Minggu, 24 Agustus 2025

Diundang Dedi Mulyadi, Nera Siswi SMA yang Jalan Kaki ke Sekolah Dapat Uang: Terlalu Banyak, Pak

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengundang Nera Nur Puspita, siswi SMA yang berjalan kaki ke sekolah, ke Gedung Pakuan.

YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel
DEDI MULYADI BERI UANG - Tangkap layar dari kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Jumat (16/5/2025). Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan sejumlah uang kepada Nera Nur Puspita, siswi SMA di KBB yang berjalan kaki dan naik rakit untuk menuju sekolah. 

TRIBUNNEWS.com - Nera Nur Puspita (16), siswi SMA asal Kampung Cipeundeuy, Desa Jati, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diundang ke rumah dinas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, di Gedung Pakuan Kota Bandung.

Dedi sengaja mengundang Nera karena kagum terhadap semangat remaja tersebut, dalam bersekolah.

Setiap harinya, Nera harus berjalan kaki sekitar dua kilometer dan menyeberang Sungai Citarum menggunakan rakit, untuk menuju sekolahnya di SMAN 1 Saguling.

Awalnya, Nera yang biasanya berangkat pukul 5.00 WIB, akan berjalan kaki dari rumahnya di Kampung Cipeundeuy ke bibir Sungai Citarum sejauh 1 kilometer.

Dari bibir Sungai Citarum, Nera naik rakit untuk menyeberang menuju jalan utama. Setelahnya, ia kembali berjalan kaki sejauh 1 kilometer menuju SMAN 1 Saguling.

"Keren kamu, mantap!" puji Dedi saat bertemu Nera, dikutip dari video YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel yang tayang pada Jumat (16/5/2025).

Baca juga: Dedi Mulyadi Tanya soal Keluarga Aura Cinta, Kepala SMAN 1 Cikarang Utara: Masuk Sekolah Pakai SKTM

Dalam kesempatan itu, Nera mengaku pernah mendapat informasi akan dibangun jembatan dari Kampung Cipeundeuy menuju jalan utama.

Tetapi, kata Nera, hingga saat ini pembangunan jembatan itu tak kunjung dimulai.

"Katanya (mau dibangun jembatan), tapi nggak tahu kapan, Pak," ungkap Nera.

Mengetahui hal tersebut, Dedi pun memastikan akan langsung memerintahkan Kepala Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Jawa Barat untuk mengecek lokasi.

Apabila di lokasi bisa dibangun jembatan bangun, Dedi mengatakan akan langsung membangunnya agar memudahkan Nera dan warga setempat untuk menyeberang.

"Nanti Pak Gubernur mau dilihat, hari ini juga nyuruh Kepala PU untuk dilihat, bisa nggak dibikin jembatan gantung," kata Dedi.

"Kalau nanti bisa dibangun jembatan gantung, dibangunin jembatan gantung," imbuh dia.

Tak hanya itu, Dedi juga berjanji akan memberi Nera pelampung untuk naik rakit agar terjamin keselamatannya.

"Nanti disiapin pelampungnya," ujar Dedi.

Di akhir pertemuannya, Dedi memberikan uang segepok yang semuanya nominal seratus ribu, untuk Nera.

Uang itu sebagai bentuk apresiasi Dedi terhadap semangat Nera untuk bersekolah.

Dedi berharap, adanya hadiah tersebut membuat Nera semakin semangat sekolah dan belajar.

"Nih, Pak Dedi mau ngasih hadiah. Kamu tambah sekolahnya. Beli alat-alat sekolah," kata Dedi sembari memberikan uang segepok.

Nera yang terkejut mengaku uang yang diberikan Dedi terlalu banyak.

Baca juga: Siswi SMA di KBB Jalan Kaki Naik Turun Bukit-Seberangi Waduk ke Sekolah, Berangkat Jam 5 Pagi

"Makasih, Pak. Terlalu banyak, Pak," ujar Nera.

Sempat Ingin Berhenti Sekolah

Dalam kesempatan berbeda, Nera Nur Puspita mengaku sempat ingin berhenti sekolah sebab merasa lelah harus berjalan kaki setiap hari menuju sekolah.

Terlebih, saat cuaca hujan, Nera kerap terpeleset karena kondisi jalan yang licin.

"Pernah, sempat dulu pernah pingin berhenti (sekolah). (Tapi) kata Mama, 'Kenapa berhenti? Jangan berhenti sekolah'," kisah Nera saat ditemui TribunJabar.id di SMAN 1 Saguling, Rabu (14/5/2025).

Hal tersebut turut dibenarkan oleh ibunda Nera, Ida Trisnawati.

Ida mengatakan Nera memang sempat ingin berhenti sekolah.

Namun, demi masa depan Nera, Ida terus memberikan semangat kepada anak pertamanya itu.

"Pernah mau putus sekolah, ngomongnya ya karena dia capek. Tapi saya semangati terus untuk masa depan," ungkap Ida, Rabu.

Lebih lanjut, Ida menyebut Nera memang berangkat sekolah berjalan kaki, sejak duduk di bangku SMP.

Artinya, sudah empat tahun Nera harus menempuh perjalanan dua kilometer tanpa menggunakan kendaraan bermotor.

"Dari awal masuk SMP, SMP kan di situ juga, jadi sudah 4 tahun sampai sekarang. Tiap hari naik rakit," kata Ida.

Nera sendiri mengaku ingin menjadi seorang perawat.

Namun, ia ingin masuk pesantren setelah lulus SMA, sebelum melanjutkan sekolah untuk mewujudkan cita-citanya.

"Cita-cita pengen jadi perawat, nanti keluar sekolah mau pesantren (dulu)," ungkap Nera.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sosok Nera, Siswi SMA di Bandung Barat, Harus Naik Turun Bukit hingga Pakai Rakit untuk ke Sekolah

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJabar.id/Rahmat Kurniawan)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan