Senin, 8 September 2025

Sempat Tak Tahu Dedi Mulyadi adalah Gubernur Jabar, Nera Siswi SMA yang Jalan Kaki: Lihat di TikTok

Nera Nur Puspita, siswi SMA yang setiap hari jalan kaki ke sekolah, sempat tak tahu siapa sebenarnya sosok Dedi Mulyadi.

YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel
DEDI MULYADI UNDANG NERA - Tangkap layar kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel pada Jumat (16/5/2025), menunjukkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengundang Nera Nur Puspita, siswi SMA asal Kabupaten Bandung Barat yang setiap hari jalan kaki ke sekolah, ke Gedung Pakuan, Kota Bandung. Dalam kesempatan itu, Nera sempat tak tahu Dedi adalah Gubernur Jawa Barat. 

TRIBUNNEWS.com - Nera Nur Puspita (16), siswi SMA asal Kampung Cipeundeuy, Desa Jati, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), sempat tak tahu Dedi Mulyadi menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, ketika diundang ke Gedung Pakuan, Kota Bandung.

Nera adalah siswi SMA yang setiap harinya harus berjalan sejauh 2 kilometer dan naik rakit menyeberangi Sungai Citarum, untuk berangkat sekolah.

Dalam tayangan YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Jumat (16/5/2025), Nera ditanya oleh Dedi apakah tahu dirinya siapa.

"Tahu ini teh siapa?" tanya Dedi kepada Nera sambil menunjuk dirinya sendiri.

Nera mengaku, kerap melihat sosok Dedi wara-wiri di TikTok.

Namun, sekarang ini, kata Nera, ia tak lagi bisa melihat sosok Dedi sebab aplikasi TikToknya telah dihapus.

Baca juga: Diundang Dedi Mulyadi, Nera Siswi SMA yang Jalan Kaki ke Sekolah Dapat Uang: Terlalu Banyak, Pak

"Pak Dedi Mulyadi. (Saya tahu karena) lihat dari video di TikTok."

"Suka (lihat TikTok), tapi sekarang sudah penuh karena penyimpanan penuh," tutur Nera.

Nera pun mengaku senang bisa bertemu Dedi yang sebelumnya hanya ia lihat di TikTok.

Meski demikian, Nera tak tahu siapa Dedi sebenarnya.

"Senang, kaget (diundang bertemu Dedi) baru pertama ke sini. Nggak tahu (Dedi siapa)" kata Nera sambil tersenyum malu.

"Apa Pak Dedi Mulyadi teh pekerjaannya?" tanya Dedi lagi.

"Nggak tahu. Gubernur?" tanya Nera memastikan.

Lagi-lagi, Nera menjawab tidak tahu saat Dedi bertanya ia menjabat sebagai Gubernur provinsi mana.

Nera awalnya menebak apakah Dedi memimpin Kabupaten Bandung Barat atau Kota Bandung.

"Provinsi mana? Pak Dedi teh Gubernur mana?" tanya Dedi.

"Jawa Barat," jawab Nera.

Dalam kesempatan yang sama, Dedi melayangkan pujian untuk Nera.

Ia mengaku kagum terhadap semangat Nera untuk bersekolah, meski setiap harinya harus berjalan kaki dan naik rakit.

"Kamu anak hebat, punya semangat untuk bersekolah," ujar Dedi.

Baca juga: Siswi SMA di KBB Jalan Kaki Naik Turun Bukit-Seberangi Waduk ke Sekolah, Berangkat Jam 5 Pagi

Dedi Mulyadi Utus Kepala PU

Kepada Nera Nur Puspita, Dedi Mulyadi berjanji akan mengutus Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Jawa Barat, mensurvei lokasi Nera menyeberang Sungai Citarum.

Apabila memungkinkan dibangun jembatan gantung, kata Dedi, maka akan segera dibangun.

"Nanti Pak Gubernur mau lihat, hari ini juga nyuruh Kepala PU untuk dilihat, bisa nggak dibikin jembatan gantung."

"Kalau nanti bisa dibangun jembatan gantung, dibangunin jembatan gantung," urai Dedi.

Sebelumnya, sosok Nera viral di media sosial karena setiap hari berjalan kaki dan naik rakit untuk berangkat sekolah.

Setiap harinya, Nera harus berjalan kaki sekitar dua kilometer dan menyeberang Sungai Citarum menggunakan rakit, untuk menuju sekolahnya di SMAN 1 Saguling.

Awalnya, Nera yang biasanya berangkat pukul 5.00 WIB, akan berjalan kaki dari rumahnya di Kampung Cipeundeuy ke bibir Sungai Citarum sejauh 1 kilometer.

Dari bibir Sungai Citarum, Nera naik rakit untuk menyeberang menuju jalan utama. Setelahnya, ia kembali berjalan kaki sejauh 1 kilometer menuju SMAN 1 Saguling.

Rutinitas itu sudah dilakoni Nera sejak ia masuk SMP, empat tahun lalu.

"Dari awal masuk SMP, SMP kan di situ juga, jadi sudah 4 tahun sampai sekarang. Tiap hari naik rakit," kata ibu Nera, Ida Trisnawati, kepada TribunJabar.id, Rabu (14/5/2025).

Karena itu, Nera sempat ingin putus sekolah karena lelah harus berjalan setiap hari.

"Pernah mau putus sekolah, ngomongnya ya karena dia capek. Tapi saya semangati terus untuk masa depan," ungkap Ida.

Sebenarnya, lanjut Ida, ada jalur lain yang bisa dilewati sepeda motor, namun membutuhkan waktu sekitar setengah jam.

Tetapi, karena keluarganya tidak mempunyai kendaraan, alhasil Nera harus berjalan kaki setiap hari.

"Ada akses (jalan) lain, kalau naik motor setengah jam, kalau dari sini (motong) sekitar 20 menit juga nyampe. Tapi kan saya tidak ada kendaraan," ujar Ida.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Jalur Ekstrem Pelajar SMA di Bandung Barat demi ke Sekolah, Naik Rakit Seberangi Waduk Saguling

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJabar.id/Rahmat Kurniawan)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan