Penerimaan Siswa Baru
Kondisi Miris SMK Veteran Cirebon: Jumlah Murid Baru Makin Turun, Gaji Guru Cuma Rp300 Ribu
Kondisi miris dialami oleh para guru di SMK Veteran Cirebon, Jawa Barat yang hanya digaji sekitar Rp300 ribu per bulan. Jumlah murid menurun.
TRIBUNNEWS.COM - Kondisi miris dialami para guru di SMK Veteran Cirebon, Jawa Barat yang hanya digaji sekitar Rp300 ribu per bulan.
Hal itu disampaikan oleh Kepala SMK Veteran Cirebon, Wahyu Hidayat, saat ditemui Tribun Jabar di ruang kerjanya, Jumat (11/7/2025).
“Sedih rasanya. Seorang guru lulusan S1 yang mengabdikan diri mendidik anak bangsa, tapi gajinya tidak sampai Rp300 ribu. Apakah itu pantas?” kata Wahyu dengan suara bergetar.
Nasib 28 guru di SMK Veteran Cirebon ini makin tak menentu setelah jumlah murid yang masuk makin turun.
Tahun lalu, jumlah murid yang mendaftar di sana mencapai 50-an siswa, sedangkan pada tahun ini hanya 11 siswa yang mendaftar.
Jumlah itu begitu menyedihkan bagi sekolah swasta yang pernah berjaya pada era 90-an dengan ribuan murid ini.
“Kondisinya memang sangat-sangat prihatin banget. Kami hanya bisa banyak berdoa dan terus mencari siswa baru, meskipun kami bingung, apakah masih ada siswa yang bisa kami cari,” ujar Wahyu Hidayat.
Menurutnya, tahun ini menjadi salah satu masa terberat bagi SMK Veteran, apalagi kebijakan terbaru yang memperbolehkan sekolah negeri menerima hingga 50 siswa per kelas berdampak langsung terhadap turunnya jumlah pendaftar di sekolah swasta.
“Yang gelombang satu saja informasinya ditarik kembali ke negeri. Sekolah negeri bahkan yang biasanya menerima sekian siswa, sekarang malah nambah. Kami makin bingung,” ucapnya.
Penurunan Bukan Hal Baru
Sebenarnya, penurunan jumlah siswa bukan hal baru bagi SMK Veteran Cirebon.
Titik awal menurunnya minat belajar di sekolah ini ialah saat pandemi Covid-19 pada tahun 2020 lalu.
Baca juga: Pesan Gus Ipul ke Guru Sekolah Rakyat: Semua Harus dengan Kasih Sayang
Dari yang sebelumnya masih bisa mendapatkan 40-50 siswa, kini jumlahnya makin menyusut.
Tahun lalu hanya sebanyak 30 siswa yang masuk dan tahun ini tinggal sepertiganya.
Wahyu yang menjabat sejak Januari 2025 mengaku telah melakukan berbagai cara agar SMK Veteran Cirebon kembali dikenal, tetapi usahanya belum membuahkan hasil signifikan.
“Tidak mudah menstabilkan kondisi ini. Saya sudah berusaha mengenalkan kembali SMK Veteran lewat berbagai kegiatan."
"Tapi ya itu, saingan makin banyak, dan aturan juga makin berat bagi sekolah kecil seperti kami,” jelasnya.
Berharap Pemerintah Beri Perhatian
Menurunnya jumlah siswa bukan hanya berdampak terhadap kelangsungan institusi, melainkan juga menyentuh urusan pendapatan para guru.
Di SMK Veteran Cirebon, sebanyak 28 guru masih bertahan mengajar di tengah ketidakpastian dengan gaji Rp300 ribu per bulan.
Wahyu pun berharap ada perhatian lebih dari pemerintah terhadap sekolah swasta kecil.
Menurutnya, pemerintah selama ini terlalu fokus pada sekolah-sekolah besar dan melupakan lembaga pendidikan kecil yang juga punya peran penting.
“Kami tidak mau menyalahkan siapa-siapa. Tapi yuk, duduk bareng, cari solusi. Kenapa siswa putus sekolah hanya ditarik ke negeri? Kenapa tidak dibagi ke swasta juga? Supaya adil."
"Kalau sekolah swasta tutup, guru-guru bisa kehilangan pekerjaan, dan itu akan berdampak ke keluarga mereka,” ujarnya.
Ketika Tribun Jabar datang ke lokasi, suasana sekolah tetap tertata rapi. Buku-buku di ruang guru dan ruang kepala sekolah juga tersusun dengan baik.
Beberapa siswa terlihat sedang rapat kegiatan di salah satu ruangan, tetapi ruang kelas di lantai atas dibiarkan kosong. Bahkan sebagian atapnya sudah berlubang dimakan waktu.
“Dulu kita pernah jaya karena sekolah swasta belum banyak. Kita terkenal murah, disiplin dan dicari. Tapi sekarang kondisinya sangat berbeda,” ucap Wahyu.
Saat ini, SMK Veteran Cirebon mempunyai 25 ruang kelas, tetapi kebanyakan tak lagi terisi.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Gaji Guru SMK Veteran Cirebon Cuma Rp 300an Ribu, Menyesakkan karena Jumlah Murid Baru Makin Turun.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunJabar.id/Eki Yulianto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.