).
Khairil menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan.
Ia meminta agar warga segera melapor kepada pihak kepolisian atau petugas setempat jika menemukan hal-hal yang mencurigakan.
"Jika ada indikasi atau informasi terkait keberadaan orang yang mencurigakan, segera laporkan ke polisi atau aparat desa terdekat. Dengan demikian, kita bisa bersama-sama menjaga situasi tetap kondusif," tambahnya.
Baca juga: Kejahatan Sertu Hendri Buronan Mabes TNI dan Puspom: Merampok, Menipu, hingga Tembak Prajurit TNI
Sementara itu, pihak Polres Belitung Timur telah meningkatkan patroli di sejumlah titik strategis dan memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keamanan di wilayah Belitung Timur tetap terjaga.
"Pemerintah Kabupaten Beltim berkomitmen untuk mendukung penuh aparat penegak hukum dalam upaya penanganan kasus ini. Warga diharapkan tetap tenang, waspada, dan tidak mudah terpancing oleh informasi yang belum jelas kebenarannya," kata Khairil.
Anggota DPR RI Minta Desertir TNI AD Sertu Hendri Segera Ditangkap dan Diproses Hukum
Penembakan yang dilakukan desertir TNI AD, Sertu Hendri terhadap Serma Rendi, disayangkan Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI-P TB Hasanuddin.
“Harus kita selidiki dulu apakah ini senjata rakitan karena di wilayah sana, hutan-hutan di sana itu banyak senjata rakitan untuk berburu binatang atau mungkin senjata standar TNI,” kata TB Hasanuddin saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/1/2025).
Kemudian, dia meminta TNI mengawasi dan menertibkan senjata api yang dipegang anggotanya agar kejadian serupa tak terulang.
“Harus mulai ditertibkan senjata-senjata yang tempatnya,” ujar TB Hasanuddin.
Lebih lanjut, TB Hasanuddin meminta Polisi Militer (POM) TNI bekerja sama dengan Polri untuk menangkap pelaku.
“Jadi saran saya lakukan saja sebuah unit gabungan antara POM TNI dengan Polri untuk mengejar pelaku Sersan Hendri,” katanya.
Pensiunan TNI ini juga meminta Sertu Hendri ditangkap dan diproses hukum.
“Bagaimanapun POM TNI harus segera menangkap pelaku, membawanya ke pengadilan militer atau pengadilan sipil, dan memberikan sanksi seberat-beratnya,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang personel Subdenpom Persiapan Belitung, Serma Rendi, harus menjalani perawatan intensif setelah menjadi korban penembakan oleh desertir TNI AD, Sertu Hendri pada Senin (13/1/2024) dini hari.
Insiden tersebut terjadi setelah pelaku yang berstatus DPO menyerang dan menyandera korban dalam upaya melarikan diri.
Sementara, Sertu Hendri yang terakhir bertugas di Korem 042/Gapu, Jambi, sebelum dipecat karena kasus perampokan pada 2023, hingga Rabu (15/1/2025) kemarin belum berhasil ditangkap.
Sejak berhasil lolos dari kepungan puluhan personel Tim Gabungan TNI-Polri di sebuah rumah di Jalan Anwar Aid, RT 19, RW 06, Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjungpandan, Selasa (14/1/2025), Sertu Hendri belum diketahui keberadaannya.
Jejak Pelarian Sertu Hendri
Sertu Hendri, seorang desertir TNI AD yang telah dipecat dari dinas militer, lolos dari penangkapan pasukan TNI dan Brimob.
Sertu Hendri, saat itu diyakini berada di sebuah rumah di Jalan Anwar Aid, Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (14/1/2025) pagi.
Keberadaanya dibocorkan Evi Yolanda (41) kakak ipar Sertu Hendri.
Saat pengepungan itu, beberapa kali suara tembakan terdengar memecah keheningan, menambah kepanikan di tengah warga sekitar.
“Tembakan itu terdengar sejak pagi,” ujar seorang warga yang menyaksikan peristiwa dari kejauhan.
Penyergapan ini berlangsung di bawah pengamanan ketat.
Aparat meminta warga sekitar agar menjauh demi keselamatan mereka.
Sejumlah ruas jalan pun ditutup sementara, menciptakan suasana yang semakin mencekam.
Di tengah situasi tersebut, personel bersenjata lengkap tampak berjaga di setiap sudut, memastikan tidak ada celah bagi Sertu Hendri melarikan diri.
Sertu Hendri, yang sebelumnya masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) karena pelanggaran berat, diduga melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.
Ia diketahui terlibat dalam insiden penembakan terhadap anggota Subdenpom Persiapan Belitung, Serma Rendi, yang menjadi puncak pelariannya.
“Saat itu, Hendri melawan ketika akan diamankan, dan terjadilah insiden penembakan,” ungkap salah satu petugas di lokasi.

Sejak pagi, suasana di sekitar lokasi pengepungan dipenuhi dengan ketegangan.
Warga yang penasaran memilih mengamati dari jarak aman, sementara tim aparat keamanan terus berjaga dan berusaha membujuk Hendri untuk menyerahkan diri.
Penyergapan ini menandai babak baru dalam upaya aparat menangkap Hendri, yang telah menjadi buronan sejak 2024.
Penutupan jalan dan kehadiran aparat bersenjata menambah suasana dramatis di kawasan tersebut.
“Kami hanya berharap semuanya segera berakhir tanpa ada korban lebih lanjut,” ujar salah satu warga yang diminta meninggalkan area tersebut.
Pengepungan ini diharapkan menjadi akhir dari pelarian panjang Sertu Hendri.
Brimob Turun Tangan
Subdenpom Persiapan Belitung bersama Batalyon B Pelopor Satbrimob Polda Kepulauan Bangka Belitung mengepung sebuah rumah.
Di dalamnya, Sertu Hendri, mantan prajurit TNI AD yang kini menjadi buronan, diyakini bersembunyi.
Keberadaan Hendri di Belitung bukanlah sebuah kebetulan.
Jejaknya terungkap berkat laporan istri sirinya, yang mengaku kerap diancam oleh Hendri.
Rasa takut mendorongnya melapor kepada aparat keamanan, membuka jalan bagi tim Subdenpom untuk melacak lokasi Hendri yang ternyata telah tiga minggu berada di Belitung.
Menurut Komandan Subdenpom Persiapan Belitung, Letda Cpm M Jaka Budi Utama, istri siri Hendri merasa terancam karena sering mendapat ancaman dari mantan prajurit itu.
“Istri sirinya takut karena sering diancam. Bahkan, Hendri sempat mencarinya ke rumah orang tuanya,” ujar Jaka.
Laporan ini menjadi titik awal perburuan Hendri di Belitung.
Sertu Hendri Masih Pegang Senjata
Sertu Hendri masih terus dicari karena dinilai berbahaya karena memegang senjata api.
"Pencarian masih dilakukan sampai saat ini oleh tim gabungan TNI-Polri. Tempat-tempat seperti pelabuhan sudah dijaga," kata Komandan Subdenpom Persiapan Belitung Letda Cpm M Jaka Budi Utama saat dihubungi, Selasa (14/1/2025) malam.
Jaka menjelaskan, Hendri yang berstatus tersangka lolos saat dilakukan pengepungan di rumah mertuanya di Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjung Pandan, Belitung.
Tim di lapangan berupaya menangkap yang bersangkutan dalam kondisi hidup agar bisa menjalani proses hukum.
"Dalam situasi yang membahayakan petugas, terpaksa akan dilumpuhkan," jelas Jaka.
Saat pengepungan, komunikasi dengan DPO sempat dilakukan. Namun, bukannya menyerahkan diri, tersangka justru menyelinap dan meloloskan diri.
Personel di lapangan tak mau gegabah melepas tembakan karena lokasi padat permukiman penduduk. Bahkan sejak awal, dua rumah yang berdekatan dengan persembunyian pelaku telah dikosongkan.
Kenyataannya, warga yang merasa penasaran justru berdatangan ke lokasi. Pengepungan yang dilakukan sejak Selasa pagi kemudian dibubarkan setelah sasaran terkonfirmasi tidak lagi berada di lokasi sekitar pukul 11.30 WIB.
"Tersangka masih memegang senjata jenis Bareta dengan ratusan amunisi. Kemungkinan dibelinya," ungkap Jaka.
Dipecat dari dinas militer
Hendri sudah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak 2024 setelah terlibat kasus perampokan di Palembang pada 2023.
Vonis Mahkamah Militer menjatuhkan hukuman satu tahun penjara dan pemecatan dari dinas militer.
Namun, Hendri memilih melarikan diri, meninggalkan masa lalunya sebagai prajurit dan menjadi buronan yang berpindah-pindah lokasi.
Jejak Hendri pertama kali tercium di Desa Air Seruk, Kecamatan Sijuk, ketika ia meninggalkan mobil Toyota Fortuner bernomor polisi AD 1092 GM di halaman rumah seorang nenek bernama Nor.
Kepala Desa Air Seruk, Prasetya Yoga, mengonfirmasi kejadian itu.
“Beliau warga kami, dan katanya Hendri hanya menitipkan kunci mobil di sana,” kata Yoga.
Namun, kehadiran Hendri di Belitung bukan sekadar urusan mobil yang ditinggalkan. Penelusuran tim Subdenpom mengungkap bahwa ia terus mencari istri sirinya selama berada di daerah itu.
Ketika aparat keamanan mencoba menangkapnya, Hendri justru melawan, memicu insiden penembakan terhadap anggota Subdenpom, Serma Rendi, pada Senin (13/1/2025).
“Informasinya, sejak semalam hingga pagi ini tim masih mencoba membujuk Hendri agar menyerahkan diri secara baik-baik,” ujar seorang warga yang turut menyaksikan pengepungan di Jalan Anwar Aid.
Sebelum menjadi buronan, Hendri sempat berdinas sebagai Babinsa di Desa Aik Pelempang Jaya, Belitung, sebelum dipindahkan ke Korem 042/Gapu, Jambi.
Selama bertugas, ia juga diduga terlibat dalam kasus penipuan jual beli tanah di Belitung. Pelanggaran demi pelanggaran akhirnya membawanya pada keputusan nekat untuk melarikan diri.
“Penyebab dia disersi itu karena kasus perampokan. TKP-nya di Palembang.
Ia dijatuhi hukuman oleh Mahkamah Militer, tetapi malah kabur,” jelas Jaka.

Warga setempat, yang menyaksikan langsung drama penangkapan ini, berharap Hendri segera menyerahkan diri tanpa perlawanan lebih lanjut.
“Mudah-mudahan saja cepat ditangkap,” ujar Kepala Desa Air Seruk, Prasetya Yoga.
Sementara itu, suasana di lokasi pengepungan tetap tegang.
Personel gabungan terus berjaga, sementara warga dan awak media mengamati setiap pergerakan.
Semua mata tertuju pada akhir kisah pelarian Sertu Hendri, yang berawal dari ancaman terhadap istri sirinya hingga menjadi buronan yang paling dicari di Belitung. (tribun network/thf/PosBelitung/Bangkapos/Tribunnews.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.