Senin, 25 Agustus 2025

Dinkes Ungkap Hasil Uji Lab Sampel Air Sumur Lokasi Keracunan Massal di Klaten

Dinkes Klaten ungkap hasil uji laboratorium sampel air sumur yang berada di lokasi kejadian keracunan massal di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno.

Tribun Jogja/Dewi Rukmini
KERACUNAN MAKANAN - Pegawai dari Kecamatan Gantiwarno, Puskesmas Gantiwarno, Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah terlihat mendampingi warga yang mengalami keracunan makanan, Senin(14/4/2025). Dinkes Klaten ungkap hasil uji laboratorium sampel air sumur yang berada di lokasi kejadian keracunan massal di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno. 

TRIBUNNEWS.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten terus menyelidiki penyebab peristiwa keracunan massal yang terjadi di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Senin, 14 April 2025 lalu.

Dinkes Klaten sudah mengambil sampel sisa makanan yang dihidangkan dalam hajatan pagelaran wayang kulit tersebut.

Bukan hanya itu, Dinkes Klaten juga mengambil sampel air sumur yang berada di lokasi kejadian.

Sampel air sumur itu dilakukan uji laboratorium di Dinas Kesehatan Klaten.

Sementara itu, sampel makanan dilakukan uji laboratorium di Balapkesda (Balai Laboratorium dan Pengujian Alat Kesehatan Daerah) Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang. 

Kepala Dinkes Klaten, Anggit Budiarto berujar, pihaknya sudah memperoleh hasil uji laboratorium untuk sampel air yang diambil di lokasi.

Berdasarkan hasil lab, ditemukan adanya kandungan bakteri e-coli di sampel air tersebut.

"Hasilnya sudah keluar kemarin, jadi tertera hasil untuk total bakteri coliform yang termasuk bakteri coli, ambang batasnya 50 CFU/100ml, itu (hasil lab) lebih dari 200 CFU/100ml." 

"Sedangkan untuk Escherichia Coli (bakteri e-coli) yang seharusnya 0, itu ada 88 CFU/100ml," ungkap Anggit, dilansir Tribun Jogja, Kamis (17/4/2025). 

Anggit menyatakan, dalam hasil lab tidak tercantum kondisi tersebut masuk kategori sedang, wajar, ataupun tinggi.

Akan tetapi, jumlah kandungan bakteri yang ditemukan telah melampaui ambang batas.

Baca juga: Cerita Suratno, Korban Keracunan Massal di Klaten: Alami Mual, Tulang Ngilu, hingga Sering BAB

Meski begitu, belum bisa disimpulaj bahwa hal itu sebagai penyebab insiden ratuwan warga Desa Karangturi mengalami keracunan massal.

Pasalnya, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium untuk sampel makanan.

"Hasilnya muncul 5 hari sejak kami kirimkan. Kami kirim ke Semarang pada Selasa (15/4/2025) pagi, kurang lebih akhir pekan ini keluar hasilnya," ujarnya. 

Lebih lanjut, Anggit mengatakan bahwa hasil lab sampel air sumur akan diteruskan ke Puskesma Gantiwarno.

Tujuannya supaya puskesmas menginformasikan kepada pemilik sumur untuk tidak menggunakan air sumur terlebih dahulu. 

"Yang pasti tidak disarankan digunakan untuk konsumsi dulu. Nanti harus dibersihkan dulu dan ada caranya terkait dengan kesehatan lingkungan," jelasnya.

Anggit pun mengimbau masyarakat Klaten, termasuk warga Desa Karangturi agar menjaga kebiasaan serta pola hidup bersih dan sehat.

Warga diminta mengutamakan memakan makanan bergizi seimbang dan menjaga sanitasi lingkungan dengan baik, yakni tidak buang air besar sembarangan dan memperhatikan pengolahan makanan.

Jumlah Korban Keracunan Massal

Posko pelayanan kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan di Desa Karangturi telah bergeser ke Puskesmas Gantiwarno. 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten masih menetapkan insiden keracunan makanan di Desa Karangturi sebagai KLB. 

Anggit Budiarto, mengatakan sampai saat ini belum ada informasi atau kabar terkait pencabutan status KLB sehingga status itu masih terus berjalan. 

"Kalau semua sudah landai bisa dicabut, tapi kami masih menunggu dawuh Bupati Klaten (Hamenang Wajar Ismoyo) dengan melihat situasi yang ada di lapangan," ujar Anggit, Kamis.

Anggit menambahkan, pergeseran posko pelayanan kasus keracunan makanan ke Puskesmas Gantiwarno dilakukan karena sejak Rabu (16/4/2025) siang tidak ada pergerakan atau penambahan warga terdampak yang periksa. 

Meski begitu, saat posko sudah digeser ke Puskesmas Gantiwarno, pihaknya masih mendapatkan data terlapor baru yang sempat terdampak sakit, tetapi belum tercatat. 

"Laporan yang mengalami gejala ternyata masih ada, sehingga sampai Kamis (17/4/2025) siang total ada 160 orang korban," tuturnya.

Dari ratusan orang yang mengalami gejala keracunan makanan itu terdapat 55 orang dirawat inap di rumah sakit. 

Di antaranya 44 orang masih dirawat, 10 orang sudah sembuh, dan satu orang meninggal dunia. 

Sementara itu, total warga yang menjalani rawat jalan ada sebanyak 105 orang, di mana 45 orang dilaporkan sudah sembuh.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Hasil Uji Sampel Air Sumur Lokasi Keracunan Massal di Desa Karangturi Klaten.

(Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Dewi Rukmini)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan