Notaris Tewas di Sungai Citarum
Kematian Notaris Sidah Alatas Diduga Berencana, Kriminolog Ungkap Peran Sopir dan Cara Buang Jenazah
Misteri kematian notaris Sidah Alatas (60) terkuak. Sopir korban jadi tersangka, kriminolog duga pembunuhan di Sungai Citarum ini berencana.
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Misteri di balik kematian notaris Sidah Alatas (60) yang jasadnya ditemukan terikat di Sungai Citarum, Kedungwaringin, Bekasi, mulai terkuak.
Dengan penetapan tiga tersangka, termasuk sopir korban, Guru Besar Kriminologi FISIP Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, mengungkapkan dua alasan kuat yang menunjukkan kasus pembunuhan ini sudah direncanakan.
Sidah Alatas, yang terakhir terlihat pada Selasa (1/7) sebelum ditemukan tewas pada Rabu (3/7), diduga menjadi korban pencurian dengan kekerasan.
Tim gabungan Polres Metro Bekasi dan Polda Metro Jaya telah menangkap enam orang yang diduga terlibat, dengan tiga di antaranya kini berstatus tersangka.
Baca juga: Keluarga Sidah Alatas Yakin Pembunuhan Direncanakan, Bukti Batu Pengganjal di Kaki Korban
Dua Alasan Kuat Pembunuhan Direncanakan Menurut Kriminolog:
Menurut Adrianus Meliala, dua hal menjadi indikasi kuat adanya perencanaan dalam pembunuhan ini:
Pengamatan Kebiasaan Korban oleh Sopir: Adrianus menjelaskan bahwa sopir korban, yang kini menjadi salah satu tersangka, kemungkinan besar telah mengamati kebiasaan majikannya.
"Si sopir tentu sudah mengamati kebiasaan dari majikannya kalau bisa dibilang begitu dan kemudian mengambil saat yang tepat dan juga dalam rangka membuangnya," kata Adrianus, dikutip dari tayangan Kompas TV, Minggu (6/7). Ini menunjukkan adanya pengintaian dan pemilihan waktu yang tepat untuk melancarkan aksi.
Perencanaan Pembuangan Jenazah: Adrianus juga menduga para pelaku sudah merencanakan bagaimana membuang jenazah Sidah Alatas.
Ia menyoroti penggunaan pemberat, yakni batu, pada jenazah korban.
"Jenazah Sidah beberapa hari setelah dibuang ke Sungai Citarum akan mengambang. Oleh karena itu, para pelaku memakai pemberat yakni batu agar jenazah tidak mengambang. Jadi dengan kata lain sudah dirancang sejak awal," imbuhnya.
Baca juga: Siapa Sidah Alatas? Notaris Senior Tewas di Sungai Citarum Bekasi, Ini Sosoknya di Mata Tetangga
Motif dan Peran Pihak Lain Masih Didalami Polisi
Hingga kini, Adrianus masih menunggu penjelasan resmi dari pihak kepolisian mengenai motif pembunuhan. Para pelaku saat ini masih dijerat dengan pasal pencurian.
"Itu kan artinya apa ada barang yang barang-barang dari sang majikan yang diambil oleh ketiga orang dan kemudian lalu kemudian dilanjutkan dengan pembunuhan dan kemudian lalu ditadah ya," jelasnya.
Adrianus juga melihat hal menarik karena para pelaku belum dijerat dengan pasal pembunuhan, yang mengindikasikan polisi masih membuka kemungkinan penerapan pasal tersebut di kemudian hari.
Ia bahkan tidak menutup kemungkinan motif pembunuhan ini berkaitan dengan profesi korban sebagai notaris.
Mengenai tiga orang yang masih berstatus saksi, Adrianus menduga mereka tidak terlibat dalam tindak kekerasan terhadap Sidah Alatas. Mereka kemungkinan besar adalah penadah barang hasil kejahatan.
"Di sini belum disebutkan oleh kepolisian bendanya apa sih yang ditadahkan? Apakah perhiasan, motor, atau mobil ya," pungkas Adrianus, menekankan bahwa pasal yang dikenakan akan berbeda jika para penadah tidak mengetahui asal-muasal barang tersebut.
Baca juga: Tewas di Sungai Citarum, Kondisi Jenazah Notaris Sidah Alatas Mengenaskan, Kaki Diikat Batu
Penjelasan Polisi: Dugaan Pencurian dengan Kekerasan
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi pada Minggu (6/7) membenarkan penemuan jasad Sidah Alatas dengan kaki terikat di Sungai Citarum pada Rabu (3/7).
"Fakta awal yang ditemukan sampai dengan saat ini oleh tim penyidik, maka ada dugaan tindak pidana pencurian dengan kekerasan," ujarnya.
Ade Ary menjelaskan bahwa enam orang telah diamankan, dengan tiga di antaranya ditetapkan sebagai tersangka kasus pencurian dengan kekerasan, termasuk sopir korban yang berniat merampas mobil.
Tiga orang lainnya yang diamankan akan menjalani gelar perkara pada pagi ini untuk menentukan status hukum terkait dugaan tindak pidana pertolongan jahat atau penadahan.
"Jadi kelompoknya ada dua. Kelompok pelaku pencurian dengan kekerasan, kemudian kelompok kedua adalah kelompok pertolongan jahat atau penadahan," jelas Ade Ary.
Sidah Alatas, seorang ibu tunggal dengan tiga anak setelah suaminya meninggal, dikenal sebagai sosok pekerja keras yang tak mengenal waktu.
Ketua RT setempat, Deni, menyebut Sidah sudah bekerja sejak subuh dan pulang tak menentu.
Ia juga dikenal aktif bersosialisasi dan bergaul baik dengan tetangganya.
Hilangnya Sidah pada Selasa (1/7) pagi dari rumahnya di Tirta Mas Residen Blok B, Taman Cimanggu, Kota Bogor, akhirnya terjawab tragis dengan penemuan jasadnya dua hari kemudian.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.