Mapolsek Kayangan Dibakar Massa
Babak Baru Kasus Polsek Kayangan, Mantan Kapolsek dan Anggotanya Diperiksa Propam
Inilah kabar terbaru soal kasus penyerangan Mapolsek Kayangan, Lombok UTara, NTB. Propam periksa empat orang personel Polsek Kayangan
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Kasus Polsek Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara barat (NTB) yang diserang warga pekan lalu masuki babak baru.
Diketahui, warga menyerang Mapolsek Kayangan setelah ada Aparatur Sipil Negara (ASN) berinisial RW (27) yang bunuh diri karena diduga mendapat tekanan dari anggota polisi.
Kini, empat polisi yang bertugas di Polsek Kayangan diperiksa Propam Mabes Polri dan Propam Polda NTB terkait kematian RW yang diduga mendapat tekanan dan intimidasi.
Demikian yang disampaikan Kabid Humas Polda NTB, AKBP Mohammad Kholid.
Empat polisi yang diperiksa yakni Kapolsek, Kanit Reskrim, dan anggotanya.
"Ini sebagai bentuk keseriusan dalam penanganan perkara yang menjadi sorotan publik. Kami di Polda NTB sangat mengantisipasi kasus ini, dan yang diperiksa ada 4 polisi, yaitu Kapolsek, Kanit Reskrim, dan anggotanya," ujar AKBP Mohammad Kholid, dikutip dari Kompas.com.
Ia menuturkan, Iptu Dwi Maulana Kurnia Amin selaku Kapolsek Kayangan telah dicopot dari jabatannya.
AKBP Kholid juga memastikan bahwa pemeriksaan dilakukan secara transparan.
Hasilnya juga akan dikabarkan ke masyarakat dan keluarga korban.
"Sebagai tim di bawah pimpinan bapak Kapolda, Irjen Hadi Gunawan, kami memiliki rasa tanggung jawab untuk memastikan situasi Kamtibmas yang kondusif," ucapnya.
Sebelumnya, Kapolres Lombok Utara, AKBP Agus Purwanta pun menuturkan bahwa penyerangan ini dipicu kesalahpahaman warga.
Baca juga: Buntut Kasus ASN Akhiri Hidup, Kapolsek Kayangan Dicopot dan Diperiksa Propam Polri
Agus membantah bahwa penyerangan tersebut dipicu oleh adanya anggota polisi yang meminta sejumlah uang kepada korban berinisial RW untuk menutupi kasus pencurian HP.
"Tidak ada, itu hanya isu, tidak ada polisi minta uang," kata Purwanta ketika dihubungi Kompas.com, Selasa dini hari (18/3/2025).
Selain itu, kasus penyerangan ini juga mendapat atensi dari Ketua Komisi III DPR RI, Sari Yuliati.
Sari Yuliati mendesak Polda NTB untuk mengusut kasus kematian Rizkil Watoni secara transparan.
Diketahui, RW ditemukan meninggal dunia gantung diri, Minggu (16/3/2025).
RW mengakhiri hidup karena adanya tekanan dan intimidasi dari pihak kepolisian setelah ia dituduh curi ponsel di minimarket.
"Saya meminta Polda NTB untuk melakukan investigasi secara serius dan transparan,"
"Jika ada oknum yang terbukti melakukan intimidasi atau pelanggaran prosedur, maka harus segera ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku," tegas Sari Yuliati, dikutip dari TribunLombok.com.
Ia juga menuturkan untuk penting menjaga kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.
"Kepercayaan publik adalah kunci dalam menjaga stabilitas dan wibawa aparat penegak hukum,"
"Kasus seperti ini tidak boleh terjadi lagi, dan langkah konkret harus diambil untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan wewenang oleh aparat," tambahnya.
Gelombang protes juga muncul setelah RW mengakhiri hidup hingga berujung aksi pembakaran Polsek Kayangan.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Komisi III DPR RI Desak Polda NTB Usut Tuntas Kematian ASN yang Menyulut Kemarahan Warga Kayangan
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribunlombok.com, Robby FIrmansyah/Ahmad Wawan Sugandika)(Kompas.com, Fitri Rachmawati)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.