Kamis, 14 Agustus 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Program MBG, Sediakan Makanan Bergizi dan Buka Peluang Usaha bagi Warga Lokal

Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 71 triliun dari APBN 2025 untuk menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Editor: Glery Lazuardi
Tribunnews/Jeprima
PROGRAM MBG Petugas merapikan tempat makanan yang akan didistribusikan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di dapur sehat anak bangsa Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (6/1/2024). Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 71 triliun dari APBN 2025 untuk menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Program ini resmi dimulai pada 6 Januari 2025 dan menjadi bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

MBG dirancang untuk memberikan asupan bergizi kepada ibu hamil, ibu menyusui, balita, serta peserta didik di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari prasekolah, pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah, baik umum, kejuruan, maupun keagamaan.

Dengan target pemerataan gizi hingga ke pelosok negeri, program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM Indonesia secara berkelanjutan.

Baca juga: Demo Indonesia Gelap, Mahasiswa Singgung IKN Mangkrak dan Program Ambisius MBG

Program MBG yang diluncurkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) pada 6 Januari 2025 telah memberikan dampak luas bagi masyarakat Indonesia.

Hingga saat ini, sebanyak 576 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur umum telah beroperasi di 38 provinsi untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa jumlah dapur MBG akan terus bertambah.

"Senin ini, kita akan bertambah 300 dapur lagi, sehingga totalnya mencapai 876 SPPG yang akan melayani 2,5 juta penduduk hanya dalam 1,5 bulan," kata Dadan, pada Sabtu (22/2/2025).

Program MBG tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat penerima gizi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi petani dan pelaku usaha kecil.

Setiap dapur MBG menyediakan 3.000 paket makanan setiap harinya, sehingga kebutuhan bahan pangan menjadi sangat besar. Sebagai contoh, di Pulau Jawa, pelaksanaan program ini membutuhkan 200 kg beras, 350 kg ayam, 3.000 telur, dan 300 kg sayuran per hari.

"Kalau satu ayam beratnya 1 kg, berarti kita butuh 350 ekor ayam setiap hari. Ini peluang besar bagi petani dan peternak lokal," tambah Dadan.

Pemerintah menargetkan 30.000 SPPG beroperasi tahun ini, dengan 82,9 juta penerima manfaat. Target ini sekaligus menjadi pasar baru bagi petani milenial dan UMKM, serta meningkatkan produktivitas pangan dalam negeri.

MBG Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Lapangan Kerja

Dadan Hindayana menegaskan bahwa program MBG merupakan investasi SDM terbesar dalam sejarah Indonesia. Program ini diharapkan dapat menciptakan generasi emas pada tahun 2045.

"Kita akan menjalankan amanah yang cukup besar untuk menyelamatkan generasi emas 2045. Jadi, program ini adalah investasi SDM terbesar sepanjang sejarah untuk generasi 2045," ujar Dadan dalam acara penandatanganan nota kesepahaman bersama Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) dan TNI di Jakarta, Senin (17/2/2025).

Dadan menekankan pentingnya dukungan penuh dari seluruh kementerian dan lembaga terkait agar program ini berjalan sukses.

Baca juga: Polisi Bantah Gunakan Senjata Api Saat Amankan Demo Tolak MBG di Papua

Ia berharap kekompakan dari semua pihak dapat memastikan keberlanjutan dan efektivitas MBG dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat.

"Mudah-mudahan semua yang hadir di sini memberikan dukungan yang kuat dan berkontribusi sehingga dihitung sebagai amal," tambahnya.

Selain meningkatkan gizi masyarakat, program MBG juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Dadan mengungkapkan bahwa program ini akan menciptakan lapangan kerja baru bagi jutaan orang dengan pembentukan 30.000 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di seluruh Indonesia.

"Dengan adanya 30.000 SPPG, maka hingga akhir Desember kita akan menyerap 1,5 juta tenaga kerja," jelasnya.

Emak-Emak Bersyukur

Salah satu dampak positif program MBG dirasakan oleh ibu rumah tangga (IRT) di Banyuasin, Sumatera Selatan.

Indah, seorang IRT, mengungkapkan kebahagiaannya melalui akun TikTok @IndahDil karena kini memiliki gaji tetap setiap 10 hari dari pekerjaannya di dapur MBG.

"Terima kasih Pak Prabowo, Gibran, dan masyarakat yang bayar pajak. Semenjak ada MBG, satu dapur bisa membuka lowongan kerja," ujarnya.

Banyak IRT yang sebelumnya kesulitan mencari pekerjaan karena faktor usia dan keterampilan, kini bisa bekerja dan memiliki penghasilan.

"Sekarang mereka tidak nganggur lagi. Karena ada MBG, mereka bisa punya penghasilan bulanan dan tersenyum," tambahnya.

Netizen turut merespons positif program MBG di berbagai wilayah.

Seorang pengguna TikTok @Kuro menyebutkan bahwa usaha kateringnya menyerap 40 tenaga kerja untuk memasok makanan ke dapur MBG

Di Lamongan, Jawa Timur, netizen @Wahyu niey mengungkapkan bahwa ibunya yang lulusan SD kini bekerja sebagai data entry di dapur MBG dengan gaji yang layak.

Sementara itu, netizen @CantikSip menyoroti bahwa MBG adalah bentuk efisiensi yang memberikan dampak besar bagi ibu-ibu dan pekerja usia lanjut.

"Mahasiswa tidak mengerti, justru karena efisiensi ini banyak banget dampak positifnya bisa buka loker bagi ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah berumur," tulisnya.

Netizen lainnya pun menambahkan, "Masih ada yang bilang Indonesia Gelap? Baru ini para lansia bisa produktif."

 


Artikel ini sudah tayang dengan judul Sebulan Berjalan, BGN:576 Dapur Beroperasi Layani Makan Bergizi Gratis di 38 Provinsi


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kepala BGN Sebut MBG Investasi SDM Terbesar Sepanjang Sejarah Indonesia"

Sumber: Kontan
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan