Selasa, 9 September 2025

Wartawati Dibunuh Oknum TNI

Juwita Diam-Diam Rekam Video Dugaan Aksi Bejat Kelasi Satu J, Tangannya Bergetar Ketakutan

Juwita diam-diam merekam dugaan rudapaksa yang dilakukan Kelasi Satu J terhadap dirinya, tangan wartawati itu bergetar ketakutan.

Kolase: BanjarmasinPost.co.id/Istimewa dan X @BNN Kota Banjarbaru
WARTAWAN PEREMPUAN TEWAS - (Kiri) Juwita, seorang jurnalis media online meninggal di jalan arah ke Kiram di kawasan Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru arah Kiram, Sabtu (22/3/2025) dan (Kanan) Foto Juwita semasa masih hidup. Juwita diam-diam merekam dugaan rudapaksa yang dilakukan Kelasi Satu J terhadap dirinya, tangan wartawati itu bergetar ketakutan. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebelum dibunuh anggota TNI Angkatan Laut (AL), Kelasi Satu J, wartawati Juwita disebut sempat dirudapaksa dua kali.

"Berdasarkan alat bukti, kami sampaikan bahwa korban mengalami kekerasan seksual, ini adalah pemerkosaan," kata kuasa hukum keluarga korban, Muhamad Pazri, dilansir Banjarmasinpost.co.id.

Disebutkan, Juwita sempat menceritakan kejadian tersebut kepada kakak iparnya pada 26 Januari 2025.

Juwita juga menunjukkan bukti berupa video pendek yang ia rekam secara diam-diam dan beberapa foto.

Tangan perempuan asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan, itu sampai bergetar ketakutan, merekam dugaan aksi bejat Kelasi Satu J.

"Bukti di dalam video berdurasi sekitar 5 detik itu, korban merekam pelaku sedang mengenakan celana an baju setelah melakukan aksinya."

"Saat itu, korban ketakutan, sehingga rekaman video itu bergetar," ungkap Pazri.

Pazri menjelaskan peristiwa pertama terjadi pada rentang waktu 25-30 Desember 2024.

Kemudian, kejadian kedua pada 22 Maret 2025, tepat pada hari jasad Juwita ditemukan.

Awalnya, korban dan pelaku berkenalan lewat media sosial. Komunikasi keduanya pun makin intens hingga bertukar nomor telepon.

Selanjutnya, pada akhir tahun 2024, Kelasi Satu J disebut meminta korban memesan sebuah kamar hotel di Banjarbaru. Alasannya, pelaku kelelahan setelah kegiatan.

Baca juga: Alasan Keluarga Juwita Minta Jumran Tes DNA, Wartawati di Banjarbaru Diduga Alami Kekerasan Seksual

Korban yang tak menaruh curiga lantas memesankan kamar untuk pelaku di sebuah hotel yang berada di Banjarbaru.

"Setelah itu, pelaku menyuruh korban menunggu, setelah datang pada hari itu, pelaku membawa korban masuk ke dalam kamar dan mendorong ke tempat tidur."

"Pelaku sempat memiting korban sebelum merudapaksa di dalam kamar tersebut," papar Pazri.

Sementara itu, dugaan rudapaksa ini seolah diperkuat dengan temuan sperma di rahim korban.

"Berdasarkan keterangan dari dokter forensik, sperma tersebut diketahui memiliki volume yang besar," tandasnya.

Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi pihak keluarga terkait asal-usul sperma tersebut.

Untuk itu, pihak keluarga meminta agar dilakukan tes DNA terhadap sperma yang ditemukan di rahim korban.

"Hal ini memunculkan pertanyaan tentang asal-usul sperma tersebut. Sehingga, pihak keluarga mengusulkan untuk melakukan tes DNA guna memastikan sperma tersebut," katanya.

Namun, untuk proses tes DNA, lanjut Pazri, memerlukan fasilitas forensik yang lebih lengkap, dan tidak tersedia di Kalimantan Selatan.

Karena itu, ia mengusulkan agar tes DNA dilakukan di luar daerah.

"Oleh karena itu, kuasa hukum mengusulkan agar tes DNA tersebut dilakukan di luar daerah, seperti di Surabaya atau Jakarta, untuk memastikan hasil yang lebih baik akurat dan tuntas," tandasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Fakta Baru Kasus Pembunuhan Juwita Jurnalis Banjarbaru, Kuasa Hukum: Ada Dugaan Kekerasan Seksual

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus Sene)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan