Beda dengan Kemarin, Buaya yang Terkam Bocah di Pangkalpinang Belum Terlihat Lagi
Tim gabungan masih terus mencari Tina Ramadani (8), korban hilang diterkam buaya di Sungai Muara Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang.
Penulis:
Muhamad Deni Setiawan
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Seorang bocah bernama Tina Ramadani (8) hilang diterkam buaya di Sungai Muara Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Minggu (2/2/2025).
Sampai saat ini, tim gabungan (tigab) Basarnas, Ditpolairud Polda Bangka Belitung (Babel), Satpolairud Polresta Pangkalpinang dan Bangka, Laskar Sekaban, hingga BPBD Bangka, terus melakukan pencarian.
Mereka menyusuri Sungai Muara Pangkalbalam menggunakan perahu karet, Senin (3/2/2025).
"Untuk proses SAR gabungan ini masih melakukan pencarian, masih belum ada tanda-tanda penemuan korban," kata Dantim Basarnas Pangkalpinang, Sufani, Senin, dilansir Bangka Pos.
"Bahkan, buayanya hari ini tidak terlihat, beda dengan seperti kemarin sempat terlihat dan korban masih berada di mulut buaya sempat terlepas terus diterkam lagi," imbuhnya.
Menurutnya, berbagai upaya sudah dilakukan tim gabungan untuk mencari korban sejak hari pertama.
"Upaya yang kita lakukan, kita sudah menggunakan drone karena kalau malam hari lebih jelas pergerakkan buaya tersebut terus kita sediakan alat setrum yang 1.000 volt dan sebagian untuk keselamatan tombak itu gunakan."
"Termasuk perahu karet banyak kita gunakan, mulai dari milik Basarnas, Ditpolairud, Satpolairud Polesta, Bangka hingga milik Laskar Sekaban untuk mencari korban," jelas Sufani.
Menurutnya, ada kemungkinan, setelah diterkam buaya, korban terbawa arus alur muara sehingga tim gabungan belum bisa menemukannya sampai sekarang.
"Kendala sampai sekarang tidak ada, kalau terbawa arus kemungkinan ada. Jadi, korban terlepas dari mulut buaya dan mungkin bisa terbawa arus sungai."
"Cuman kita takutkan korban masih berada di mulut buaya, semakin digigit dan semakin habis tubuh korban oleh buaya," ungkapnya.
Baca juga: Detik-detik Bocah 8 Tahun Diterkam Buaya saat Temani Kakaknya Mancing
Sufani menambahkan, Sungai Muara Pangkalbalam ini bisa dikatakan rawan kemunculan buaya dari berbagai ukuran.
"Di sini dikatakan rawan itu rawan, jadi buaya itu hampir setiap hari terlihat dengan bentuk berbeda mulai dari ukuran kecil hingga besar dan besar sekali."
"Untuk perkiraan buaya yang memakan korban ini, kurang lebih berukuran 3 meter dan tigab sempat melihat buaya membawa korban muncul di hari pertama sampai 5 kali," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, korban hilang saat bersantai bersama keluarganya di Sungai Muara Pangkalbalam.
Ayah korban, Deo (54), mengatakan, dirinya sekeluarga sedang bersantai di tepi sungai dengan niat ingin memancing.
"Kemarin kita sama keluarga ke sini termasuk korban, memang kita sering ke sini untuk bersantai, karena kalau mau ke pantai angin lagi kencang."
"Jadi, kami santai di sini sambil makan-makan, santai, dan mancing," tutur Deo saat ditemui di Dermaga Ditpolairud Polda Babel, Senin.
Deo membeberkan, ia dan keluarga kecilnya datang ke Sungai Muara Pangkalbalam dengan tujuan ingin bersantai di hari libur.
Berkunjung ke sungai itu pun sering dilakukannya bersama keluarga untuk menghilangkan penat.
Namun, anak bungsunya malah hilang diterkam buaya di Sungai Muara Pangkalbalam.
"Tidak menyangka kami, apalagi pas kejadian itu tidak ada bunyi apa pun, termasuk ketika korban diterkam buaya dan saya sadar saat si bungsu sudah dibawa buaya."
"Ya Allah anakku ketika saya sadar, terus istri saya bilang, ‘Pak, selamatkan anak kita'. Saya berusaha mengejar, akan tetapi buaya sudah bawa anak kami sekejap dan tidak terlihat lagi," ujar Deo.
Sebagian artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Basarnas Turunkan Drone hingga Alat Setrum 1.000 Volt untuk Cari Korban Diterkam Buaya.
(Tribunnews.com/Deni)(BangkaPos.com/Adi Saputra)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.